Dokter Spesialis Bedah RS Royal Progress, dr. Ika Megatia, B.MedSc, SpB, FINACS, FICS mengatakan kedua metode ini mempunyai keunggulan tersendiri serta dapat digunakan sesuai dengan gejala lalu kebutuhan pasien.
“Hernia yang tersebut menetap dapat menyebabkan jepitan pada isi kantung Hernia seperti usus atau lemak usus juga dapat memicu nyeri hebat, kematian jaringan usus sampai kebocoran usus atau sampai dengan kematian,” ujar dr. Ika melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (29/12/2023).

Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2017 terdapat sekitar 350 per 1000 populasi penderita Hernia dengan gejala yang berbeda-beda. Hernia disebabkan akibat adanya kelemahan otot sehingga menimbulkan tonjolan yang digunakan umumnya berada pada sekitar perut ataupun selangkangan.
Adapun tindakan operasi turun berok atau hernia ditujukan untuk memperkuat dinding abdomen agar dapat mencegah benjolan hernia tiada kembali menonjol.
Operasi Hernia Terbuka
Melansir Hello Sehat, operasi hernia terbuka merupakan jenis operasi umum di dalam Indonesia, diimplementasikan dengan cara menyayat bagian perut tempat terjadinya turun berok. Operasi ini juga terbagi ke dalam dua tahap yaitu pertama herniorafi, mengupayakan jaringan atau organ yang dimaksud mencuat ke posisi semula.
Tahap kedua yaitu hernioplasti, tindakan menangguhkan organ yang tersebut mencuat dengan unsur sintetis yang dimaksud dapat menyatu dengan jaringan tubuh. Menurut dr. Ika proses menyokong hernia, menangguhkan serta memperkuat dinding abdomen seperti yang dimaksud ada dalam RS Royal Progress, Sunter, Jakarta Utara mampu menggunakan MESH.
MESH adalah alat yang dimaksud terbuat dari unsur polimer sintetis yang mana tidaklah berbahaya dan juga dalam pembuatannya telah terjadi melewati berbagai tahap uji klinis, sehingga bukan akan menyebabkan reaksi penolakan oleh tubuh.
Operasi Hernia Laparoskopi
Sama seperti operasi hernia terbuka, operasi minimal invasif atau laparoskopi ini juga ditujukan untuk menyembunyikan hernia serta memperkuat dinding abdomen. Hanya saja, pada masa saat ini metode ini lebih banyak direkomendasikan akibat dokter cuma perlu melakukan sedikit sayatan, kemudian tak perlu operasi terbuka dengan menciptakan banyak perlukaan di area tubuh saat tindakan.
Metode pembedahan minimal invasif, pasien hanya sekali mendapatkan luka operasi kecil berkisar 0,5 hingga 1,5 cm dengan masa pemulihan lebih tinggi cepat serta minim rasa sakit. Sehingga setelah operasi hernia laparoskopi dijalani dan juga tidak ada ada keluhan, pasien dapat langsung diizinkan pulang.
“Dan di dalam era modern ini, laparoskopi atau tindakan minimal invasif menjadi salah satu solusi pengobatan hernia yang digunakan menjadi favorit masyarakat, oleh sebab itu luka sayatan yang tersebut tambahan minim lalu nyeri yang dimaksud tambahan ringan kemudian dapat menempatkan mesh jaringan yang lebih lanjut besar,” jelas dr. Ika.
Terakhir dr. Ika menambahkan penyakit yang dimaksud dianggap biasa pada lelaki berusia 50 tahun ini tetap harus diwaspadai sebelum terjadi komplikasi. Ia juga mewanti-wanti bukan menghindari konsultasi ke dokter untuk mencegah kematian lantaran komplikasi.
“Tanda keadaan darurat pada hernia akibat benjolan menetap baik pada posisi tidur juga membesar saat berdiri atau duduk, nyeri kemerahan disertai mual, muntah kemudian demam, Jika pasien sudah berada dalam keadaan seperti ini, hindari menunda konsultasi ke dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi,” pungkas dr. Ika.
redaksi17.com