Jakarta, REDAKSI17.COM – Bisnis Starbucks mulai goyang dalam tengah gerakan boikot yang digunakan itu terus meluas. Starbucks menjadi sasaran boikot setelah perusahaan waralaba selama Amerika Serikat yang disebut menggugat serikat pekerjanya yang digunakan digunakan menyatakan solidaritas untuk Palestina.
Seorang karyawan Starbucks yang mana tak disebutkan namanya melaporkan kepada The New Arab bahwa “perusahaan sudah menginfokan beberapa karyawan bahwa dia akan dipecat lantaran transaksi jual beli yang tersebut mana turun signifikan akibat boikot yang digunakan sedang berlangsung”.
Sumber hal itu bukan memberikan rincian tambahan lanjut lanjut mengenai dugaan kerugian finansial atau berapa banyak staf yang mana telah lama terjadi dirumahkan.
“Saat ini, perusahaan memangkas pengeluaran… lalu juga memaksa pekerja yang digunakan digunakan tersisa untuk kerja lebih tinggi banyak keras daripada yang tersebut seharusnya untuk mengkompensasi kekurangan staf,” katanya kepada The New Arab, dikutip Jumat (15/12/2023).
The Egyptian Centre for Economic and Social Rights (ECESR) mengutuk laporan PHK Starbucks dalam sebuah pernyataan minggu ini. Lembaga itu menawarkan dukungan hukum gratis serta layanan konsultasi bagi para pekerja yang dimaksud mana dipecat. Mereka juga berargumentasi bahwa Starbucks telah dilakukan terjadi melanggar undang-undang ketenagakerjaan Mesir.
“Undang-undang ketenagakerjaan Mesir menetapkan bahwa jika pemberi kerja ingin mengurangi tenaga kerjanya dikarenakan alasan keuangan, perusahaan hal itu secara hukum diwajibkan untuk mengajukan permintaan perampingan perusahaan… sebelum sebuah komite [di biro tenaga kerja] dibentuk khusus untuk tujuan ini,” kata serikat pekerja.
“Permintaan dalam kasus ini harus menyertakan alasan atas perampingan staf juga total serta kategori pekerja yang dimaksud digunakan akan diberhentikan.”
Starbucks sendiri tiada termasuk dalam daftar boikot resmi Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS), namun perusahaan itu menggugat serikat pekerjanya yang mana memberikan dukungan untuk Palestina. Starbucks juga sudah memberikan klarifikasi resmi bahwa merekan tidaklah memberikan dukungan finansial untuk Israel.
Sebagian orang berpendapat bahwa boikot yang digunakan meluas terhadap Starbucks sudah pernah menimbulkan kerugian pada perekonomian nasional Mesir yang tersebut hal tersebut sudah lemah oleh sebab itu banyak komoditas yang tersebut dimaksud dijual dalam gerai tersebut, terutama makanan lalu minuman, bersumber dari lokal.