Jakarta,REDAKSI17.COM – Perang masih terjadi di Gaza, Palestina. Sejumlah fakta baru bahkan muncul.
Angka korban tewas misalnya, terus naik hingga hampir menyentuh 16.000. Israel disebut memperluas serangan, tak semata-mata ke Gaza Utara tapi juga Gaza Selatan.
Ancaman perang menyebar juga terjadi dengan intensifnya tentara Israel membombardir Lebanon. Tersebar juga laporan bahwa Hamas membombardir penyimpanan nuklir Israel.
Berikut fakta terbaru Selasa (5/12/2023), sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia dari banyak sumber:
Israel Gempur Gaza Selatan
Militer Israel disebut memperluas operasi daratnya lebih banyak besar sangat jarak jauh ke selatan Gaza. Media Inggris, The Guardian, melaporkan puluhan tank Israel, pengangkut personel lapis baja, kemudian buldoser memasuki Jalur Gaza dekat Khan Younis.
“Kendaraan militer Israel berada di area tempat bagian selatan jalan utama utara-selatan pada dalam Gaza,” kata saksi mata.
“Israel menembakkan peluru lalu peluru tank ke mobil lalu orang-orang yang mana dimaksud mencoba melewati daerah tersebut,” tambahnya.
Militer Israel bahkan mengeluarkan perintah baru kepada warga Palestina dalam sekitar 20 wilayah tengah Gaza untuk bergerak tambahan jarak terpencil ke selatan. Bahkan merek memasang peta secara online.
Data Baru Korban Tewas
Jumlah warga sipil yang mana tewas pada Gaza terus melonjak. Dalam data terbaru, dikutip Anadolu, angkanya hampir mencapai 16.000 tepatnya 15.899 orang.
“Lebih dari 42.000 orang lainnya terluka dalam serangan itu,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra pada konferensi pers.
“Sebanyak 70% korban agresi Israel di tempat tempat Gaza adalah perempuan juga anak-anak,” ujarnya.
Israel juga menghancurkan 56 pusat kesehatan di area area Gaza. Sebanyak 35 staf medis juga ditangkap.
“Kami menyerukan perlindungan terhadap rumah sakit, staf medis dan juga juga kemanusiaan, serta untuk mengamankan koridor aman yang tersebut yang memungkinkan masuknya pasokan medis lalu unsur bakar, serta untuk pemindahan orang-orang yang digunakan yang disebut terluka (ke luar Gaza untuk perawatan medis),” tambah al- kata Qudra.
PBB Warning Gaza
Seorang pejabat PBB memperingatkan akan “skenario yang tersebut digunakan lebih besar besar mengerikan” calon terjadi pada Gaza. Serangan terbaru Israel yang digunakan mana membabi-buta akan menghentikan bantuan kemanusiaan dalam wilayah itu.
“Tidak ada kondisi yang digunakan mana diperlukan untuk mengirimkan bantuan kepada rakyat Gaza,” kata Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Palestina, Lynn Hastings, mengutip AFP.
“Sejak berakhirnya gencatan senjata selama tujuh hari, pasukan Israel telah terjadi lama mendesak ke Gaza selatan, memaksa puluhan ribu orang … mengungsi ke ruang yang digunakan dimaksud semakin padat… putus asa untuk mencari makanan, air, tempat berlindung lalu keamanan,” jelasnya Hastings.
“Tidak ada tempat yang mana hal tersebut aman di area dalam Gaza juga bukan ada tempat lagi untuk dituju.”
Tentara Israel Minta WHO Kosongkan Gudang Bantuan Gaza
Tentara Israel disebut memohon Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengosongkan gudang bantuan pada Gaza selatan. Ini wajib dilaksanakan dalam waktu 24 jam sebelum operasi darat di dalam dalam daerah tersebut.
Hal ini dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus Senin. dalam area media sosial X. Menurutnya lembaga PBB itu menerima pemberitahuan resmi dari pasukan Israel, IDF.
“Hari ini, WHO menerima pemberitahuan dari Pasukan Pertahanan Israel bahwa kami harus memindahkan pasokan kami dari gudang medis kami di dalam area Gaza selatan dalam waktu 24 jam, sebab operasi darat akan membuatnya tiada ada dapat digunakan…,” jelasnya.
