Deputi Direktur Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Irfan Farulian mengatakan, inflasi ini didorong kenaikan tarif seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, juga telur ayam ras.
Menurut Irfan, kenaikan tarif komoditas hortikultura menjadi penyumbang utama inflasi pada November 2023 di dalam Lampung.
Inflasi aneka cabai menurut dia, disebabkan penurunan pasokan di dalam sentra produksi, yakni Kabupaten Lampung Selatan, juga penurunan kualitas cabai akibat kondisi El Nino.
Kenaikan nilai tukar aneka cabai di dalam Lampung juga kata Irfan turut dipengaruhi kenaikan nilai cabai rawit dari Sukabumi Jawa Barat sebagai salah satu pemasok utama cabai untuk Provinsi Lampung.
“Harga tembus Rp100.000/kg untuk komoditas cabai rawit merah,” ujar dia.
Untuk kenaikan nilai bawang merah menurut Irfan disebabkan berkurangnya pasokan sejalan dengan berakhirnya periode panen Juli-Agustus 2023.
Adapun kenaikan harga jual daging dan juga telur ayam ras sejalan dengan masuknya periode permintaan tinggi menjauhi Hari Raya Natal serta Tahun Baru (Nataru).
Di sisi lain sebagian komoditas yang tersebut mengalami deflasi, antara lain ikan kembung, bensin, bawang putih, pir, juga ketimun.
“Penurunan tarif ikan kembung didorong peningkatan pasokan dampak faktor cuaca,” jelasnya.
Ia menambahkan penurunan tarif bensin sejalan dengan penurunan nilai tukar BBM non subsidi pada 1 November 2023 yang diimplementasikan pemerintah sebagai penyesuaian atas turunnya nilai tukar minyak dunia.
Sementara itu, penurunan tarif bawang putih sejalan dengan realisasi impor bawang putih. (ANTARA)