Home / Wisata dan Kuliner / Kuliner Dekat Malioboro

Kuliner Dekat Malioboro

Liburan di Malioboro tapi bingung mau makan di mana? Pasti kamu penasaran dengan kuliner khas Jogja yang otentik dan nggak ada di tempat lain, kan? Tenang, Malioboro bukan cuma surganya belanja batik dan oleh-oleh, tapi juga surga kuliner yang menyimpan banyak kelezatan legendaris! Dari makanan ringan yang renyah, minuman tradisional yang menyegarkan, hingga hidangan pedas yang bikin mata berair—semuanya ada di sekitar sini dengan harga yang bersahabat dengan kantong. Yang paling asyik, lokasinya saling berdekatan sehingga kamu bisa menjelajahi beberapa tempat dalam satu hari. Penasaran apa saja yang wajib dicoba? Yuk, simak 6 kuliner sekitar Malioboro yang dijamin bikin liburanmu makin berkesan!

 

  • Lumpia Samijaya

Pertama-tama, mari awali petualangan kuliner kita dengan Lumpia Samijaya, sebuah ikon street food legendaris yang sudah bertahan sejak tahun 1983. Berlokasi strategis di Jl. Malioboro No. 18, tepat di depan Toko Sami Jaya dan sebelah Hotel Mutiara Malioboro, lumpia ini selalu ramai dikunjungi pembeli yang rela antri demi mencicipi kelezatannya.

Kelezatan Lumpia Samijaya bukanlah tanpa alasan. Kulit lumpianya yang renyah di luar tetapi lembut di dalam menghadirkan tekstur yang sempurna saat digigit. Isian daging ayam dan sayuran yang dicampur dengan bumbu rahasia membuat lumpia ini memiliki cita rasa otentik yang sulit ditandingi. Aroma harum dan segar yang menguar saat kamu menggigitnya akan langsung membuktikan kenapa lumpia ini begitu legendaris.

Kamu bisa memilih antara lumpia biasa seharga Rp6.500 yang berisi sayuran dan daging ayam, atau lumpia spesial seharga Rp7.500 dengan tambahan telur puyuh yang bikin makin mantap. Ukurannya yang besar dan mengenyangkan membuatnya cocok sebagai camilan atau bahkan pengganti makan siang. Lumpia Samijaya buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB, jadi kamu bisa mampir kapan saja selama jalan-jalan di Malioboro.

Pro tip: Jika kamu tidak ingin mengantri terlalu lama, datanglah di jam-jam yang tidak terlalu ramai seperti pagi hari atau sore menjelang malam. Lumpia ini juga bisa dipesan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh lho!

 

  • Es Sekoteng Ketandan

 

Es Sekoteng Ketandan adalah minuman legendaris yang sudah ada sejak 50 tahun lalu! Lokasinya berada di Jalan Ketandan, tidak jauh dari gapura Kampung Ketandan, di sebelah utara Ramayana dan tepat di sebelah penjual sate babi. Tempat ini menjadi oase penyegar di tengah hiruk pikuk Malioboro yang padat.

Begitu kamu mencicipinya, sensasi unik Es Sekoteng Ketandan langsung memanjakan lidah. Perpaduan rasa manis, sedikit pedas dari jahe, dan kesegaran es membuatnya menjadi minuman yang cocok dinikmati kapan saja—bahkan di cuaca panas Yogyakarta sekalipun. Yang membuat sekoteng ini istimewa adalah kekayaan rempahnya yang memberikan kehangatan pada tubuh, meski disajikan dalam bentuk es.

Dalam semangkuk Es Sekoteng Ketandan seharga Rp10.000, kamu akan menemukan beragam isian seperti kacang hijau, pacar cina, kolang-kaling, dan roti tawar yang disajikan dengan sirup gula merah dan susu. Semua bahan berkualitas baik ini disajikan dalam porsi yang cukup mengenyangkan—cocok sebagai camilan sore setelah lelah menjelajahi Malioboro.