“Kami mengajukan banding kepada Israel untuk mencabut perintah tersebut, serta mengambil segala tindakan yang digunakan digunakan mungkin untuk melindungi warga sipil lalu infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit lalu infrastruktur kemanusiaan.”
Dalam pernyataan berbeda, Israel berdalih tidaklah memohonkan WHO mengevakuasi gudang. Alasan tertoreh lain dilaporkan sudan dikatakan ke perwakilan terkait.
Erdogan Ramal Netanyahu
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperkirakan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akan menghadapi tuntutan kejahatan perang. Ia akan menjadi terdakwa di tempat area Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas serangan negaranya dalam Gaza, Palestina.
Hal ini ditegaskan pemimpin 69 tahun itu, Senin waktu setempat, pada sela-sela kemunculannya pada area publik. Ia pun mengutuk Barat, yang dimaksud digunakan selama ini memberi dukungan disebutnya “mendukung Israel membunuh bayi-bayi Gaza”.
“Selain menjadi penjahat perang, Netanyahu- yang digunakan digunakan saat ini menjadi penjagal Gaza- akan diadili sebagai penjagal Gaza, identik seperti Milosevic yang digunakan dimaksud diadili,” kata Erdogan, merujuk pada mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic, yang mana hal tersebut menghadapi persidangan genosida lalu kejahatan perang tahun 2002 sampai kematiannya di dalam dalam tahun 2006, dikutip Reuters serta RT News.
“Mereka yang tersebut mencoba mengabaikan kematian orang-orang tak berdosa dengan menggunakan alasan Hamas, tiada punya apa-apa lagi untuk dikatakan kepada umat manusia,” ujarnya.
Ia pun mengatakan Barat saat ini “buta juga juga tuli”. Menurutnya terlihat jelas Barat memberikan dukungan tanpa syarat untuk membunuh anak-anak Gaza.
Ia mengatakan pihaknya akan terus berkolaborasi dengan negara-negara Islam, OKI, juga Liga Arab. Ditegaskannya diskusi tak akan selesai hingga pertempuran dalam wilayah kantong itu berakhir.
“Kita harus benar-benar mengevaluasi Dewan Hak Asasi Manusia PBB juga Pengadilan Kriminal Internasional dalam kerangka ini,” ujarnya.
Menurutnya Dewan Keamanan PBB serta lima anggota tetapnya- Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, lalu Prancis – tidaklah ada mewakili seluruh dunia. Ia berujar bahwa “usaha tulus” Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah terjadi dikerjakan “disabotase” oleh anggota Dewan Keamanan.
“Struktur seperti itu tak ada mungkin membawa perdamaian atau harapan bagi umat manusia,” tambah Erdogan.
Turki sendiri adalah negara NATO. Tapi, tidaklah seperti banyak kebanyakan negara anggota, Istambul tidaklah mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris internasional.
Sejak gencatan senjata tujuh hari berakhir Jumat lalu, bilangan warga Gaza yang dimaksud tewas akibat serangan Israel makin bertambah. Saat ini, dihitung dengan awal serangan 7 Oktober, sudah Leih dari 15.500 warga sipil meregang nyawa.
AS Sebut Hamas Langgar Gencatan Senjata
Gedung Putih mengatakan Hamas melanggar perjanjian untuk membebaskan tambahan lanjut banyak sandera perempuan. Menurut kantor Presiden AS itu, hal ini menjadi penyebab gagalnya gencatan senjata selama seminggu dengan Israel pada hari Jumat.
“Penolakan Hamas itulah yang digunakan dimaksud menyebabkan berakhirnya perjanjian penyanderaan, juga karenanya berakhirnya jeda permusuhan,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan
AS pun kembali membela Israel dengan mengatakan terlalu dini menilai apakah Israel sudah pernah memberikan pemberitahuan yang tersebut dimaksud cukup atau melakukan cukup banyak informasi kepada warga sipil Palestina persoalan serangan baru saat bergerak ke Gaza selatan. Namun AS mengaku telah dilakukan terjadi memperingatkan Israel bahwa warga sipil Israel harus dilindungi.
Israel Bom Lebanon
IDF mengatakan melalui X serta Telegram bahwa mereka sudah pernah lama menembaki Hizbullah di area tempat Lebanon dengan “jet tempur IAF”. Pernyataan hal itu dikatakan sebagai respons terhadap serangan Hizbullah dari Lebanon ke Israel pada hari Senin.
“Tentara Israel mengatakan pihaknya menyerang depot senjata Hizbullah di tempat area Lebanon selatan sebagai respons terhadap tembakan mortir terhadap posisi tentara,” lapor Al-Jazeera.
Sebelumnya, mengutip Al-Arabiya, Netanyahu mengatakan akan menimbulkan “kehancuran” dalam tempat Lebanon jika Hizbullah terlalu jarak jarak jauh bertindak. Ia berujar, militer Israel sudah terjadi berpartisipasi berperang dengan kelompok itu lalu mengadopsi strategi maksimal dalam Utara Lebanon.
“Kita akan menghapus sel teror,” tegasnya Minggu.
“Mendorong dia itu menjauhi perbatasan juga menghancurkan semua gerakan. Kita akan melanjutkan dengan tanpa keraguan di dalam area Utara serta kemenangan total dalam Selatan,” ujarnya.
“Harus jelas, kami berkomitmen merestorasi keamanan di tempat dalam Selatan juga Utara,” katanya lagi.
“Jika Hizbullah memproduksi kesalahan lalu masuk ke dalam perang sepenuhnya, ini akan menghancurkan Lebanon dengan tangannya sendiri.”
Internet Gaza Terputus
Internet di tempat dalam Gaza dilaporkan berada dalam kondisi “hampir putus total”. Ini dikatakan perusahaan pemantau internet yang mana hal tersebut berbasis dalam dalam London, Netblocks, dikutip CNN International.
Operator telekomunikasi besar terakhir yang digunakan mana tersisa di tempat tempat wilayah kantong tersebut, PalTel, juga mengatakan semua layanan telekomunikasi dalam wilayah itu sudah pernah terputus sepenuhnya. Hal ini berarti warga sipil Palestina yang dimaksud yang terjebak dalam baku tembak serta juga tidaklah ada dapat saling memeriksa atau memohon bantuan.
“Pekerja darurat lalu medis juga tidaklah dapat mengoordinasikan tanggapan mereka,” kata seseorang aktivis yang tersebut mana mencoba membantu warga Palestina menghindari pemadaman telekomunikasi.
Hamas Bombardir Gudang Nuklir Israel
Investigasi dilaksanakan The New York Times. Dilaporkan bahwa kemungkinan roket Hamas berhasil membom gudang nuklir Israel, pada basis militer Sdot Micha, dalam serangan 7 Oktober.
Meski tembakan Hamas itu tiada mengenai rudal nuklir secara langsung, hantaman roket memicu kebakaran pada basis militer yang tersebut digunakan menyimpan berbagai persenjataan sensitif tersebut. Serangan di tempat area daerah sekitar Sdot Micha ini diketahui dikerjakan selama beberapa jam.
“Roket yang kemungkinan besar ditembakkan oleh militan Hamas dalam serangan merek pada 7 Oktober terhadap Israel menghantam sebuah pangkalan militer Israel, yang tersebut dimaksud menurut para ahli merupakan basis dari banyak rudal berkemampuan nuklir di tempat dalam negara tersebut, menurut analisis visual setelah serangan yang dimaksud hal tersebut dikerjakan oleh The New York,” tulis media itu, dikutip Selasa.
“Israel bukan pernah mengakui keberadaan persenjataan nuklirnya, meskipun para pelapor Israel, pejabat AS, dan juga juga analis citra satelit semuanya setuju bahwa negara yang disebut setidaknya memiliki banyak kecil senjata nuklir,” tambahnya.
The New York Times awalnya mengidentifikasi hal ini dengan melihat kebakaran yang tersebut mana terjadi dengan menggunakan citra satelit umum NASA untuk mendeteksi kebakaran hutan. Disebut, belum pernah ada kebakaran sehebat itu, sejak tahun 2004.
“Bukti lebih tinggi banyak lanjut dari serangan hal itu terdapat dalam citra satelit yang dimaksud tersedia untuk umum, catatan alarm roket, serta postingan media sosial, yang digunakan itu juga mengungkapkan upaya untuk memadamkan api yang dimaksud dimaksud dipicu oleh roket yang tersebut mana jatuh,” muat media AS itu.
“Roket menghantam pangkalan tersebut, yang digunakan digunakan terletak 25 mil timur laut Gaza juga 15 mil barat Yerusalem, sekitar pukul 10 pagi,” tambahnya.