Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) penerbangan atau avtur dituding jadi penyebab mahalnya biaya tiket pesawat di dalam area Indonesia. Bahkan Komisi Pengawas kemudian Persaingan Usaha (KPPU) menyebut nilai tukar jual avtur dalam dalam Indonesia tambahan besar mahal dibandingkan dengan biaya pada tempat beberapa bandara internasional.
Benarkah demikian? Mengutip laman resmi Pertamina, Senin (12/2/2024), tarif avtur untuk penerbangan domestik periode 1-29 Februari 2024 di tempat tempat Bandara Soekarno Hatta tercatat sebesar Rp 13.300 per liter.
Bandara Kulonprogo sebesar Rp 15.415 per liter, Bandara Deli Serdang Rp 15.047 per liter, Bandara Ahmad Yani Rp 15.359 per liter, lalu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Rp 15.359 per liter.
|
Selanjutnya, untuk penerbangan internasional dari Bandara Soekarno Hatta sebesar Rp 12.249 per liter (asumsi kurs Rp 15.685 per dolar AS), Bandara Kulonprogo Rp 14.116 per liter, Bandara Deli Serdang Rp 13.802 per liter, Bandara Ahmad Yani Rp 14.116 per liter, kemudian Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Rp 13.959 per liter.
Nah jika dibandingkan dengan jualan avtur oleh Badan Usaha swasta yakni Shell yang digunakan mana disalurkan untuk bandara internasional, terlihat tarif avtur di area area Indonesia jarak terpencil lebih lanjut besar murah.
Mengutip laman resmi Shell, biaya avtur dalam dalam Bandara Changi International, Singapura misalnya tembus US$ 550 per 100 UGL (Unit Galon Liter) atau US$ 5,5 per galon. Hitungannya: US$ 5,5 x Rp15.685 (kurs rupiah hari ini) = Rp 86.267,5 per 3,78 liter. Itu artinya per liter avtur senilai Rp 22.822,1 per liter.
Sementara itu pada area Bandara KL International, Kuala Lumpur Malaysia yang mana hal itu tercatat sebesar US$ 560 per 100 UGL atau US$ 5,6 per gallon. Hitungannya US$ 5,6 x Rp 15.658 = Rp 87.836 per 3,78 liter atau Rp 23.237 per liter.
Melihat dari nilai tukar avtur itu, artinya nilai jual avtur yang dimaksud dijual oleh Pertamina cenderung tambahan tinggi tidak ada mahal dibandingkan Shell di dalam area beberapa negara tetangga Indonesia itu.
Sebelumnya, Pertamina membantah bahwa nilai tukar avtur menjadi penyebab tarif tiket melambung akhir-akhir ini. “Harga jual avtur bukan ada semata-mata ditentukan dari nilai tukar jual minyak mentahnya saja, namun juga dari kompleksitas penyaluran,” kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia dikutip, Senin (12/2/2024).
Sebagai negara kepulauan, penyaluran avtur dalam Indonesia dinilai mempunyai tantangan tersendiri. “Security of supply menjadi hal yang perlu dipastikan, mengingat penyaluran avtur ke seluruh bandara hingga ke bandara perintis merupakan tantangan tersendiri,” imbuhnya.
Meski begitu, Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga secara konsisten menjaga nilai compliance yang mana mana mengacu kepada Kepmen ESDM No. 17 K/10/MEM/2019 mengenai Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Avtur yang digunakan dimaksud Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
“Tidak semata-mata itu, Pertamina Patra Niaga juga menjaga nilai kompetitif dengan tingkat tarif publikasi yang digunakan tambahan rendah bila dibandingkan dengan nilai tukar publikasi fuel provider dalam lokasi Singapura,” ujar Irto.
“Prinsipnya kami menghargai hasil evaluasi dari KPPU,” tegas Irto.