Es Sekoteng Ketandan buka setiap hari mulai pukul 17.00 hingga 20.30 WIB, sehingga cocok dijadikan penutup hari setelah berbelanja di Malioboro. Lokasinya yang berada di Kampung Ketandan, yang dikenal sebagai tempat penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa, menambah nilai historis dari pengalaman kulinermu di Yogyakarta.

 

  • Sego Empal Bu Warno

 

Sego Empal Bu Warno adalah kuliner legendaris yang telah berdiri sejak tahun 1970-an dan menjadi salah satu warisan kuliner Yogyakarta yang tak lekang oleh waktu. Warung ini berlokasi di tengah Pasar Beringharjo, tepatnya di los timur lantai dua, tidak jauh dari kawasan Malioboro, Titik Nol Kilometer, dan Stasiun Tugu. Mereka juga punya cabang di Jalan Brigjen Katamso No. 127 bagi yang ingin menikmatinya di tempat lebih luas.

Begitu menyantap Sego Empal Bu Warno, kamu akan langsung paham mengapa kuliner ini bertahan selama puluhan tahun. Daging sapinya yang lembut dengan serat yang mudah hancur di mulut menjadi bukti kualitas dan kehebatan cara pengolahan tradisionalnya. Rasa manis dan gurih dari empal bacem yang dimasak dengan bumbu rempah pilihan menciptakan harmoni cita rasa yang tak terlupakan.

Satu porsi Sego Empal Bu Warno dibanderol dengan harga sekitar Rp22.000 hingga Rp26.000, sudah termasuk nasi hangat, empal sapi yang tebal dan lembut, lalapan segar, dan sambal korek khas yang pedas menggugah selera. Selain sego empal, kamu juga bisa mencoba olahan daging sapi lainnya seperti sop sapi dan sayur lodeh yang tak kalah lezatnya.

Warung ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB, sehingga cocok untuk makan siang atau camilan sore. Kamu akan merasakan pengalaman kuliner autentik Jogja dengan duduk di tengah pasar tradisional sambil menikmati hidangan khas yang sudah melegenda selama beberapa generasi.

 

  • Nasi Goreng Beringharjo

 

Nasi Goreng Beringharjo telah menemani malam-malam di Yogyakarta sejak tahun 1968 dan menjadi penyelamat perut lapar bagi banyak pengunjung Malioboro. Berlokasi di Jalan Mataram, di pertigaan ketiga menuju Pasar Beringharjo atau di belakang Hotel Limaran (bukan di dalam pasar seperti namanya), warung ini menjadi tujuan favorit pecinta kuliner malam di Jogja.

Sensasi pertama kali mencicipi Nasi Goreng Beringharjo sungguh tak terlupakan. Perpaduan bumbu rempah alami yang meresap pada setiap butir nasi, daging, dan sayuran menciptakan cita rasa yang pas—tidak terlalu manis maupun asin. Keunikan rasanya berasal dari paduan kuliner Jawa dan Cina yang sudah diharmonisasi selama puluhan tahun.

Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari nasi goreng dengan pilihan daging babi, ayam, atau campur, hingga bakmi goreng dan rebus yang sama lezatnya. Dengan harga sekitar Rp12.000 hingga Rp16.000 per porsi, kamu sudah bisa menikmati hidangan yang mengenyangkan dengan porsi yang cukup besar—sangat worth it untuk harganya!

Nasi Goreng Beringharjo buka mulai jam 19.00 sampai habis, sehingga menjadi tempat ideal untuk makan malam atau bahkan begadang. Meskipun tempatnya sederhana, pengalaman menikmati nasi goreng legendaris di tengah suasana Jogja di malam hari memberikan sensasi tersendiri yang tak bisa didapatkan di tempat lain.

 

  • Oseng Mercon Bu Narti

 

Oseng Mercon Bu Narti sudah melegenda di Jogja sejak tahun 1997 dan menjadi pionir kuliner pedas yang kini banyak ditiru di berbagai tempat. Terletak di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.107, Notoprajan, Ngampilan, tepat di depan gulai kepala ikan Bank JO dan tidak jauh dari Malioboro, warung ini selalu ramai oleh pengunjung yang ingin menguji ketahanan lidah mereka.

“Mercon” dalam namanya bukan sekedar julukan—ini adalah peringatan! Begitu kamu menyendok Oseng Mercon Bu Narti, sensasi pedas yang membakar langsung menyerang lidah. Namun di balik kepedasannya yang ekstrem, terdapat cita rasa kompleks dari daging sapi (terutama bagian konro dan tetelan) yang dimasak bersama bumbu-bumbu tradisional pilihan. Inilah yang membuat pengunjung rela antri dan kembali lagi meski harus “meler” saat menyantapnya.

Menu unggulan warung ini tentu saja oseng-oseng mercon, tapi kamu juga bisa memilih varian lauk seperti ayam, ati ampela, lele, dan burung puyuh. Dengan harga Rp15.000 per porsi dan minuman mulai dari Rp2.000 hingga Rp3.000, kuliner legendaris ini sangat terjangkau untuk pengalaman kuliner yang ekstrem dan berkesan.

Warung Oseng Mercon Bu Narti buka setiap hari dari jam 17:00 sampai 23:00 WIB, tapi sebaiknya kamu datang sebelum pukul 16:00 jika tidak ingin antre panjang. Bahkan beberapa stasiun TV nasional pernah meliput kelezatan dan kepopuleran masakan pedas Bu Narti ini—bukti bahwa kuliner ini memang layak dicoba meski harus berkeringat!

  • Pecel Senggol Beringharjo

 

Terakhir tapi tidak kalah lezat, Pecel Senggol Beringharjo menjadi penutup sempurna untuk petualangan kuliner kita. Sudah ada sejak tahun 2000, warung pecel ini berlokasi di depan pintu masuk Pasar Beringharjo atau sekarang di Teras Malioboro 1, Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan. Namanya yang unik berasal dari kondisi saat berjualan dulu, di mana pelanggan sering bersenggolan karena tempatnya yang sempit.

Begitu menyantap Pecel Senggol, kamu akan merasakan harmoni sempurna dari berbagai sayuran segar seperti bunga pepaya, daun kenikir, kecambah, dan kubis yang disiram dengan sambal pecel khas Jogja. Tekstur renyah dari sayuran yang berpadu dengan sambal pecel yang gurih, pedas, dan sedikit manis menciptakan ledakan rasa yang bikin ketagihan.

Selain nasi pecel, kamu juga bisa menikmati lontong pecel, pecel bakmi, sate kikil, bakwan jagung, dan nasi gudeg. Harga pecel berkisar antara Rp8.000 hingga Rp10.000 per porsi, dengan lauk tambahan mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000. Di lokasi barunya, harga makanan bervariasi antara Rp3.000 hingga Rp18.000—tetap ramah di kantong untuk kelezatan yang ditawarkan.

Lapak pecel senggol biasanya buka mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB, cocok untuk sarapan atau makan siang. Yang paling legendaris adalah Pecel Senggol Bu Sumeh yang sudah ada sejak 1980-an dan kini berlokasi di Teras Malioboro 1. Menikmati pecel dengan cara khas Yogyakarta di tengah keramaian pasar memberikan pengalaman kuliner yang unik dan tak terlupakan.

Jelajahi Kuliner Malioboro dengan Nyaman Bersama Joglosemar

Nah, itulah 6 kuliner sekitar Malioboro yang wajib kamu coba saat berkunjung ke Yogyakarta! Dari Lumpia Samijaya yang renyah, Es Sekoteng Ketandan yang menyegarkan, Sego Empal Bu Warno yang gurih, Nasi Goreng Beringharjo yang nikmat kapan saja, Oseng Mercon Bu Narti yang bikin ketagihan meski pedas, hingga Pecel Senggol Beringharjo yang segar—semua menawarkan cita rasa autentik Jogja yang sulit ditemukan di tempat lain.

Kami penyedia jasa wisata dan kuliner Jogja,info hub 087849378899

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *