Home / Nasional / 11 Update Perang Israel-Gaza, Data Baru Korban-Senjata Korut

11 Update Perang Israel-Gaza, Data Baru Korban-Senjata Korut

11 Update Perang Israel-Gaza, Data Baru Korban-Senjata Korut

Jakarta,REDAKSI17.COM– Serangan masih terus terjadi di area area Gaza. Serangan itu diluncurkan oleh Israel sebagai pembalasan dendam atas penyerangan kelompok militan Palestina, Hamas, ke wilayahnya pada 7 Oktober lalu.

Berikut dinamika perang Israel-Hamas sebagaimana dikumpulkan CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Selasa (17/10/2023):

Korban Tewas Tembus 4.265

Korban tewas perang Hama kemudian Israel pada masa sekarang ini mencapai 4.265 orang. Dari data terbaru, dikutip Al-Jazeera, korban terus bertambah dalam Gaza, Tepi Barat lalu Israel.

Di Gaza, terdapat 2.808 warga tewas dengan 10.859 luka. Sementara pada tempat Tepi Barat, ada 57 tewas dengen 1.200 terluka.

Di Israel dilaporkan 1.400 tewas. Sedangkan bilangan terluka mencapai 3.500 orang.

Perang Menyebar ke Lebanon

Israel disebut juga menyerang Lebanon. Ini ditegaskan Menteri Luar Negeri Bou Habib, mengutip Al-Jazeera.

Ia mengatakan Israel harus menyetop aksi provokasinya. Tel Aviv mirip hanya sekali menyebar minyak pada bara api, kemudian mampu melebarkan perang.

“Kami tak pro-perang,” katanya.

“Kami ingin ketenangan di area dalam kawasan,” tambahnya lagi.

Biden Kunjungi Israel

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melakukan kunjungan ke Israel pada Rabu. Hal hal yang diungkapkan oleh pihak Gedung Putih juga Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

“Presiden akan menegaskan kembali solidaritas AS dengan Israel kemudian komitmen kuat kami terhadap keamanannya,” kata Blinken pada tempat Tel Aviv.

“Israel mempunyai hak dan juga juga kewajiban untuk membela rakyatnya dari Hamas juga teroris lainnya serta mencegah serangan di tempat area masa depan,” tuturnya, sebagaimana dilansir AFP.

“Biden akan mendengar dari Israel apa yang tersebut digunakan dibutuhkan untuk membela rakyatnya saat kami terus bekerja sejenis dengan Kongres untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” katanya.

AS Siagakan 2.000 Tentara

Sekitar 2.000 tentara AS sudah lama diperintahkan untuk bersiap ditempatkan dalam Timur Tengah guna memberikan dukungan kepada Israel. Kabar ini disampaikan oleh orang pejabat pertahanan negara tersebut.

“Pasukan itu (sebenarnya) belum dikirim ke mana pun, juga belum tentu dikirim ke Israel atau Gaza. Jika mereka itu itu dikerahkan, dia akan pergi ke negara terdekat untuk bersiap menggalang Israel dalam perang melawan Hamas,” kata pejabat itu, seperti dikutip NBC News.

Lebih lanjut, pasukan yang dimaksud mana menerima pesanan sudah berada dalam status persiapan penempatan 96 jam. Bahkan, tambahnya, kesiapan telah dilakukan dijalankan dipersingkat menjadi 24 jam.

Mereka yang yang dikerahkan akan mencakup anggota militer dengan berbagai kemampuan lalu juga spesialisasi. Termasuk memberikan dukungan medis juga menangani komponen peledak.

Jepang “Turun Tangan”

Israel terus mengintensifkan serangannya ke wilayah Gaza, Palestina. Hal ini menyusul serangan penguasa wilayah itu, Hamas, ke daerah Israel Selatan pada 7 Oktober lalu.

Serangan Israel dikerjakan dengan cara membabi buta. Banyak lokasi yang ditarget oleh Tel Aviv, memicu ribuan korban tewas dari umum sipil.

Israel juga memblokade akses utilitas lalu logistik ke wilayah itu, memicu kelangkaan bahan-bahan pokok kemudian melemahnya sektor kesehatan sebab kekurangan obat-obatan dan juga juga listrik.

Untuk itu, Jepang memutuskan untuk terlibat dalam membantu umum Gaza. Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengumumkan bahwa Tokyo akan memberikan hingga US$ 10 jt (Rp 157 miliar) kepada Gaza.

