Home / Ekobis / Harga Batu Bara Menguat Pekan Ini, Tapi…

Harga Batu Bara Menguat Pekan Ini, Tapi…

Harga Batu Bara Menguat Sih Pekan Ini, Tapi…

Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga komoditas batu bara acuan dunia terpantau menguat sepanjang pekan ini, kendati pasokan energi pada beberapa negara cenderung masih cukup baik sehingga membatasi tingkat impor.

Berdasarkan data dari Refinitiv pada pekan ini, nilai batu bara Newcastle untuk kontrak November 2023 menguat 0,37% secara point-to-point (ptp), melanjutkan penguatan pada pekan lalu tetapi penguatannya cenderung terpangkas.

Namun pada perdagangan Jumat (8/3/2024) akhir pekan ini, nilai batu bara melemah 0,8% menjadi US$ 136,5 per ton. Dalam harian sepanjang pekan ini, tarif batu bara terpantau menguat semata-mata sekali dua kali kemudian juga melemah tiga kali.

Penurunan nilai tukar batu bara pada tiga hari mendekati akhir pekan ini terjadi sebab dalam beberapa hari terakhir pada periode perdagangan 20 Februari hingga 5 Maret, nilai tukar jual batu bara terus mencetak penguatan, sehingga mengundang aksi profit taking pemodal hingga tiga hari belakangan sebelum akhir pekan.

Selain itu, penurunan ini sejalan dengan tingginya tingkat produksi India kemudian pasokan listrik Eropa yang mana yang disebut baik akibat angin kencang. Pemerintah India mengumumkan pencapaian produksi batu bara dalam negeri sebesar 900 jt ton per 6 Maret, melebihi target produksi tahun sebelumnya.

MelansirFinancial Express, Menteri Energi India, Pralhad Joshi, optimis bahwa target produksi 1 miliar ton akan tercapai pada akhir 2023-2024.

Sementara itu, kementerian batu bara memproyeksikan stok batu bara pada tempat pembangkit listrik thermal berbasis batu bara mencapai 45 jt ton pada akhir Maret, sedangkan pada 7 Maret stoknya mencapai 43,5 jt ton. Total stok batu bara pada seluruh lokasi, termasuk perusahaan batu bara dan juga juga pembangkit listrik, diperkirakan akan meningkat menjadi 155 jt ton pada akhir tahun ini.

Peningkatan produksi batu bara domestik sudah pernah mengurangi ketergantungan India pada impor, dengan pangsa impor batu bara dalam konsumsi total turun 19% pada 2023-2024 jika dibandingkan 26% pada 2019.

Pada satu puluh bulan pertama tahun fiskal ini, India berhasil menghemat devisa. Peningkatan produksi ini turut menjadikan biaya batu bara global terkoreksi mengingat India sebagai konsumen terbesar ke-2 global.

Sementara itu, Eropa mengakhiri musim dingin dengan jumlah keseluruhan total gas tersimpan yang dimaksud digunakan mencetak rekor, mengembalikan nilai jual gas ke level pra-krisis setelah memperhitungkan inflasi.

Mengutip dariReuters, inventaris gas di dalam area prasarana penyimpanan pada Uni Eropa lalu Inggris mencapai 62% pada 5 Maret, melampaui rata-rata 41% selama dekade sebelumnya.

Kondisi Eropa ini berjauhan lebih lanjut lanjut baik dibandingkan 2022 di area dalam mana merekan itu menghadapi “neraka” dalam pasokan gas mendekati musim dingin setelah Rusia memutus pasokan gas mereka.

Musim dingin ini ditandai oleh Pola Osean Atlantik Utara yang dimaksud positif,dengan adanya angin kencang dari Atlantik ke Eropa Barat Laut.

Fenomena ini menyebabkan suhu lebih tinggi lanjut tinggi serta kecepatan angin dalam atas rata-rata, mengurangi permintaan pemanasan lalu meningkatkan generasi angin, mengurangi konsumsi gas.

Dengan permintaan pemanasan yang digunakan digunakan 14% dalam bawah rata-rata dalam dalam London serta 25% di dalam tempat bawah rata-rata dalam Frankfurt, Eropa Barat Laut mencatat musim dingin yang dimaksud digunakan kedua kali secara berturut-turut.

Kebijakan pemerintah untuk mengurangi konsumsi gas juga listrik, bersama dengan musim dingin yang ringan, sudah pernah menjaga pasokan energi tetap aman.

CNBC INDONESIA RESEARCH

redaksi17.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *