Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan target stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersebut digunakan harus dikelola Perum Bulog. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, perintah itu baru diberikan oleh Presiden, sebagai persiapan untuk menghadapi kondisi ke depan.
Di mana sebelumnya, pemerintah menargetkan stok beras Bulog di tempat area akhir tahun tersedia minimal di tempat dalam atas 1 jt ton.
“Stok Bulog akan selalu dijaga dalam tempat atas 1 jt ton. Namun kemarin Bapak Presiden meminta-minta penambahan stok sampai terus mendekati 3 jt ton,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/12/2023).
“Ini untuk menjamin bahwa dalam kondisi apapun, entah itu climate change, El Nino atau apapun, negara itu punya stok yang dimaksud siap sedia digelontorkan ke masyarakat,” tambahnya.
Untuk itu, imbuh dia, pemerintah fokus untuk melakukan konfirmasi ketersediaan stok CBP ada serta mencukupi pada seluruh penjuru Indonesia.
“Bapak Presiden memerintahkan saya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional untuk memverifikasi stok beras sampai ke Indonesia Timur, juga Indonesia Tengah, semua harus ada. Kemarin dari Indonesia Barat, Timur, kemudian Tengah lalu disini kita menyaksikan stok Bulog dalam kondisi yang dimaksud cukup,” ujar Arief.
Menurut catatan Bapanas, per 5 Desember total stok beras yang digunakan mana ada dalam tempat Bulog ada sebanyak 1,5 jt ton. Sementara Holding BUMN Pangan, ID Food tercatat mempunyai 2.260 ton. Sedangkan Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) se-Indonesia tercatat ada 6.735 ton.
“Impor ini kita lakukan sangat terpaksa, akibat kita ingin ekonominya bergeraknya ada di dalam dalam Indonesia, petaninya ada dalam Indonesia, penggiling padinya juga ada di tempat dalam Indonesia, jadi roda ekonominya ada pada dalam Indonesia. Setelah ini kita harus hand in hand untuk memperkuat CBP juga utamakan produksi tentunya dari dalam negeri,” tuturnya.
“Bapak Mentan (Menteri Pertanian) pernah sampaikan ke kita, tanam itu minimal harus 1 jt hektare sehingga dalam sebulan bisa saja belaka dipanen lebih lanjut banyak dari 2,5 jt ton, itu adalah untuk kebutuhan nasional. Kalau ini (areal tanam) mampu ditingkatkan menjadi 1,5 atau 2 jt hektare, kita akan mampu memenuhi kebutuhan beras kembali bersumber dari dalam negeri,” sebut Arief.