“Jepang berharap situasi di dalam area Israel serta wilayah Palestina akan tenang sesegera mungkin,” katanya dalam konferensi pers, Selasa.

Perang “Melebar” ke Eropa

Perang Hamas kemudian Israel “melebar” ke sebagian negara. Setelah kekerasan terjadi di area dalam Prancis juga Amerika Serikat (AS), kali ini dampak perang terjadi pada Jerman.

Ini terkait Pameran Buku Frankfurt di area tempat negeri itu. Acara penerbitan terbesar pada tempat dunia itu “diboikot” beberapa total negara.

Meski akan dimulai Rabu, lebih lanjut tinggi dari seminggu sejak Hamas melancarkan serangan ke Israel yang digunakan berujung bombardir Tel Aviv ke Jalur Gaza, panitia mengecam serangan. Bahkan, berjanji menonjolkan pernyataan “Israel”.

“Berdiri dengan solidaritas penuh dalam pihak Israel,” kata Direktur Juergen Boos dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

Ini pun diikuti dengan penundaan upacara penghargaan penulis Palestina, Adania Shibli. Hal yang tersebut memicu kecaman dari para penulis terkemuka serta juga penarikan beberapa kelompok Arab.

“Menunda penghargaan yang disebut sebanding cuma dengan menghentikan ruang bagi pendapat Palestina”, kata surat terbuka yang mana ditandatangani oleh Abdulrazak Gurnah kemudian juga Olga Tokarczuk, keduanya pemenang Hadiah Nobel Sastra Dunia.

“Pameran Buku Frankfurt mempunyai tanggung jawab, sebagai pameran buku internasional yang dimaksud digunakan besar, untuk menciptakan ruang bagi para penulis Palestina untuk berbagi pemikiran, perasaan, refleksi merek terhadap sastra melalui masa-masa yang digunakan digunakan mengerikan serta kejam ini, bukan menutupnya,” tambahnya.

Iran Warning Israel

Iran memperingatkan kemungkinan adanya “tindakan pencegahan” terhadap Israel “dalam beberapa jam mendatang”. Ini ketika Israel bersiap untuk melakukan serangan darat di dalam area Jalur Gaza.

Teheran berulang kali mengingatkan bahwa invasi darat ke Gaza yang dimaksud hal itu sudah lama diblokade akan ditanggapi oleh pihak lain. Hal itu memicu kegelisahan akan konflik yang dimaksud dimaksud tambahan luas yang dimaksud dapat melibatkan negara lain.

“Kemungkinan tindakan pencegahan oleh poros perlawanan diperkirakan terjadi dalam beberapa jam mendatang,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian dalam siaran langsung ke TV pemerintah, Merujuk pada pertemuannya dengan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Sabtu lalu.

Yordania Wanti-Wanti kesulitan Pengungsi Gaza

Raja Abdullah II dari Yordania memperingatkan bahwa perpindahan warga Palestina ke Yordania dan juga juga Mesir adalah sebuah “garis merah”. Ia mengatakan tiada akan ada pengungsi di tempat tempat Yordania kemudian tiada ada pengungsi di tempat tempat Mesir.

Berbicara bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz pada konferensi pers pada Berlin, Raja memperingatkan segala bentuk migrasi paksa. Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas banyaknya korban jiwa pada pihak Palestina lalu Israel kemudian situasi kemanusiaan yang tersebut dimaksud mengerikan pada area Gaza, yang dimaksud yang disebut digambarkan sebagai hal yang dimaksud mana “tidak dapat diterima,” baik dari segi hukum kemudian kesulitan kemanusiaan.

“Itu adalah garis merah, akibat menurut saya itu adalah rencana tersangka tertentu untuk mencoba menciptakan permasalahan de facto dalam lapangan. Tidak ada pengungsi di area area Yordania, tak ada pengungsi dalam Mesir. Ini adalah situasi berdimensi kemanusiaan yang dimaksud harus ditangani dalam area Gaza juga Tepi Barat lalu tidaklah mencoba kemudian memaksakan tantangan Palestina dalam masa depan ke pundak orang lain,” kata Raja Abdullah II.

“Tahun ini adalah tahun paling berdarah bagi warga Palestina serta Israel dalam beberapa tahun terakhir, kemudian akan menjadi lebih tinggi lanjut buruk kecuali kita menghentikan perang ini serta bencana kemanusiaan yang dimaksud mana diakibatkannya,” tambahnya.

PBB mengambil bagian Jadi Korban Serangan Israel

Setidaknya 17 anggota staf badan bantuan PBB dalam dalam Gaza (UNRWA) tewas dalam serangan udara Israel sejak 7 Oktober, kata badan itu dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

UNRWA mengatakan serangan udara Israel terus berlanjut dalam area Khan Younis juga wilayah selatan lainnya dalam wilayah kantong tersebut.

“Diperkirakan 1 jt orang telah lama lama mengungsi dalam Jalur Gaza, juga hampir 400.000 orang mencari perlindungan pada infrastruktur UNRWA,” kata badan tersebut.

Meskipun ada perintah evakuasi IDF, sebagian pengungsi internal yang jumlahnya bukan diketahui masih berada dalam sekolah-sekolah UNRWA dalam wilayah utara, kata badan tersebut, seraya menambahkan bahwa dia tiada ada dapat lagi membantu atau melindungi orang-orang dalam wilayah tersebut.

Resolusi Rusia persoalan Gaza Ditolak

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin menolak resolusi Rusia yang mana menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang antara Israel kemudian juga Hamas lantaran rancangan hal itu tidaklah ada mendapatkan jumlah total total minimum kata-kata yang tersebut itu diperlukan untuk disahkan.

Resolusi hal itu mendapat lima pernyataan mendukung, empat menentang kemudian enam abstain, dengan Amerika Serikat, Inggris dan juga juga Perancis memberikan kata-kata menentang sebab kegagalan resolusi yang dimaksud dalam mengutuk Hamas atas serangannya terhadap Israel. Draf hal itu memerlukan sembilan ucapan untuk dapat dilanjutkan.

“Dengan gagal mengutuk Hamas, Rusia memberikan kedok kepada kelompok teroris yang mana dimaksud melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil yang mana yang disebut tiada bersalah. Ini keterlaluan, munafik, serta bukan dapat dipertahankan,” kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield dalam membenarkan keputusan AS.

Ia sebelumnya membandingkan serangan yang dimaksud dijalani oleh Hamas dengan “kekejaman paling keji yang digunakan dilaksanakan oleh ISIS.”

Senjata Korut Dipakai Hamas

Korea Utara (Korut) disebut-sebut telah dilakukan lama memberikan dukungan senjata untuk pejuang Palestina, Hamas, dalam aksinya menyerang Israel. Hal ini disampaikan mantan Duta Besar (Dubes) Israel untuk Korea Selatan (Korsel), Akiva Tor, kepada Voice of America (VOA).

Tor menyebut bahwa senjata-senjata hal hal itu sudah berada dalam Iran dalam waktu yang digunakan yang lama. Diketahui, Pyongyang menyuarakan dukungan kuat kepada Palestina.

“Kami akan menghancurkan senjata-senjata ini di tempat tempat Gaza,” tambah Tor.

Sejak Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober, foto-foto granat berpeluncur roket F-7 yang mana mana diklaim dibuat oleh Korut juga sudah muncul dalam media sosial X.

Bruce Bechtol, mantan perwira intelijen pada Badan Intelijen Pertahanan AS yang digunakan digunakan saat ini menjadi profesor ilmu urusan urusan politik di area tempat Angelo University pada dalam Texas, mengatakan kepada VOA Korean melalui email bahwa F-7 dalam sebuah foto merupakan pesawat buatan Pyongyang.

“Tampaknya beberapa besar senjata yang dimaksud digunakan Hamas berasal dari Korut,” tambahnya.

Bechtol melanjutkan bahwa lebih besar tinggi banyak senjata Korut kemungkinan akan ditemukan di area area Gaza setelah Pasukan Pertahanan Israel memulai serangan darat pada wilayah tersebut.

Sementara itu, dalam pernyataan pada kantor berita resmi Korut, KCNA, Pyongyang menegaskan bahwa informasi itu adalah palsu. Menurut Pyongyang, laporan hal itu adalah cara AS untuk mencari kambing hitam baru atas konflik yang mana digunakan terjadi di area area Gaza.

“Ini hanyalah upaya untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang digunakan disebabkan oleh kebijakan hegemonik yang digunakan dimaksud salah ke negara ketiga kemudian dengan demikian menghindari kritik internasional yang tersebut itu berfokus pada kerajaan kejahatan,” kata negara itu dikutip AFP.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *