Home / Politik / Berkaca Demokrat 2009: Gerindra Bisa Menang-Prabowo Presiden?

Berkaca Demokrat 2009: Gerindra Bisa Menang-Prabowo Presiden?

Jakarta, REDAKSI17.COM  – Pemilu 2024 pada Indonesia semakin mendekat, serta spekulasi tentang kesempatan partai pemenang semakin kencang. Salah satunya adalah Partai Gerindra.

Dibentuk pada 6 Februari 2008, Partau Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra menjadi kendaraan kebijakan pemerintah bagi Prabowo Subianto. Dengan cepat Gerindra mampu merebut banyak simpatisan lalu juga menjadi salah satu kekuatan utama kebijakan pemerintah di dalam tempat Indonesia.

Namun, Gerindra beberapa kali gagal mengantar Prabowo sebagai pemenang pilpres pemilihan presiden (pilpres). Publik pun saat ini menunggu apakah tahun depan adalah saat yang tersebut dimaksud tepat bagi Gerindra untuk menjadi pemenang pilpres sekaligus mengantar Prabowo ke kursi presiden.

Prabowo akan maju sebagai calon presiden (Cawapres) bersama pendampingnya Gibran Rakabuming Raka untuk pilpres tahun depan.
Berkaca pada sejarah Indonesia, partai yang digunakan relatif baru dapat memenangi pilpres serta juga mengantar capres pilihannya memenangi pilpres, yakni Partai Demokrat pada 2009.

Kemenangan Partai Demokrat dalam Pileg 2009, Mampukah Gerindra Mengulang?

Pada Pileg 2009, Partai Demokrat berhasil mencetak sejarah dengan meraih kemenangan yang digunakan mana tak terduga. Meskipun termasuk partai baru juga belum miliki basis elektoral yang mana kuat seperti PDIP lalu Golkar, Demokrat mampu mengamankan kursi terbanyak. Demokrat didirikan pada 9 September 2001 tetapi baru disahkan pada Agustus 2003.

Partai Demokrat mampu memenangi pilpres 2009 dengan perolehan kata-kata 21.703.137 kata-kata atau 20,85%. Demokrat menyingkirkan partai lama seperti PDI-P kemudian Golkar.

Keberhasilan ini diiringi dengan pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Capres yang mana itu berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden dengan pernyataan mayoritas 60,8%. Hal ini menimbulkan adanya tesis bahwa partai yang mana mana mengusung capres akan mampu meningkatkan elektabilitas sebuah parpol.

Hal yang tersebut disebut diperkuat kembali dengan PDIP yang digunakan mana mampu menjadi pemenang Pileg 2014 serta juga 2019 dengan mengusung Calon Presiden Joko Widodo.

Setelah kesuksesan PDI-P serta Demokrat, penduduk sekarang menunggu apa hal serupa dapat terjadi pada Partai Gerindra yang tersebut resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres pada 2024 nanti. Sebagai catatan, Prabowo sudah terjadi kalah dalam tiga kali Pilpres, sebagai cawapres pada 2009 serta capres pada 2014 juga 2019.

Meskipun belum berhasil meraih kemenangan, partai ini mampu menjadi kekuatan oposisi yang digunakan digunakan signifikan. Gerindra yang tersebut mana kembali mengusung Prabowo dapat menjadi kunci keberhasilan Partai dalam meraih dukungan massa.

Analisis sejarah Pileg menunjukkan bahwa hasil yang hal tersebut memuaskan dapat meningkatkan elektabilitas partai, terutama jika partai yang digunakan berhasil mengusung capres yang mana populer. Contoh terbaik adalah kemenangan SBY pada pilpres 2009, yang mana tidaklah semata-mata membawa dirinya menjadi presiden tetapi juga meningkatkan dukungan untuk Partai Demokrat.

Partai Gerindra, dengan pengalaman mengusung Prabowo Subianto pada pemilihan umum sebelumnya, dapat menggunakan momentum ini untuk meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap visi lalu misi partai. Pilihan capres yang tepat, bersama dengan kampanye yang dimaksud yang efektif, dapat menjadi kunci bagi Gerindra untuk meraih dukungan yang digunakan tambahan besar.

Melihat perolehan ucapan Partai Gerindra pada Pileg 2014 serta 2019 memberikan gambaran tentang posisi partai ini dalam urusan urusan politik Indonesia.

Pada Pileg 2014, Gerindra meraih 14,8 jt pendapat atau 14,75% ucapan sah nasional, menjadikannya partai ketiga terbesar setelah PDIP lalu Golkar. Sementara pada Pileg 2019, Gerindra berhasil meningkatkan perolehan suaranya menjadi 17,59 jt pengumuman atau 12,57%, menempati posisi kedua dalam tempat belakang PDIP.

Perlu dicatat bahwa kemenangan pilpres tidaklah hanya saja hanya bergantung pada perolehan suara, tetapi juga pada distribusi pernyataan pada tempat berbagai daerah. Gerindra perlu memperkuat basisnya di area tempat wilayah-wilayah yang mana dimaksud strategis serta mendekati kelompok pemilih yang digunakan hal itu potensial.

Partai Gerindra mampu menguasai 1 provinsi pada pilpres 2014 yaitu Aceh. Partai Gerindra berhasil mengalami penambahan penguasaan kata-kata menjadi 4 provinsi pada Pileg 2019 diantaranya Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Riau, serta juga Sumatera Barat.

Meskipun Gerindra pada pemilihan umum 2024 mempunyai potensi untuk mengikuti jejak Demokrat, partai ini juga dihadapkan pada banyak tantangan, seperti persaingan urusan kebijakan pemerintah yang dimaksud ketat dengan adanya 3 paslon yang dapat membagi distribusi kata-kata ke partai lain.

Kendati demikian, pemilihan umum 2024 membuka kesempatan bagi Partai Gerindra untuk memperoleh pengumuman terbesar. Dengan mengambil pelajaran dari hasil Pileg sebelumnya, Gerindra miliki kemungkinan untuk menjadi partai yang dimaksud menguasai kursi parlementer.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

redaksi17.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *