Dokter Spesialis Anastesi Samarinda, dr. Satria Sewu, Sp.An menjelaskan minimal invasif berarti tindakan medis yang menguntungkan pasien lantaran lebih lanjut cepat sembuh, memudahkan serta mempercepat dokter saat proses operasi. Sehingga setelah operasi efek samping yang tersebut diterima pasien terpencil tambahan rendah.
”Tindakan ini tidaklah hanya saja mempercepat pemulihan pasien, tetapi juga meminimalisir efek samping obat dikarenakan penggunaannya yang mana berkurang, serta menurunkan kemungkinan infeksi sekunder yang mana dapat timbul akibat perawatan luka yang mana kurang baik,” ujar dr. Satria melalui rilis dalam keterangannya baru-baru ini.
Mengenal C-Arm untuk Operasi Medis

Melansir Equipped MD, C-Arm adalah perangkat pencitraan medis atau X-Ray yang mana umumnya digunakan untuk rontgen di dalam UGD, rumah sakit, dan juga prasarana kesehatan lainnya. Alat ini disebut C-Arm lantaran batangannya membentuk huruf C, yang tersebut digunakan untuk menghubungkan sumber sinar-X yaitu tabung sinar-X dan juga detektor sinar-X atau penguat gambar satu mirip lain.
Berkat batangan alat pemeriksaan membentuk huruf C ini, maka dokter spesialis saat operasi dapat langsyng melihat apakah titik sasaran sinar-X yang digunakan diberikan seseuai atau belum. Tak main-main, alat ini akan otomatis memberikan sasaran ke titik akurat yang diharapkan dokter.
Inilah sebabnya Direktur Utama Primecare, John Kwari mengatakan saat C-Arm digunakan untuk operasi atau tindakan pembedahan sasaran organ atau titik bisa jadi sangat sesuai dengan yang dimaksud diharapkan dokter bedah.
“Dengan teknologi C-Arm yang dimaksud menyediakan layanan bedah minimal invasif dengan tingkat presisi yang tersebut tinggi,” papar John.
Cara Kerja Teknologi C-Arm untuk Operasi
C-Arm terdiri dari generator serta penguat gambar atau detektor panel datar. Sambungan berbentuk C ini memungkinkan alat bisa saja bergerak ke segala arah sehingga gambaran kondisi pasien bisa jadi diambil dari berbagai sudut.
Pada C-Arm generator yang mana memancarkan sinar X menembus tubuh pasien kemudian penguat atau detektor akan menangkap data yang diberikan sinar X tersebut, juga mengubahnya menjadi gambar yang digunakan ditunjukan pada monitor C-Arm.
Menariknya, saat digunakan perangkat ini bisa jadi memberikan gambar x-ray resolusi tinggi dengan cepat, sehingga dokter dapat memantau perkembangannya kapan hanya lalu bisa jadi segera melakukan tindakan koreksi.
Penyakit yang mana Bisa Diatasi dengan C-Arm
Adapun teknologi pencitraan diperkenalkan sejak pada 1955 kemudian terus berkembang jadi lebih besar canggih kemudian cepat aetiap tahunnya, sehingga semakin banyak tindakan pada penyakit tertentu bisa saja diintervensi dengan alat ini.
Beberapa penyakit yang dimaksud mampu diatasi dengan C-Arm melalui tindakan operasi yaitu meliputi pembedahan atau anastesi (dengan bius), ortopedi atau kesulitan tulang yang mana sulit dijangkau, traumatologi, bedah vaskular meliputi sistem saraf seperti limfatik, arteri dan juga pembuluh darah vena.
Lalu ada juga kesulitan kardiologi yang meliputi penyakit jantung dan juga pembuluh darah yang digunakan dapat dijalankan dengan kondisi normal atau dalam keadaan sadar.
Adapun rumah sakit, pusat bedah, hingga klinik yang dimaksud menggunakan alat ini akan datang dapat menghemat biaya pengobatan, bahkan risiko pasien perlu dapat tindakan bedah medis lanjut bisa jadi dicegah, oleh sebab itu sanggup menambah potensi keberhasilan tindakan operasi.
REDAKSI17.COM





