Jakarta, REDAKSI17.COM – Kabel bawah laut pada tempat Laut Merah dilaporkan mengalami kerusakan sehingga mengganggu jaringan telekomunikasi yang tersebut itu diduga melibatkan kelompok Houthi Yaman. Situasi ini memaksa penyedia layanan untuk mengubah rute seperempat lalu lintas antara Asia, Eropa, juga Timur Tengah, termasuk lalu lintas internet.
Perusahaan telekomunikasi Hong Kong HGC Global Communications dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/3/2024) menyebut kabel milik empat jaringan telekomunikasi besar sudah pernah “diputus” serta menyebabkan gangguan “signifikan” terhadap jaringan komunikasi pada Timur Tengah.
HGC memperkirakan bahwa 25% lalu lintas antara Asia kemudian juga Eropa serta Timur Tengah terkena dampaknya.
Perusahaan mengatakan pihaknya mengubah rute lalu lintas untuk meminimalkan gangguan bagi pelanggan kemudian juga “memperluas bantuan kepada industri yang digunakan mana terkena dampak.”
Namun HGC tiada ada mengatakan bagaimana kabel-kabel itu rusak atau siapa yang digunakan dimaksud bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Sementara Seacom yang dimaksud berbasis dalam Afrika Selatan, yang mana dimaksud miliki salah satu sistem kabel yang digunakan mana terkena dampak, mengatakan perbaikan kabel tiada akan dimulai setidaknya satu bulan lagi. Hal ini terjadi lantaran lamanya waktu yang digunakan digunakan diperlukan untuk mendapatkan izin beroperasi dalam area wilayah tersebut.
Kepala petugas digital Seacom, Prenesh Padayachee, mengatakan bahwa memperoleh izin dari otoritas maritim Yaman untuk memperbaiki kabel bisa saja jadi memakan waktu hingga delapan minggu.
“Lalu lintas klien akan terus dialihkan hingga kami dapat memperbaiki kabel yang digunakan mana rusak,” tambahnya.
Jaringan lain yang dimaksud itu terkena dampak adalah Asia-Afrika-Eropa 1, sistem kabel sepanjang 25.000 kilometer (15.534 mil) yang tersebut dimaksud menghubungkan Asia Tenggara ke Eropa melalui Mesir. Gerbang Eropa India (EIG) juga rusak.
EIG menghubungkan Eropa, Timur Tengah, serta India serta menjadikan Vodafone sebagai pemodal utama. Vodafone, operator jaringan seluler besar pada Inggris, menolak berkomentar.
Perusahaan yang dimaksud disebut mengatakan dalam situs webnya bahwa mereka itu dapat mengirimkan lalu lintas internet melalui sekitar 80 sistem kabel bawah laut yang dimaksud menjangkau 100 negara.
Sebagian besar perusahaan telekomunikasi besar mengandalkan beberapa sistem kabel bawah laut, yang tersebut mana memungkinkan mereka itu mengubah rute lalu lintas jika terjadi pemadaman listrik untuk memverifikasi layanan tiada terganggu.
Kabel bawah air adalah kekuatan tak kasat mata yang digunakan dimaksud menggerakkan internet, lalu juga dalam beberapa tahun terakhir banyak kabel yang mana dimaksud didanai oleh raksasa internet seperti Google, Microsoft, Amazon, kemudian induk Facebook, Meta. Kerusakan pada jaringan bawah laut ini dapat menyebabkan pemadaman internet secara luas, seperti yang digunakan dimaksud terjadi setelah gempa bumi Taiwan pada tahun 2006.
Ulah Houthi?
Hancurnya kabel pada Laut Merah terjadi beberapa minggu setelah pemerintah resmi Yaman memperingatkan kemungkinan pemberontak Houthi akan menargetkan kabel tersebut. Militan yang dimaksud didukung Iran sudah terjadi mengganggu rantai pasokan global dengan menyerang kapal-kapal komersial di dalam tempat jalur air penting tersebut.
Laporan minggu lalu dari outlet berita Israel, Globes, menyatakan bahwa Houthi berada pada tempat balik kerusakan kabel tersebut.
Namun pemimpin pemberontak Yaman Abdel Malek al-Houthi membantah tuduhan tersebut. “Kami tak ada berniat menargetkan kabel laut yang dimaksud menyediakan internet ke negara-negara pada kawasan ini,” katanya.
Kelompok Houthi sejak itu menyalahkan unit militer Inggris lalu AS yang dimaksud dimaksud beroperasi dalam wilayah itu atas kerusakan tersebut.