Yogyakarta,redaksi17.com-Pedagang Kaki Lima (PKL) Paguyuban Tridarma, Teras Malioboro Gruduk kantor Balaikota pada Senin, (18/9/2023).
Ratusan masa berhasil masuk melawan pertahanan Satpol PP Kota Yogyakarta, buntut tidak adanya tanggapan dari Pejabat Walikota, Singgih.
Ketua Paguyuban Tridarma, Supriyati mengatakan pihaknya telah memberikan surat sesuai aturan selama 5 kali namun belum ada jawaban pasti.
“Surat yang dikirimkan Bulan Juni-Juli tapi tidak ada jawaban, yang terakhir kita ditemui nyata nya PJ walikota hanya di wakilkan bidang ekonomi,” ujarnya.
Lebih lanjut supriyati menyebut, demo dilakukan karena ditemukan adanya nama-nama baru bukan dari pedagang malioboro dan relokasi jilid 2.
“Sampai sat ini kita belum menerima seutuhnya nama- nama, kita hanya tau lewat media. Belum pernah di panggil, duduk bersama dengan pemerintah sampe sekarang,” ujarnya.
Sekretaris Paguyuban Tridarma, Shinta septiani mengatakan tidak transparansi data serta berita acara lapak di teras malioboro 2.
“Jadi Kita mencurigai adanya Kecurangan serta pengundian lapak teras 2,” ujarnya.
Shinta menyebut sekitar 500 masa turut menjadi bagian dalam aksi demostrasi ini untuk menuntut relokasi jilid dua dan melibatkan Tridarma.
Selain itu, Shinta menyebut sudah ada validasi terkait lokasi relokasi para pedagang Malioboro.
“Katanya dibelakang ramayana Ketandan dan rame mall,” ujarnya.
Kedatangan para pedagang ini bertujuan untuk bertemu Pj Wali Kota Jogja Singgih Raharjo. Mereka menuntut diadakan audiensi terkait dampak relokasi PKL Malioboro ke Teras Malioboro 2, yakni pendapatan pedagang menurun drastis.
“Makanya kita minta audiensi tetapi itu tidak pernah ada respons,” jelas Pengurus Paguyuban Tri Dharma, Supriyati saat ditemui wartawan.
“Kita hanya ingin didengar kita di TM 2 tidak sedang baik-baik saja. Entah ekonominya entah infrastruktur yang tidak layak kami tidak pernah didengarkan,” tutupnya.
Kontributor : Eko Londo