Jakarta,,REDAKSI17.COM – Israel dilaporkan sedang berada dalam diskusi dengan Republik Demokratik Kongo juga negara Afrika lainnya untuk memindahkan migran Palestina dari Gaza. Ini terjadi saat negara itu masih terus menyerang Gaza dengan dalih menghancurkan milisi penguasa wilayah itu, Hamas.
Times of Israel, mengutip sumber senior pemerintah, melaporkan bahwa pemindahan ini menjadi kebijakan utama koalisi Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Media itu menyebut Israel sudah berbicara dengan beberapa negara Afrika untuk menentukan apakah merek menerima migran dari Gaza.
“Kongo akan bersedia menerima migran, kemudian juga kami sedang melakukan pembicaraan dengan negara lain,” kata situs berita tersebut, mengutip pejabat yang digunakan yang tidaklah disebutkan namanya, sebagaimana dilaporkan juga oleh Russia Today, Jumat (5/1/2024).
Netanyahu sebelumnya memang menyebut ada “kemajuan dalam rencana migrasi warga Gaza” dalam pertemuan partainya, Likud. Ia mengakui bahwa permasalahan saat ini adalah menemukan negara yang digunakan mana bersedia menerima warga Gaza.
Republik Demokratik Kongo miliki tingkat kemiskinan kemudian kesenjangan yang tersebut hal itu tinggi, menurut laporan Program Pangan Dunia, ditambah dengan konflik juga ketidakamanan regional yang yang disebut berulang. Organisasi bantuan hal itu menambahkan bahwa sekitar 52,5% dari 5,5 jt penduduknya hidup di dalam dalam bawah garis kemiskinan.
Sebelumnya, Washington menolak pernyataan “tidak bertanggung jawab” dari para pejabat Israel mengenai usulan rencana pemukiman kembali. Termasuk dua pernyataan yang menyerukan “migrasi sukarela” bagi warga Palestina.
“Amerika Serikat menolak pernyataan baru-baru ini dari Menteri Israel Bezalel Smotrich kemudian Itamar Ben Gvir yang digunakan yang disebut menganjurkan pemukiman kembali warga Palestina dalam luar Gaza,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
“Retorikanya bersifat menghasut juga tidak ada ada bertanggung jawab,” ujarnya.
Smotrich menolak keberatan Washington. Ia mengklaim bahwa sekitar 70% warga Israel mengupayakan proposal yang disebut dikarenakan dua jt warga Gaza bangun setiap pagi dengan keinginan untuk menghancurkan Israel.
Kantor Netanyahu sebelumnya sudah terjadi mengeluarkan pernyataan yang digunakan mengatakan bahwa Smotrich serta Ben Gvir tiada mewakili kebijakan resmi pemerintah mengenai konflik pada Gaza.
“Namun rencana yang digunakan disebut akan diperlukan akibat kondisi Gaza pasca perang ketika konflik mereda, kata Menteri Intelijen Israel, Gila Gamliel, pada hari Selasa pada sebuah konferensi dalam dalam parlemen Israel, Knesset.
Gamliel menambahkan ke situs media Ibrani Zman Israel bahwa pihaknya mengharapkan 60% lahan pertanian Gaza diubah menjadi zona penyangga keamanan.
“Pada akhir perang, pemerintahan Hamas akan runtuh. Tidak ada otoritas kota, penduduk sipil akan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan,” ujarnya.
Israel telah lama lama melakukan serangan udara lalu darat yang digunakan dimaksud berkepanjangan pada tempat daerah kantong Gaza yang tersebut mana berpenduduk padat. Ini sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas.
Lebih dari 22.000 warga Palestina sudah terjadi terbunuh. Di sisi lain, hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas 7 Oktober.