Jakarta,REDAKSI17.COM – Megaproyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) harus terhambat lalu ditender ulang sebab ditinggal para investor. Selain gabungan BUMN, para konglomerat juga terlibat mundur dari proyek ini. Lantas bagaimana nasib Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap?
Mengutip data BPJT Kementerian PUPR, Tol Getaci masih menjadi profil tol yang dimaksud dilelang pemerintah. Proyek ini diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 37,147 triliun.
Secara total, Tol ini mempunyai panjang 108,30 km. Adapun lingkup proyek yang digunakan ditawarkan kepada pemodal adalah melakukan pendanaan, perencanaan teknis, penyelenggaraan konstruksi, pengoperasian, kemudian pemeliharaan untuk keseluruhan jalan tol.
Para pemodal yang dimaksud digunakan berminat untuk proyek ini dapat mendaftar pada jam kerja pukul 08.00-16.00 sejak 20 Oktober 2023 hingga 4 Januari 2024. Batas akhir waktu pemasukan isian dokumen prakualifikasi adalah 5 Januari 2024.
“Seluruh badan perniagaan baik badan perniagaan tunggal maupun perkumpulan dibolehkan untuk mendaftar. Pendaftaran prakualifikasi belaka sekali dapat dijalankan oleh direktur utama perusahaan atau pihak yang tersebut dimaksud dikuasakan oleh direktur utama dengan melampirkan surat kuasa. Pihak yang dimaksud mengunduh dokumen wajib mencantumkan copy identitas diri (KTP/SIM/Paspor). Seluruh proses prakualifikasi ini tiada dipungut biaya apapun,” ungkap pernyataan BPJT dikutip Kamis (28/12/2023).
Sebelumnya perkumpulan yang tersebut digunakan berisikan perusahaan BUMN juga swasta akan datang membangun tol ini. Bahkan ada nama-nama perusahaan di area dalam balik Konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjadi pemimpin gabungan perkembangan tol ini, dengan porsi 32,5%, sedangkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk miliki porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%. Sisanya PT Gama Grup 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, PT Wijaya Karya (Persero) 10%.
![]() Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga) |
Gama Group dimiliki oleh salah satu orang paling kaya di tempat tempat Indonesia, pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus. Berdasarkan data real time Forbes, kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar. Ia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group.
Sedangkan ada nama Yusuf Hamka berada pada balik perusahaan miliknya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang dimaksud digunakan menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana, yang mana hal tersebut merupakan BUMD Jabar.
Berdasarkan daftar pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jabar, PT Indec Internusa 0,16%, PT Bakrieland Development Tbk 3,76%, serta 16,95% dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
Meski ditender ulang, Hedy menjelaskan pembebasan lahan untuk ruas tol ini masih terus berjalan, dengan target penataan sampai Garut. Setelah ada pemodal baru nanti baru bangunan tol ini baru akan dilaksanakan.
Adapun imbas penyelenggaraan tender ulang ini akan berpengaruh pada penyelesaian proyek, akibat proses proyek yang dimaksud mundur.
Namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan proyek Tol Getaci ditargetkan sudah sampai Ciamis dalam 2024. Setelah itu, tol ini dapat diperpanjang hingga Cilacap setelah berganti pemerintahan.
“Nah tentu project-project yang salah satunya jalan tol yang mana dimaksud tadi juga dibahas dengan Menteri PUPR kalau sampai 2024 baru selesai Ciamis belum nyambung ke Cilacap,” ungkap Airlangga usai bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kantornya, Senin (17/7/2023).
Tol Getaci ini merupakan Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Saat ini progresnya sudah penetapan lokasi (penlok) wilayah Jawa Barat, juga dilanjutkan penetapan lokasi dalam Jawa Tengah. Setelah penlok dilakukan, terdapat proses pengadaan tanah seperti sosialisasi lalu musyawarah. Hingga selanjutnya dapat dimulai perkembangan Tol Getaci pada tahun 2023.
Untuk tarif tol awal untuk golongan I tahun 2024 mendatang ditetapkan sebesar Rp 2.025 per kilometer. Sehingga jika dihitung secara kasar tarif tol yang mana dimaksud harus dibayarkan dari pintu tol Gedebage hingga tol Cilacap kemudian juga sebaliknya mencapai Rp 418.466. Targetnya tol ini untuk tahap pertama dari Gedebage sampai Tasikmalaya dapat selesai pada 2024 mendatang. Selanjutnya dari Tasikmalaya sampai Cilacap pada 2029 mendatang.
Tol Getaci terdiri atas empat seksi, yakni: Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 km), seksi 2 Garut Utara – Tasikmalaya (50,32 km), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), kemudian seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km).
Untuk Seksi 1 lalu 2, jadwal pembebasan tanah ditargetkan Januari 2021 hingga Oktober 2022. Sedangkan jadwal proyek adalah April 2022 hingga Juni 2024. Proyek ini ditargetkan mampu operasi pada Juli 2024.
Untuk Seksi 3 lalu 4, jadwal pembebasan tanah ditargetkan 2026 hingga 2027. Sedangkan jadwal bangunan adalah April 2027 hingga Juni 2029. Proyek ini ditargetkan mampu operasi pada Juli 2029.
![]() Lelang jalan tol Gedebage – Tasikmalaya – Ciamis. (Dok. bpjt.pu.go.id) |