Home / Nasional / 2 Dubes RI Laporkan Efek Ngeri Konflik Iran-Israel ke Airlangga

2 Dubes RI Laporkan Efek Ngeri Konflik Iran-Israel ke Airlangga

2 Dubes RI Laporkan Efek Ngeri Konflik Iran-Israel ke Airlangga

Jakarta,REDAKSI17.COM   – Duta besar Indonesia dalam Yordania serta Iran mengungkapkan adanya kemungkinan efek domino dari serangan Iran ke Israel pada Sabtu lalu, terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah Indonesia merek minta untuk menetapkan langkah antisipasi.

Para duta besar itu menyampaikan laporan prospek risiko ini dalam rapat koordinasi yang digunakan digunakan digelar oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Senin (15/4./2024). Duta Besar RI untuk Yordania pada Amman ialah Ade Padmo Sarwono sedangkan Dubes RI untuk Iran pada dalam Teheran ialah Ronny P. Yuliantoro.

Dubes RI pada area Amman mengatakan, seusai serangan rudal juga juga drone dari Iran ke Israel pada Sabtu lalu, berbagai pihak yang tersebut terlibat dalam kawasan Timur Tengah tiada ingin konflik meluas, kemudian memberikan dampak terhadap tatanan perekonomian global, khususnya di tempat dalam kawasan.

“Berbagai pihak saat ini berupaya untuk meredam eskalasi konflik. Secara umum, ketegangan dalam area kawasan meningkat, namun sejauh ini masih dapat dikelola,” ungkap Dubes Ade Padmo Sarwono saat rapat koordinasi seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (16/4/2024).

Sementara itu, Dubes RI pada tempat Teheran mengatakan, mengungkapkan perkembangan urusan urusan politik dalam dalam negeri Iran sendiri juga pentingnya antisipasi berbagai dampak eskalasi dari serangan Iran ke srael. Sebab, menurutnya, konflik itu akan mengganggu aktivitas perdagangan lalu juga lalu lintas logistik pada tempat kawasan.

“Kita perlu mengantisipasi dampak ketegangan pada tempat kawasan serta disrupsi logistik serta rantai pasok, sebab pentingnya posisi serta jalur Selat Hormuz yang tersebut mengakomodasi puluhan ribu kapal per tahun,” ujar Dubes Ronny P. Yuliantoro.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sendiri sudah mencatat peningkatan konflik geopolitik Iran dan juga juga Israel pada akhir pekan lalu sudah menyebabkan nilai minyak mentah global bergejolak. Diikuti dengan gejolak mata uang akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) sebagai aset safe heaven saat masa krisis.

Pada Senin kemarin, nilai minyak mentah Brent naik ke level US$90,29/barel dari posisi 1 Januari 2024 sebesar US$ 77,4/barel. Sedangkan nilai tukar minyak mentah jenis WTI sudah diperdagangkan pada tempat level US$ 85,42/barel, lebih tinggi tinggi tinggi dari posisi pada 1 Januari 2024 sebesar US$ 71,65/barel.

Sementara itu, nilai tukar beberapa negara di tempat dalam kawasan Asia anjlok terhadap dolar AS, seperti Thailand juga Won Korea terdepresiasi sebesar 0,24% (dtd), serta juga Ringgit Malaysia sebesar 0,24% (dtd). Mayoritas bursa pada Asia Pasifik juga bergerak pada zona merah. Pada Penutupan Pasar (15/04) indeks FKLCI Malaysia melemah 0,55% (dtd), diikuti Kospi sebesar 0,42% (dtd).

Untuk Indonesia, Bursa Efek Indonesia serta Pasar Spot Rupiah domestik masih ditutup seiring dengan adanya libur Hari Raya Idul Fitri. Namun demikian berdasarkan data pasar spot luar negeri (Trading Economics), nilai tukar Rupiah berada di tempat tempat level Rp16.060.

Untuk meredam dampak kenaikan nilai tukar minyak global akibat konflik geopolitik Iran serta Israel, Pemerintah juga mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai peredam tekanan atau shock absorber. Koordinasi lebih besar lanjut lanjut akan dijalani bersama otoritas moneter dan juga juga fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan dalam menjaga pertumbuhan serta stabilitas ekonomi.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *