Jakarta, REDAKSI17.COM – Kolapsnya bank-bank raksasa di area tempat Amerika Serikat (AS), yang dimaksud hal itu menimbulkan efek domino terhadap beberapa bank lain pada Maret lalu, menjadi salah satu kabar yang tersebut dimaksud paling banyak menyedot perhatian tahun ini.
Peristiwa ini menjadi kegagalan terbesar perbankan AS sejak krisis keuangan 2008 juga terbesar kedua yang dimaksud pernah ada di tempat tempat Negeri Paman Sam.
Silicon Valley Bank (SVB) berakhir kolaps 11 Maret 2023. Ini terjadi setelah perusahaan perbankan komersial berbasis California, AS ini mengalami krisis modal serta bangkrut dalam 48 jam terakhir.
Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) bahkan mengumumkan pada bahwa regulator keuangan sudah pernah menghentikan SVB serta mengambil kendali atas depositonya.
Beberapa hari sebelum penutupan, tepatnya pada 8 Maret 2023, SVB dilaporkan berusaha mengumpulkan sebagian dana untuk menangani krisis. Kepanikan dipicu oleh komunitas modal ventura, yang tersebut hal itu telah terjadi lama dilayani kemudian dipelihara oleh SVB, mengakhiri jangka waktu 40 tahun bank tersebut.
Berikut urutan waktu per tanggal yang tersebut menggambarkan kegaduhan perbankan AS plus Credit Suisse.
24 Februari: KPMG menandatangani laporan audit, SVB Financial, perusahaan induk Silicon Valley Bank, isinya adalah perusahaan hal itu tergolong sehat 2022.
Pada tahun itu, simpanan bank mencapai puncaknya pada akhir kuartal pertama setelah melonjak 86% dibandingkan 2021. Namun pada bulan-bulan berikutnya, simpanan mulai turun sebesar US$25 miliar, atau 13%, dikarenakan Federal Reserve menaikkan suku bunga.
8 Maret: Silicon Valley Bank mengumumkan membukukan kerugian US$1,8 miliar setelah mengedarkan beberapa investasinya untuk menyembunyikan penarikan dana yang digunakan hal tersebut meningkat.
Bank mengatakan penarikan hal hal itu menghasilkan simpanan pada akhir bulan Februari tambahan besar rendah dari yang tersebut dimaksud diharapkan. Uang yang hal tersebut dapat terkumpul untuk memenuhi likuiditas adalah senilai US$2,25 miliar atau sekitar Rp34 triliun dengan jual saham biasa kemudian saham preferen. Moody menurunkan rating SVB Financial beberapa jam kemudian.
9 Maret: Saham SVB Financial ambruk saat pasar dibuka. Saham empat bank terbesar AS terlibat merosot dalam tengah keresahan bank lain mengalami nasib yang mana sejenis dengan SVB.
Penurunan hari itu mengurangi total nilai pasar dari JPMorgan Chase, Bank of America, Wells Fargo, kemudian Citigroup sebesar US$52 miliar.
Saat kepanikan menyebar perusahaan modal ventura mulai menarik uang merek dari SVB kemudian mendesak perusahaan portofolio mereka untuk melakukan hal yang tersebut sama. Pada saat Bank Silicon Valley tutup pada hari itu, para deposan sudah berusaha untuk menarik US$42 miliar.
10 Maret: Perdagangan saham SVB dihentikan setelah aksi jual pada praperdagangan bursa. Segera setelah itu, regulator federal mengumumkan bahwa merekan sudah pernah mengambil alih bank.
Ini adalah kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS, setelah keruntuhan Washington Mutual selama puncak krisis keuangan 2008.
FDIC mengatakan simpanan yang digunakan digunakan diasuransikan pelanggan akan tersedia pada Senin waktu itu. Akan tetapi tiada disebutkan kapan deposan yang dimaksud bukan diasuransikan akan mendapatkan kembali uangnya.
