Home / Ekobis / Terima Kasih Amerika! IHSG, Rupiah, Emas Hari Ini Pesta Pora

Terima Kasih Amerika! IHSG, Rupiah, Emas Hari Ini Pesta Pora

Terima Kasih Amerika! IHSG, Rupiah, Emas Hari Ini Pesta Pora

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Pasar keuangan Indonesia kembali sumringah saat The Fed mengumumkan kebijakan suku bunganya pada bulan Desember.

Dalam konferensi pers, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed)mengumumkan menahan suku bunga acuan dalam level 5,25-5,50%. The Fed juga mengisyaratkan untuk memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun depan.

Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang mana digunakan ketiga kalinya dalam tiga pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.

Sebagai catatan, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, lalu Desember 2023.

Keputusan The Fed ini akan menjadi sentimen pergerakan pasar keuangan Indonesia di tempat dalam beberapa instrumen hingga kebijakan The Fed di dalam dalam periode selanjutnya.

1. IHSG

Setelah pengumuman kebijakan The Fed menahan suku bunga, pergerakan IHSG naik 0,77% dalam area level 7.129,99 hingga perdagangan hari ini Kamis (14/12/2023) pukul 10.12.

Kenaikan IHSG didorong oleh beberapa sektor termasuk sektor yang mana paling menguat yakni sektor keuangan terapresiasi hingga 1,40%, sektor properti naik hingga 1,78% juga sektor teknologi melesat hingga 3,09%.

Suku bunga yang mana dimaksud tambahan banyak rendah akan menguntungkan ketiga sektor tersebut. Dari sektor keuangan, ketika suku bunga lebih besar besar rendah, maka akan menarik para debitur untuk meminjam dana kepada Bank untuk melakukan ekspansi industri dengan biaya pinjaman yang tambahan murah.

Begitu pula sektor properti, ketika suku bunga lebih besar banyak rendah, akan menyebabkan daya tarik pembelian properti meningkat sebab bunga pinjaman KPR akan jarak berjauhan lebih tinggi besar rendah.

Dan sektor teknologi juga terdampak positif saat suku bunga lebih banyak tinggi rendah lantaran menurunkan beban operasional pada perusahaan-perusahaan teknologi.

2. Rupiah

Pergerakan rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini Kamis (14/12/2023) juga sejalan dengan kenaikan IHSG. Rupiah dibuka menguat 1,31% di tempat area level Rp15.450/US$1.

Kebijakan The Fed dalam menahan suku bunga memproduksi indeks dolar AS melemah. Indeks dolar AS jatuh 0,96% di area dalam level 102,87 pada perdagangan kemarin Rabu (13/12/2023) setelah pengumuman The Fed.

Suku bunga yang tersebut mana lebih banyak besar rendah menghasilkan dolar menjadi lebih tinggi banyak ekonomis bagi mata uang lainnya.

3. Emas

Dolar yang dimaksud dimaksud lebih besar banyak diskon bagi mata uang lainnya juga menyebabkan daya tarik bagi emas dengan menimbulkan emas relatif lebih lanjut lanjut diskon bagi mata uang lainnya.

Pada perdagangan Rabu (13/12/2023) nilai emas di dalam area pasar spot ditutup melesat 2,37% di tempat area posisi US$ 2026,39 per troy ons setelah keputusan The Fed menahan suku bunga.

Sementara, hingga pukul 10.30 WIB Kamis (14/12/2023), biaya emas di area area pasar spot bergerak lebih banyak besar tinggi atau naik 0,34% pada posisi US$ 2033,19 per troy ons.

Suku bunga yang tambahan rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas batangan tanpa imbal hasil.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan memproduksi dolar AS serta imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas oleh sebab itu dolar yang mana menguat menimbulkan emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga bukan menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury menghasilkan emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang mana tambahan tinggi rendah akan menyebabkan dolar AS juga juga imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih tinggi tinggi menarik untuk dikoleksi.

4. Minyak

Harga minyak mentah dunia juga bergabung menguat setelah keputusan The Fed, dengan suku bunga yang digunakan lebih lanjut banyak rendah menyebabkan dolar tambahan terjangkau bagi mata uang lainnya sehingga memproduksi tarif minyak menjadi tambahan lanjut diskon untuk pembeli asing.

Pada perdagangan Rabu (13/12/2023), biaya jual minyak mentah WTI ditutup melonjak 1,25% dalam posisi US$69,47 per barel, begitu juga dengan tarif minyak mentah brent ditutup melesat 1,39% ke posisi US$74,26 per barel.

Sementara pembukaan perdagangan hari ini Kamis (14/12/2023), biaya jual minyak mentah WTI dibuka menguat 0,55% dalam posisi US$69,85 per barel, begitu juga dengan nilai minyak mentah brent dibuka lebih banyak lanjut tinggi atau naik 0,67% ke posisi US$74,76 per barel.

Suku bunga yang hal itu tambahan besar rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dunia usaha juga juga permintaan minyak.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk-produk jurnalistik dalam bentuk pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tiada bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau berjualan hasil atau sektor penyetoran modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tiada ada bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang dimaksud timbul dari keputusan tersebut.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *