Jakarta,REDAKSI17.COM – Indonesia sebentar lagi akan datang mempunyai prasarana pengolahan serta pemurnian (smelter) atau pabrik tembaga terbesar di tempat area dunia. Pabrik itu dioperasikan PT Freeport Indonesia yang tersebut dimaksud berlokasi dalam dalam Gresik Jawa Timur.
Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan kelak, smelter itu sanggup memproduksi emas hingga 50 ton per tahun. Selain emas, smelter ini juga mampu menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahunnya juga juga 150-200 ton perak per tahun.
Menurut Tony, penyelenggaraan smelter tembaga itu juga dibarengi dengan perkembangan precious metal refinery yang tersebut dimaksud mampu bergabung mengolah mineral mentah berharga lainnya seperti emas juga perak.
“Itu komoditas utama dari smelter juga precious metal refinery yang dimaksud mana kami bangun saat ini,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Mining Zone’.
Hal itu juga pernah dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman kemudian Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. Dia bilang, smelter yang digunakan mana saat ini sedang dibangun dalam KEK JIIPE Gresik, Jawa Timur, akan sanggup mengekstrak emas hingga 50 ton per tahun.
“Jadi gini smelter yang digunakan dimaksud kita buat sekarang dalam tempat Gresik itu mampu hanya mengekstrak 50 ton emas per tahun, saya ulangi 50 ton emas per tahun,” jelas Luhut beberapa waktu yang mana digunakan lalu.
Adapun Luhut juga menyinggung lama operasi dari Freeport itu sendiri dalam Indonesia yang mana dimaksud terhitung sudah menncapai 60 tahun lamanya. Dengan begitu, Luhut memperhitungkan bahwa selama 60 tahun Freeport beroperasi di dalam area Indonesia bila dihitung dari penghasilan emas saja, sudah dapat membangun berbagai infrastruktur di dalam area seluruh Indonesia.
“Jadi kalau selama 60 tahun ini Freeport ada pada tempat Indonesia kan 60 (tahun) kali 50 (ton) kan, berapa, 3.000 ton kan. Kalau Rp 1 miliar (per) 1 kg (emas) berarti kan berapa tuh Rp 3.000 triliun, sebanding dengan US$ 250 miliar. Kalau US$ 250 miliar, kau sudah bikin banyak infrastruktur se republik ini, kemana itu barang? Itulah salah satu dampak hilirisasi,” bongkar Luhut.
Belum lagi, smelter yang dimaksud mana akan beroperasi itu sanggup sekadar menghasilkan berbagai jenis hasil perluasan tambang lainnya. “Itu bau satu layer, satu lapisan. Lapisan berikutnya seperti copper foil, itu baru 100 ton dari 600 ton yang digunakan mana berproduksi, yang dimaksud digunakan 500 ton lagi itu kita sanggup sekadar bikin macam-macam lagi,” tandasnya.
Mengutip, Laporan Kinerja juga Operasional Freeport-McMoran (FCX) Kuartal II 2023, proyek smelter tembaga ini terus mengalami kemajuan signifikan. Adapun dengan penyelenggaraan proyek yang tersebut digunakan sudah pernah mencapai 75% ini, proyek ditargetkan selesai pada pertengahan 2024.
“Konstruksi sekitar 75% selesai, dengan perkiraan penyelesaian proyek pada pertengahan 2024 dengan perkiraan biaya US$ 3,0 miliar,” dikutip dari laporan perusahaan, dikutip Kamis (3/8/2023).
Smelter yang digunakan diklaim sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dalam dalam dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 jt ton per tahun. Kelak, komoditas katoda tembaga yang mana mana dihasilkan mampu mencapai 600 ribu ton per tahun.
Selain menghasilkan produk-produk katoda tembaga, smelter ini nantinya akan menghasilkan barang sampingan diantaranya produk-produk yang tersebut dimaksud terkandung dalam lumpur anoda yakni emas lalu perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun.
Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 jt ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 jt ton per tahun, kemudian gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.
Serapan tenaga kerja di dalam dalam smelter anyar yang tersebut sebanyak 150 ribu pekerja, yang tersebut digunakan mana sebanyak 98% merupakan tenaga kerja Indonesia diantaranya pekerja lokal sebesar 50%.
Sementara itu, untuk proyek lainnya seperti ekspansi PT Smelting ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Adapun biaya yang digunakan dimaksud dikeluarkan PTFI untuk membiayai proyek ini sekitar US$ 250 juta, dengan pinjaman yang digunakan digunakan akan dikonversi menjadi ekuitas lalu meningkatkan kepemilikan PT-FI di tempat area PT Smelting menjadi kepemilikan mayoritas.
Selanjutnya, untuk proyek Precious Metal Refinery (PMR) untuk mengolah emas juga perak dari Smelter Manyar kemudian PT Smelting sekarang tengah dalam tahapan konstruksi. Proyek senilai US$ 525 jt ini juga ditargetkan rampung 2024.