11-12 Maret: Selama akhir pekan, perusahaan rintisan teknologi berebut untuk mengatur sumber pendanaan untuk penggajian lalu operasi sehari-hari lainnya dengan simpanan merekan tertahan pada bank yang mana gagal.
12 Maret: Karena keresahan bank run menyebar ke bank lain, regulator federal pada hari Minggu mengungkap langkah-langkah darurat untuk membendung dampak dari kegagalan SVB.
Mereka mengumumkan bahwa merekan telah dilakukan dilaksanakan menguasai bank kedua, Signature Bank, menjadikannya kegagalan bank terbesar ketiga dalam sejarah AS. Regulator mengatakan pelanggan kedua bank akan mendapatkan semua uang dia kembali. Mereka juga mengumumkan program pinjaman baru untuk bank.
13 Maret: Dalam pidato yang dimaksud yang disebut disiarkan televisi, Presiden Biden berupaya memulihkan kepercayaan pada sistem keuangan juga menekankan bahwa sistem perbankan aman. Saham First Republic kemudian saham bank regional lainnya terus merosot.
14 Maret: Departemen Kehakiman juga Securities and Exchange Commission sedang menyelidiki keruntuhan SVB dalam penyelidikan terpisah, mengutip The Wall Street Journal. Sementara itu, Federal Reserve meninjau kembali beberapa jumlah agregat aturannya terkait dengan bank menengah.
Bank Lain Hampir Ikuti Jejak SVB
15 Maret: Credit Suisse Group melihat sahamnya mencapai titik terendah baru akibat kecemasan tentang sistem keuangan menyebar ke seluruh Atlantik. Saham bank Eropa lainnya terpukul, termasuk Société Générale Perancis lalu juga BNP Paribas lalu Deutsche Bank Jerman.
Saham bank regional AS meluncur lagi. S&P Global Ratings menurunkan peringkat kredit First Republic ke status “sampah”, dengan alasan meningkatnya risiko aliran keluar simpanan kemudian tekanan profitabilitas.
Sore harinya, Credit Suisse mengatakan akan meminjam hingga 50 miliar FHR Swiss, setara dengan US$53,7 miliar, dari bank sentral Swiss untuk menopang likuiditasnya.
16 Maret: Saham Credit Suisse melonjak, menghentikan penurunan beruntun, setelah pengumuman pinjaman bank.
Saham First Republic juga berubah positif setelah bank-bank terbesar dalam AS sedang mendiskusikan penyelamatan bersama untuk menopang likuiditas pemberi pinjaman. Regulator federal kemudian mengumumkan bahwa 11 bank sudah mendepositokan US$30 miliar di dalam dalam First Republic.
17 Maret: Kenaikan hari sebelumnya berumur pendek serta saham First Republic jatuh lagi untuk mengakhiri rekor minggu terburuk mereka, mencerminkan kepanikan pemodal yang tersebut yang disebut khawatir kesulitan bank belum sepenuhnya teratasi. Saham Credit Suisse juga turun, meskipun ada bantuan dari bank sentral Swiss.
18 Maret: Grup UBS mendekati kesepakatan untuk mengambil alih Credit Suisse, bagian dari upaya mendesak otoritas Swiss kemudian global untuk memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan. UBS adalah bank terbesar berdasarkan aset di dalam tempat Swiss serta juga telah dilakukan terjadi lama dipandang sebagai bagian dari solusi yang dimaksud dimaksud didukung negara untuk Credit Suisse, bank aset terbesar kedua dalam tempat negara itu.
19 Maret: UBS setuju untuk mengambil alih saingannya Credit Suisse dengan nilai lebih lanjut lanjut dari US$3 miliar dalam kesepakatan yang dimaksud dimaksud dirancang oleh regulator Swiss. Megamerger mewakili dimensi global baru dalam kekacauan perbankan yang mana dipicu oleh keruntuhan Silicon Valley Bank.
20 Maret: CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon memimpin diskusi dengan kepala eksekutif bank besar lainnya tentang upaya baru untuk menstabilkan First Republic. Saham First Republic melanjutkan penurunannya, ditutup turun 47%.




