Jakarta, REDAKSI17.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) merespons pernyataan Ombudsman RI yang digunakan menyebut ada pungutan liar dalam penerbitan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengaku siap memberikan keterangan atas laporan pengaduan kepada Ombudsman RI. Bahkan, ia mempersilahkan pihak tertentu yang digunakan digunakan mengetahui adanya praktik korupsi pada Direktorat Jenderal Hortikultura untuk melaporkan kepada aparat penegak hukum.
Kementan, lanjutnya, tak akan menghentikan mata atas kritik kemudian masukan dari masyarakat serta lembaga manapun.
“Kami berkomitmen untuk melakukan penyelidikan internal secara mendalam lalu profesional terhadap segala pengaduan masyarakat, guna meyakinkan integritas berjalan baik,” kata Prihasto, dikutip Senin (22/1/2024).
Menurutnya, apabila muncul temuan atau dugaan kesempatan korupsi, apalagi temuan maladministrasi, akan segera ditindaklanjuti secara internal maupun jalur hukum.
Dia pun menyayangkan Ombudsman sebagai lembaga yang dimaksud memantau pelaksanaan pelayanan rakyat langsung menyampaikan dugaan pada masyarakat, tanpa klarifikasi awal yang digunakan dimaksud cukup.
“Kami berkomitmen lalu kooperatif pada penegak hukum. Tidak ada ruang bermain-main dengan RIPH. Setiap laporan gratifikasi serta kolusi Saya pastikan akan ditindaklanjuti. Kami punya komitmen yang tersebut yang mirip dengan ombudsman untuk melayani penduduk dengan baik lalu bersih,” tukasnya.
Penuhi Panggilan Ombudsman
Untuk itu, dia mengatakan, akan menjelaskan hal itu kepada Ombudsman RI. Di mana hari ini, Senin (22/1/2024), Prihasto memenuhi panggilan Ombudsman RI terkait dugaan prospek maladministrasi dalam proses penerbitan RIPH.
Seyogiayanya, Prihasto dipanggil pada Selasa lalu (16/1/2024), namun tak hadir akibat berhalangan. Dan kemudian dijadwalkan hari ini untuk proses penggalian informasi tambahan lanjut perihal proses penerbitan RIPH bawang putih.
“Saya sudah mau (berangkat) ke Ombudsman, untuk memenuhi panggilan kemarin,” kata Prihasto.