Home / Nasional / Sri Sultan : Sumbu Filosofi Antarkan Masyarakat Sejahtera Dan Berbudaya

Sri Sultan : Sumbu Filosofi Antarkan Masyarakat Sejahtera Dan Berbudaya

 

Yogyakarta (19/09/2023) REDAKSI17.COM – Sumbu Filosofi Yogyakarta resmi ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC), Senin (18/09) di Riyadh Arab Saudi. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap, penetapan tersebut dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama akan nilai-nilai universal, tidak hanya bagi Yogyakarta dan Indonesia, namun juga dunia.

Ditemui di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Sri Sultan mengatakan, Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan konsep tata ruang yang tercantum dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks. Konsep ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang dari Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta. Hal menarik inilah yang membuat proses persidangan berjalan cepat, lancar dan tanpa sanggahan.

Struktur jalan tersebut beserta sekelilingnya merupakan perwujudan falsafah Jawa. Menjelaskan tentang keberadaan manusia yang meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), dan hubungan antara manusia dan Sang Pencipta serta antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti). Pun dunia mikrokosmik dan makrokosmik. Konsep-konsep ini tidak hanya membentuk perkembangan Kota Yogyakarta, tetapi juga masih berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat sampai hari ini.

Sri Sultan mengutarakan, pembangunan Sumbu Filosofi Yogyakarta dimaknai UNESCO sebagai bagian dari upaya Sustainable Development, khususnya pada makna Hamemayu Hayuning Bawono. “Mereka mendefinisikan yang dimaksud Hamemayu Hayuning Bawono itu sebagai sustainable developmentHamemayu Hayuning Bawono itu sudah diciptakan tahun 1755, Sementara oleh PBB sendiri untuk sustainable development goal ini kan baru tahun 90-a. Berarti kita jauh dari awal 1755 dengan terbentuknya pemerintahan di Jogjakarta itu sudah mengerti sustainable development. Saya kira itu yang jadi penting,” jelas Sri Sultan pada Selasa (19/09).

Terhadap penetapan ini, masyarakat diharapkan dapat menyambut baik penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia yang dinilai UNESCO menjadi upaya sustainable development ini sekaligus turut menghargai dan menjaga kelestariannya. Dimana secara otomatis akan memberikan dampak positif bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Meskipun telah sah ditetapkan sebagai warisan dunia, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan tetap boleh melakukan pembangunan di sekitar kawasan Sumbu Filosofi. Sri Sultan mengatakan, pembangunan diizinkan, selama selama masih di luar batas pelestarian yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta. Dengan catatan, tidak boleh membangun di dalam batas area.

“Jadi tetap boleh membangun, boleh. Hanya masalahnya bagaimana yang sudah ada dan sebagainya yang dianggap itu bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta itu harus dijaga. Nanti ada batas-batas kondisi yang ada. Misalnya kita mendaftarkan ada tanah yang tidak boleh dibangun sebagai batas untuk koridor (Sumbu Filosofi Yogyakarta) dari situ, itu nggak boleh, misalnya. Ya jangan dibangun di situ,” kata Sri Sultan.

Sri Sultan mengungkapkan, nantinya pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta tetap akan melibatkan berbagai pihak tidak hanya pemerintah namun juga masyarakat. “Bagi saya yang penting untuk masyarakatnya harus ada. Aspirasi dari mereka itu juga perlu didengar,” ucap Sri Sultan.

Terkait kekhawatiran masyarakat akan terjadi penggusuran di area tersebut, Sri Sultan mengatakan tidak perlu khawatir jika memang hal tersebut terjadi. Sri Sultan menyampaikan, apabila terdapat tanah milik pribadi yang termasuk ke dalam kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta dan harus dilakukan pelestarian, maka pengelola akan menyiapkan ganti untung kepada pemilik tanah.

Dengan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia yang menjunjung konsep Hamemayu Hayuning Bawono sebagai sustainable development ini, akan semakin memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sumbu Filosofi Yogyakarta yang kini merupakan warisan budaya dunia akan menjadi daya tarik luar biasa apabila dikelola secara tepat dan cepat. Meningkatkan jumlah wisatawan yang akan pula meningkatkan potensi perekonomian, dimana industri kreatif secara otomatis juga akan terdongkrak sebagai salah satu bentuk Sustainable Development Goals (SDGs).

Diketahui terdapat 7 catatan rekomendasi dari penilai ICOMOS yang harus diperhatikan pelaksanaannya ketika UNESCO bersedia menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Terkait rincian rekomendasi tersebut, Sri Sultan masih menunggu detil laporan dari tim perwakilan sidang penetapan untuk kembali ke DIY.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada peran semua pihak dan UNESCO yang telah bisa menerima Sumbu Filosofi Yogyakarta ini sebagai salah satu kekayaan Jogja menjadi bagian yang diakui oleh UNESCO. Semoga ini menjadi tempat pembelajaran, tidak hanya bagi Yogyakarta dan Indonesia, tapi juga dunia,” tutur Sri Sultan.

Sumber : Humas Pemda DIY

Pewarta : Gie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *