Home / Nasional / 7 Kecelekaan Kereta Api Terbesar di Indonesia, Korban Jiwa Ratusan

7 Kecelekaan Kereta Api Terbesar di Indonesia, Korban Jiwa Ratusan

7 Kecelekaan Kereta Api Terbesar di tempat Indonesia, Korban Jiwa Ratusan

Jakarta,,REDAKSI17.COM – Kecelakaan kereta api kembali terjadi di area area Indonesia. Kecelakaan melibatkan Kereta Api (KA) Turangga juga juga Kereta Commuterline pada Jumat (5/1/2024) pagi sekitar pukul 06.03 WIB.

Kecelakaan terjadi di area dalam Kampung Babakan DKA, Jawa Barat. Hingga Jumat pukul 11:50 WIB dilaporkan kecelakaann menelan empat korban jiwa. Mereka adalah Masinis, Asisten Masinis, lalu Pramugara dari

Tidak ada korban jiwa yang dimaksud digunakan menimpa penumpang. Dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang serta KA Commuterline sebanyak 191 penumpang, ada sekitar 22 penumpang yang mana mana luka ringan serta telah lama lama dibawa ke Rumah Sakit terdekat, untuk mendapat perawatan.

Sebelum ini, kecelakaan juga terjadi saat Kereta Api (KA) 121 Brantas relasi Pasar Senen-Blitar mengalami kecelakaan pada 18 Juli 2023.

KA Brantas Tabrak Truk Tronton, Simak Penjelasan KAI!Foto: CNBC INDONESIA TV
KA Brantas Tabrak Truk Tronton, Simak Penjelasan KAI!

 

Saat itu, KAI Brantas menabrak truk tronton diJPL 6 Km 1+523 petak jalan Jerakah-Semarang Poncol. Kecelakaan juga mengakibatkan kebakaran yang hal tersebut cukup parah di area area badan kereta.

Dua insiden yang digunakan berselisih kurang dari enam bulan ini cukup mengagetkan mengingat jumlah agregat keseluruhan kecelakaan kereta api dalam Indonesia terbilang jarang dalam beberapa tahun terakhir.

Merujuk data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretapian Kementerian Perhubungan, jumlah agregat total kecelakaan kereta api jarak berjauhan mengecil dibandingkan periode awal 2000an.

Jumlah kecelakaan kereta api pada 2007 masih mencapai 139 kemudian naik menjadi 126 pada 2008. Kecelakaan menurunkan radikal dalam empat tahun terakhir. Rata-rata kecelakaan kereta api pada 2019-2022 belaka sekali 13,75.

Korban meninggal akibat kecelakaan kereta api juga turun radikal dari 45 jiwa pada 2008 menjadi 0 pada periode 2019-2022.

Kecelakaan kereta api dalam empat tahun terakhir didominasi oleh insiden anjlok.

Merujuk data Ditjen Perkeretapian, jenis kecelakaan kereta api dibagi menjadi lima kategori yakni tabrakan dengan kereta lain, anjlokan, terguling, banjir/longsor, serta lainnya.
Dari 55 kecelakaan kereta api pada 2019-2022, sebanyak satu kecelakaan adalah insiden tabrakan dengan kereta lain, satu kali terguling, juga satu akibat banjir/longsor.
Selebihnya kecelakaan itu adalah insiden anjlok.

Jatuhnya empat korban tewas pada kecelakaan kereta hari ini menjadi yang dimaksud pertama sejak 2017.

Indonesia sendiri pernah beberapa kali mengalami insiden parah terkait kereta api:

1. Kecelakaan Kereta Api Padang Panjang, 22 Desember 1944

Kecelakaan menyebabkan 200 orang tewas serta 250 orang lain luka-luka dalam kecelakaan pada Singgalang Kariang, Padang Panjang (sekarang di dalam tempat lokasi rest area Lembah Anai, Sumbar) yang digunakan memang cukup terjal sehingga rawan kecelakaan.

Kecelakaan disebabkan rem blong sehingga terjadi slip roda lokomotif hingga keluar rel.

2. Tragedi Bintaro, 19 Oktober 1987

Sebanyak 156 orang tewas juga 300 orang terluka dalam kecelakaan kereta api di dalam dalam Pondok Betung, Bintaro. Tabrakan yang mana dimaksud juga dikenal dengan Tragedi Bintaro itu merupakan adu kepala kereta dalam kecepatan tinggi yaitu antara KA 220 Patas Merak lalu juga KA lokal 225.

KA Rangkas membawa tujuh rangkaian gerbong juga bergerak dari Tanah Abang menuju Merak. Sementara itu, KA Merak bergerak menuju Tanah Abang dari Rangkasbitung.
Kedua kereta meluncur dengan cepat juga juga saling bertabrakan pada pukul 06:45 WIB.
Jumlah korban sangat besar mengingat kereta sangat penuh hingga penumpang banyak yang mana dimaksud bergelantungan.

3. Kecelakaan kereta api uap Bumel, 20 September 1968
Kecelakaan terjadi di dalam dalam desa Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat, yang dimaksud dekat dengan Stasiun Citayam.
Insiden terjadi akibat tabrakan antara kereta api uap Bumel dengan kereta api cepat berlokomotif diesel modern.

Sebanyak 116 orang tewas sementara puluhan orang lainnya mengalami luka baik ringan maupun berat.

4. Kecelakaan kereta api dalam Brebes, 25 Desember 2001
Merujuk data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan terjadi pada 25 Desember 2001 sekitar jam 04.33 WIB.

Sebanyak 31 orang tewas dalam kecelakaan hal itu sementara 51 lainnya mengalami luka berat.

 

Kereta Api 146 menabrak Kereta Api 153 Gaya Baru Malam Selatan yang mana digunakan sedang menunggu bersilangan dalam dalam sepur 3 emplasemen stasiun Ketanggungan Barat. Kereta Api 146 berangkat dari stasiun Kejaksan Cirebon pada jam 03:36 dengan mengalami keterlambatan 2 jam 30 menit dari jadwal yang digunakan itu seharusnya.
Tabrakan itu terjadi dikarenakan KA 146 melanggar sinyal masuk stasiun Ketanggungan Barat yang dimaksud yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti).

5. Kecelakaan KRL dalam Ratu Jaya Depok, 2 November 1993

Sebanyak 20 orang meninggal serta 100 orang terluka dalam kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Ratu Jaya Depok.
Kecelakaan bermula dari kesalahan informasi antara antara petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) pada pemberangkatan Stasiun Depok Lama serta Stasiun Citayam.

Petugas memberangkatkan KRL dari Depok Lama tanpa memberitahu kepada petugas pada Citayam. Petugas dalam Citayam memberangkatkan KRL sehingga dua kereta yang mana digunakan berlawanan arahpun saling bertabrakan.
Sebagai catatan, kereta pada tahun masih menggunakan jalur tunggal.

6. Insiden tumburan KA Kertajaya dengan KA Sembrani pada 14 April 2006

Sebanyak 14 orang tewas dalam kecelakaan KA Kertajaya yang yang disebut bertabrakan dengan KA Sembrani pada dalam Stasiun Gubug, Grobogan (Jateng).
Merujuk data KNKT, tumburan terjadi antara KA 150 Kertajaya dengan KA 40 Sembrani dalam wesel empat di area dalam sebelah Timur stasiun Gubug pada jam 02:10 WIB.

 

Pada jam 02.10 WIB, KA 40 Sembrani dengan kecepatan normal sekitar 70 Km/jam masuk dari arah Semarang. Masinis melihat jalurnya terhalang (tidak bebas) kemudian beraksi melakukan pengereman darurat (emergency brake) kemudian menunduk. Lokomotif KA 40 menabrak KA 150 yang mana dimaksud sedang berusaha berjalan mundur.
Tabrakan terjadi pada lokasi wesel. Lokomotif KA Sembrani menabrak lokomotif KA Kertajaya. Akibat insiden tersebut, lokomotif KA Sembrani berikut tiga keretanya terguling dalam area sawah sebelah selatan rel (arah kanan dari datangnya kereta), juga dua kereta lainnya anjlok.

Lokomotif KA Kertajaya terlempar kearah utara rel (arah kiri terhadap datangnya kereta). Kedua bogienya terlepas, bahkan satu bogie terpisah kemudian terlempar masuk ke sawah dalam sebelah kanal rel sejauh sekitar 50 meter

7. Tabrakan KRL vs Tangi Pertamina, 9 Desember 2013

Tujuh orang meninggal, termasuk masinis, asisten masinis, serta teknisi KRL Serpong-Stasiun Tanah Abang dalam tabrakan dengan truk tangki Pertamina yang mana yang disebut membawa BBM premium 24.000 kilo liter yang dimaksud mogok dalam tengah rel.

Pada pukul 11.15 WIB mobil tangki yang mana datang dari arah Tanah Kusir menuju Ceger bertabrakan dengan KRL di dalam dalam pintu perlintasan nomor 57A Km. 16+974 Pondok Betung Jakarta Selatan.
Diduga palang pintu tak berfungsi atau truk mengabaikan sirine palang pintu. Kecelakaan yang tersebut mana terjadi pada 9 Desember 2013 yang dimaksud disebut terjadi 200 meter dari lokasi Tragedi Bintaro (tahun 1987 yang dimaksud dimaksud menewaskan 156 korban jiwa).

Tabrakan ini menimbulkan kobaran api di dalam tempat seluruh bagian mobil tangki, bagian depan KRL serta beberapa bangunan dalam radius 15 m.

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *