Home / Politik / PKB Respons Menag Yaqut soal Pemimpin Mulut Manis, Sindir Kader Palsu

PKB Respons Menag Yaqut soal Pemimpin Mulut Manis, Sindir Kader Palsu

PKB Respons Menag Yaqut perihal Pemimpin Mulut Manis, Sindir Kader Palsu

Jakarta,REDAKSI17.COM – Partai Kebangkitan Bangsa  menyiapkan langkah pendisiplinan bagi Menteri Agama (Menag)  buntut pernyataannya jangan pilih pemimpin dikarenakan bermulut manis lalu juga berwajah tampan.

“Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisplinan,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Minggu (1/10).

Sebelum menjabat Menag, Yaqut sendiri merupakan Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PKB. Usai dilantik menjadi Menag, posisi itu digantikan oleh Luqman Hakim. Jazilul menegaskan cepat atau lambat pendisiplinan terhadap Yaqut itu akan dilakukan.

Menurutnya, konstituen PKB juga sanggup membedakan mana kader PKB yang mana sebenarnya lalu kader palsu.

“Mana kader palsu, mana kader beneran, mana yang tersebut mana sesuai dengan visi partai juga taat pada seluruh perintah partai kemudian mana yang tersebut dimaksud bukan,” ucapnya.

Selain melalui mekanisme internal partai, Jazilul menilai umum juga akan turut melakukan penilaian. Menurutnya, penilaian umum itu lah yang dimaksud digunakan menjadi tambahan penting.

“Jangan menghasilkan publik ini berspekulasi lalu bingung kemudian menggiring opini yang mana mana enggak perlu,” ujar dia.

Yaqut sebelumnya mengajak untuk memilih pemimpin yang digunakan mana tak semata-mata pandai berbicara kemudian bermulut manis. Ia mengajukan permohonan agar rakyat mencermati betul rekam jejak para calon yang mana akan bertarung di area area Pilpres 2024.

Yaqut menyampaikan demikian dalam sambutannya saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja pada dalam Hotel Alila, Solo, Jumat (29/9).

Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau nggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang digunakan dimaksud tidaklah memiliki perhatian kepada kita semua, cek track record-nya,” kata Yaqut.

Selain itu, ia mengingatkan agar tak memilih pemimpin yang digunakan menggunakan agama untuk kepentingan politik. Meski ia meyakini kebijakan pemerintah tak akan terlepas dari agama.

Pada kesempatan itu, Yaqut juga mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta pilpres 2014 juga 2019 yang mana menurutnya menggunakan agama sebagai alat politik. Ia menilai hal itu merupakan sejarah yang mana yang disebut tidak ada ada baik dalam urusan urusan politik Indonesia.

“Kita punya sejarah tak baik beberapa waktu yang dimaksud dimaksud lalu ketika pemilihan Gubernur DKI Jakarta kemudian dua Pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” tegas dia.

Red

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *