Jakarta,REDAKSI17.COM – Perpolitikan RI jelang pemilihan umun makin ramai. Maruarar Sirait serta Budiman Sudjatmiko menjadi sorotan rakyat setelah menyatakan mundur sebagai kader PDI Perjuangan. Hal ini seiring dengan keputusan politiknya untuk beralih menyokong Prabowo Subianto juga juga Gibran Rakabumingraka.
Seperti diketahui, Maruarar tercatat sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Dia juga tercatat pernah menjabat sebagai ketua Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI Perjuangan.
Saat menjadi anggota DPR, Ara melaporkan harta kekayaan setalah dikurangi utang, senilai Rp 85,8 miliar. Ara tercatat miliki utang sebesar Rp 33,79 miliar.
Harta Ara kebanyakan dalam bentuk tanah dan juga juga bangunan sebesar Rp 74,48 miliar. Aset properti yang dia miliki tersebar dalam tempat Jakarta, Jawa Barat, Banten, lalu Sumatra Utara.
Mengutip LHKPN tersebut, Ara mempunyai harta sebagai alat transportasi kemudian juga mesin senilai Rp 1,15 miliar yang dimaksud mana terdiri dari mobil Fotton Ambulance (2012) seharga Rp 94,5 juta, Toyota Alphard (2017) Rp 713,77 juta, lalu juga Toyota Fortuner (2017) Rp 344 juta. Seluruh kendaraan yang digunakan disebut dia dapat dari hasil sendiri.
Ara juga melaporkan harta bergerak lainnya Rp 7,42 miliar, surat berharga Rp 11,08 miliar, serta kas lalu setara kas Rp 19,95 miliar.
Sedangkan Budiman Sudjatmiko resmi dipecat PDIP setelah sikapnya secara terbuka mendeklarasikan dukungan untuk calon calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto pada pemilihan umum pada tempat 2024. Budiman menegaskan hal hal yang disebut dilaksanakan atas nama lalu juga keinginan pribadi kemudian tak ada kaitannya dengan kepartaian.
Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Budiman Sudjatmiko tercatat miliki total harta mencapai Rp 1,7 miliar.
Dari total harta tersebut, harta kekayaannya atau lebih tinggi tinggi dari 90% merupakan tanah lalu bangunan dengan luas 187 M2/250 M2 yang mana digunakan terletak pada Kota Jakarta Timur dengan label hasil sendiri.
Selebihnya, ada dua unit mobil yakni Nissan Evalia 1,5 Tahun 2012 seharga Rp 95 jt kemudian Mitsubishi Mirage 1,2 A/T tahun 2013 seharga Rp 85 juta.
Karir Budiman berawal dari aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang tersebut dia deklarasikan pada 1996. Karena itu aktivitas politiknya pada area PRD, dia dipenjara oleh pemerintah Orde Baru lalu divonis 13 tahun penjara setelah dituding menjadi dalang insiden peristiwa 27 Juli 1996.
Namun, Budiman cuma sekali menjalani hukuman selama 3,5 tahun setelah mendapat amnesti dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 10 Desember 1999. Setelah bebas dari penjara, Budiman melanjutkan pendidikannya ke Inggris.
Budiman juga juga banyak aktivis lainnya menyatakan diri masuk PDIP. Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom saat itu, para aktivis yang mana itu masuk PDIP, antara lain Rahardjo Waluyo Jati (PRD), mantan Ketua Pijar Haikal, Akuat Supriyanto, Beathor Suryadi, Masinton Pasaribu (Front Perjuangan Pemuda Indonesia), hingga Sinyo (Gerakan Bersama Rakyat).
Pada 2021, Ia pernah ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengisi jabatan sebagai Komisaris Independen dalam PTPN V.
