Saya tiga kali ke Goa Soekarno. Bahkan, pernah saya sampai ditinggal oleh teman saya sendiri yang digunakan membawa mobil mengangkut santri putri saat liburan pondok tiba kala itu. Namun, saya tetap menuju ke sana, pakai motor. Tentu dikarenakan Goa Soekarno saat itu menjadi primadona, sehingga sulit bagi saya lalu teman-teman untuk tiada menyambanginya.
Namun, sekarang sebaliknya. Jika dulu Goa Soekarno berkawan dengan keramaian, saat ini malah berteman dengan kesepian.
Masa keemasan Goa Soekarno
Pada masa keemasan wisata Goa Soekarno, orang-orang rela menderita. Jalan menuju goa ini macet betul, saking banyaknya pengunjung. Rela kepanasan sebab antrian panjang. Baik antrian menuju parkir maupun saat mau masuk pasca membeli tiket. Rela pengap pasca-masuk ke dalam goa.
Namun, tak sepenuhnya pengunjung jadi pengap setibanya di tempat dalam goa. Sebab, ada beberapa lubang yang dimaksud mana, sinar matahari serta angin bisa saja masuk. Di tempat itulah pengunjung di dalam dalam goa sanggup merokok, ngopi, duduk pada kursi, berselonjor, ghibah, dan juga gerah jadi hilang. Pokoknya, wisata ini betulan bikin traveler enjoy yo, Man!
Tak heran bila mantan Bupati Sumenep, Busyro Karim juga rela meluangkan waktunya mengunjungi goa ini pada masanya. Dalam foto pada berita, blio pada dalam goa tampak bercengkrama, duduk mirip rata berdiri tanpa raja.
Tapi, itu dulu. Kini, beda cerita.
Dampak Covid-19
Saat covid-19 merajalela dalam Indonesia, Goa Soekarno akhirnya ditutup. Namun, setelah wabah corona minggat, kabarnya, pada April 2023 wisata ini akan dibuka kembali.
Setelah saya melihat postingan di tempat Instagram @goasoekarno, unggahan foto terakhirnya cuma pada Juli kemarin. Artinya, jika kabar dibuka pada April, lalu Juli ada unggahan foto baru, berarti wisata ini telah dilakukan beneran dibuka.
Tapi, bulan lalu, beberapa kali saat saya lewat jalan Goa Soekarno, pemandangan tampak sepi banget. Terlihat, tak ada pengunjung yang mana berlalu-lalang mengunjungi wisata ini. Hal itu dipertegas oleh unggahan foto terbaru tadi. Di mana, sampai tulisan ini dibuat, tak ada unggahan terbaru lagi.
Harus ada penawaran lagi wisata ini jika mau tak sepi selamanya
Hal itu menandakan, selain goa ini sudah berteman dengan kesepian, promosinya pada media sudah pernah mati. Seharusnya, jika memang goa ini kembali dibuka, penawaran ya dimasifkan demi menggaet pengunjung lagi.
Misalnya, mengadakan mengadakan event atau tontonan yang tersebut menarik warga Sumenep pada goa ini. Sebab, walau dibuka lagi goa ini, jika sepi pengunjung, orang-orang jelas nggak calon tertarik untuk menyambangi.
Artinya, bukan hal yang digunakan mustahil, jika wisata ini dipromosikan lagi, kemudian tarif tiketnya tetap 15.000, keramaian pengunjung adalah sebuah keniscayaan.