Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadilah Astutik mengatakan, kelima orang anggota jaringan joki tes CPNS masing-masing berinisial A, R, T, A, kemudian I.
Menurut Umi, kelimanya berperan menyediakan prasarana kepada tersangka RDS, joki tes CPNS Kejaksaan yang mana sudah ditangkap lebih banyak dulu.
Peran kelima orang ini kata Umi, yaitu memanipulasi kartu identitas RDS agar menyerupai kartu peserta ujian yang tersebut menggunakan jasa joki tersebut.
“Kartu identitas yang tersebut dibawa RDS sudah diedit atau dimanipulasi. Pada kolom nama adalah nama peserta tetapi fotonya adalah RDS,” ujar Umi.
Diduga jaringan joki tes CPNS ini melibatkan sekitar 6 – 7 orang. Diketahui RDS (20) diduga menerima order dari dua peserta.
“RDS menjadi joki tes CPNS untuk dua orang peserta, tetapi berbeda hari. Semuanya untuk ujian atau tes CAT CPNS Kejaksaan tahun 2023,” kata Umi.
Umi menjelaskan dua peserta pengguna jasa itu sudah diketahui identitasnya.
“Dua peserta ujian yang dimaksud menggunakan jasa RDS yaitu N, warga Kabupaten Lampung Tengah serta D, warga Palembang,” katanya.
Menurut Umi, awalnya RDS menyamar sebagai peserta tes inisial N saat pelaksanaan tes CPNS Kejaksaan di tempat hari Jumat (10/11/2023) dalam Gedung Graha Achava Join dalam Jalan Pramuka, Bandar Lampung.
“Hari itu sebenarnya RDS juga tak lolos saat verifikasi identitas dengan data di area server. Tapi dia berhasil kabur,” kata Umi.
Di hari Senin (13/11/2023), RDS kembali datang ke lokasi tes yang mana sejenis menyamar sebagai peserta tes D dengan melakukan pemalsuan identitas.
Di hari itulah aksi RDS baru ketahuan. Wajah RDS bukan cocok dengan data di tempat server sehingga langsung diamankan Tim Intelijen Kejati Lampung.
