Jakarta,REDAKSI17.COM – Industri kesehatan di dalam tempat Korea Selatan (Korsel) saat ini dalam keadaan genting. sebab itu lebih banyak tinggi dari 8.800 dokter junior atau sekitar 71% dari tenaga kerja peserta pelatihan sekarang ini mogok kerja serta bahkan telah terjadi dilaksanakan berhenti.
Wakil Menteri Kesehatan Kedua, Park Min-soo, mengatakan 7.813 dokter peserta pelatihan belum masuk kerja. Jumlah dokter yang dimaksud dimaksud mogok meningkat hampir lima kali lipat sejak aksi dimulai Senin, meskipun pemerintah memerintahkan kembali bekerja.
“Panggilan dasar para profesional medis adalah untuk melindungi kesehatan juga kehidupan masyarakat, kemudian juga tindakan kelompok apa pun yang dimaksud dimaksud mengancam hal ini bukan ada dapat dibenarkan,” kata Park, seperti dikutip AFP pada Kamis (22/2/2024).
‘”Pemogokan para dokter merupakan pelanggaran hukum Korea Selatan, lantaran pekerja medis bukan dapat menolak perintah kembali bekerja tanpa alasan yang tersebut digunakan dapat dibenarkan,” tambahnya.
Dilaporkan pula kemarin, bagaimana rumah sakit membatalkan sebagian operasi caesar pada wanita hamil. Pengobatan kanker ditunda akibat kekurangan dokter.
Fenomena ini terjadi setelah pemerintah berencana meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran secara tajam. Pemerintah mengatakan reformasi ini penting, mengingat rendahnya jumlah keseluruhan keseluruhan dokter dalam area negara yang dimaksud dan juga juga cepatnya populasi yang tersebut digunakan menua.
Namun para dokter menyatakan bahwa perubahan yang akan merugikan penyediaan layanan serta kualitas pendidikan. Disebutkan para dokter terutama khawatir bahwa reformasi yang mana dapat mengikis gaji serta prestise sosial mereka.
Sementara rencana yang digunakan mendapat dukungan luas dari rakyat Korsel sendiri, terutama merek yang mana yang berada pada dalam daerah terpencil. Layanan berkualitas seringkali bukan ada dapat diakses dalam sana.
Dalam laporan berbeda, sekelompok dokter yang tersebut dimaksud berpraktik pada dalam Provinsi Gyeonggi juga melancarkan mengecam di tempat dalam pusat kota Seoul. Mereka mengenakan ikat kepala merah bertuliskan “(Kami) sangat menentang perluasan penerimaan sekolah kedokteran”.
Merek membentangkan spanduk bertuliskan “Hentikan kebijakan perawatan kesehatan populis yang tersebut digunakan didorong oleh cendekiawan juga birokrat sosialis kiri”. Para dokter junior mengatakan reformasi sekolah kedokteran yang mana baru ini merupakan tantangan terakhir dalam profesi merek yang dimaksud digunakan sudah berjuang dengan kondisi kerja yang mana sulit.
“Meskipun bekerja tambahan dari 80 jam seminggu juga menerima kompensasi pada tingkat upah minimum, dokter peserta pelatihan masih diabaikan oleh pemerintah hingga saat ini,” kata asosiasi dalam sebuah pernyataan.