Jakarta,REDAKSI17.COM – Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan proses pencarian operator pengganti perusahaan minyak kemudian gas bumi (migas) selama Rusia, Zarubezhneft, pada Blok Tuna yang digunakan digunakan berada di tempat dalam Laut Natuna Utara, sebelah perbatasan Indonesia-Vietnam, masih berlangsung.
Koordinator Pokja Pengembangan Wilayah Kerja (WK) Migas Konvensional Maruf Affandi mengatakan, saat ini operator Blok Tuna yakni Harbour Energy masih dalam proses pencarian partner melalui pembukaan data room dalam Blok Tuna. Adapun dari proses yang mana diketahui banyak para calon mitra yang digunakan mana tertarik masuk untuk menggantikan Zarubezhneft.
“Proses ini terus berjalan. Kami update beberapa calon mitra yang digunakan mau masuk baik dari lokal, maksud kami dari perusahaan Indonesia, atau luar negeri,” kata dia dalam Konferensi Pers pada Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri dikelola oleh perusahaan selama Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang hal itu memegang hak partisipasi sebesar 50% dalam Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.
Ia pun berharap proses peralihan hak partisipasi Zarubezhneft dalam area Blok Tuna dapat segera tuntas pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, wilayah kerja yang dimaksud mengandung gas hal itu dapat segera berproduksi.
“Berharap pada mid years sanggup ditunjuk pengganti perusahaan Rusia tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan proses pencarian operator pengganti Zarubezhneft di area tempat Blok Tuna masih berlangsung.
Nanang pun berharap proses divestasi Zarubezhneft di dalam dalam Blok Tuna dapat segera tuntas pada tahun ini. Pasalnya, gas yang dimaksud dimaksud diproduksikan dari Blok Tuna sendiri sudah pernah memiliki calon pembeli dari Vietnam.
“Kalau gasnya nanti rencananya akan disalurkan ke Vietnam. Memang ada batas waktu ya, mudah mudahan di area tempat tahun ini selesai dari kepastian siapa,” ujar Nanang ditemui pada tempat Gedung Kementerian ESDM, Selasa (2/1/2024).
Beberapa waktu lalu, Nanang membeberkan rencana pengembangan Blok Tuna yang dimaksud hal tersebut dioperatori oleh perusahaan selama Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. terimbas sanksi Uni Eropa kemudian Pemerintah Inggris. Pasalnya, partner dia pada area blok hal yang yakni Zarubezhneft berasal dari Rusia.
Oleh sebab itu, Zarubezhneft pun akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek tersebut. Mengingat, Harbour Energy sudah terjadi diwanti-wanti oleh pemerintah setempat untuk tiada bertransaksi apalagi bermitra dengan perusahaan selama Rusia.