Depok,REDAKSI17.COM – Dalam beberapa tahun terakhir, mulai dilakukan inisiasi deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak di tahun 2018 oleh tim dari FK-KMK UGM dan RSUP dr. Sardjito bersama 18 Puskesmas di Kota Yogyakarta.

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan dalam Seminar 13th Pediatric Cardiology Update di Royal Ambarukmo pada Kamis (14/8/2025).

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan.

Pihaknya menyatakan kegiatan deteksi dini tersebut menyasar 104 Sekolah Dasar dan melakukan pemeriksaan terhadap 3.057 anak. Hasilnya ditemukan 2.631 anak normal, 426 anak ditemukan bermasalah dan telah dilakukan rujukan ke RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.

“Deteksi dini penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung yang didapat sangat penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup dan kualitas hidup anak-anak. Didukung dengan ditetapkannya Pergub DIY nomor 103 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Daerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Yogyakarta Sehat Lestari Tahun 2021-2025, yang salah satu kegiatan utamanya adalah deteksi dini penyakit jantung bawaan pada peserta didik di sekolah,” ujarnya.

Pembukaan 13th Pediatric Cardiology Update.

Wawan beharap, dengan diselenggarakannya kegiatan Pediatric Cardiology Update tersebut dapat memberikan dampak postif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya terhadap kualitas hidup anak- anak.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dokter Piprim Basarah Yanuarso menuturkan, seminar dan workshop yang digelar mengambil beragam topik mulai dari penyakit jantung bawaan dan didapat, manajemen jangka panjang, penyakit jantung disebabkan obesitas dan mal nutrisi hingga peran teknologi AI dalam dunia kedokteran.

“IDAI berkomitmen untuk menurunkan angka morbiditas atau penyakit dan mortalitas atau kematian anak-anak di Indonesia, yang sampai hari ini masih cukup tinggi khususnya disebabkan karena penyakit jantung bawaan maupun didapat oleh anak,” tuturnya.

Menurutnya PR Indonesia di bidang kesehatan anak masih banyak, sehingga kolaborasi berbagai pihak sangat penting untuk dilakukan. Tidak hanya dari segi penyiapan dokter spesialis anak maupun konsultan kardiologi anak, serta tenaga medis lainnya tapi juga pada sisi kebijakan.

Ketua Panitia 13th Pediatric Cardiology Update Profesor Indah Kartika Murni.

Sementara itu Ketua Panitia 13th Pediatric Cardiology Update, Profesor Indah Kartika Murni mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 204 peserta dari Aceh sampai Papua. Di mana 68 persennya adalah perempuan dan 70 persen merupakan doker spesialis anak, sementara yang lain ialah dokter umum, peserta didik spesialis dan sub spesialis serta tenaga kesehatan lain.

“Keberagaman latar belakang dan semakin bertambahnya partisipasi perempuan menunjukkan semangat bersama yang luar biasa, bagaimana kita punya tujuan yang sama untuk meningkatkan pelayanan dan pengetahuan demi kesehatan jantung anak Indonesia,” katanya.