Jakarta,REDAKSI17.COM – Menteri Koperasi serta Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, pihaknya tengah berupaya membenahi tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) koperasi dalam Indonesia, termasuk standar akuntansi koperasi untuk perniagaan keluarga skala mikro.
“Kami juga masukan komite nasional governance guidance untuk koperasi. Jadi kita akan 100% terapkan, sebagian sudah dijalankan. Misalnya, pengurus koperasi itu nggak boleh seumur hidup jadi ketua koperasi, termasuk juga anggota keluarga dalam koperasi,” kata Teten saat ditemui di area dalam Gedung PWI, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Sedangkan, lanjutnya, struktur kepengurusan koperasi dalam Indonesia saat ini masih banyak yang dimaksud hal tersebut diurus oleh pengurusnya sendiri, tiada ada tenaga profesional pada dalamnya.
“80% koperasi kita masih diurus pengurusnya sendiri, nggak punya manajer koperasi yang dimaksud profesional,” ujarnya.
 Foto: Menteri Koperasi kemudian juga Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan, sektor Usaha Mikro Kecil lalu Menengah (UMKM) 64,5% pelaku usahanya merupakan ibu-ibu. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Menteri Koperasi lalu Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan, sektor Usaha Mikro Kecil juga Menengah (UMKM) 64,5% pelaku usahanya merupakan ibu-ibu. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Untuk itu, Teten mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengarahkan agar koperasi-koperasi skala kecil itu dapat digabungkan menjadi satu koperasi berskala besar, utamanya untuk koperasi simpan pinjam.
Lebih lanjut, Teten menyebut jumlah keseluruhan keseluruhan koperasi dalam Indonesia termasuk yang mana digunakan paling banyak dalam tempat dunia, yakni ada sekitar 130 ribu koperasi.
“Ini kita sekarang sedang mengarahkan bagaimana (koperasi) yang mana mana kecil-kecil itu memang digabung, (dengan) kita naikkan permodalannya Rp 500 juta, supaya masuk ke dalam skala besar,” jelasnya.
