Home / Ekobis / Setelah 3 Hari Cetak Rekor, IHSG Mulai Balik Arah dan Merana

Setelah 3 Hari Cetak Rekor, IHSG Mulai Balik Arah dan Merana

Setelah 3 Hari Cetak Rekor, IHSG Mulai Balik Arah kemudian Merana

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Jumat (15/3/2024), setelah selama tiga hari beruntun mencetak rekor tertingginya.

Per pukul 09:56 WIB, IHSG melemah 0,51% ke posisi 7.395,65. IHSG terkoreksi ke level psikologis 7.300, setelah selama tiga hari beruntun mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya.

Nilai transaksi IHSG pada perdagangan sesi I hari ini mencapai Rp 3,3 triliun dengan melibatkan 4,5 miliaran saham serta ditransaksikan sebanyak 339.958 kali.

Beberapa sektor menjadi penekan IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor material baku sebesar 0,91% kemudian sektor teknologi sebesar 0,85%.

IHSG sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya selama tiga hari beruntun, sehingga pemodal pun mulai merealisasikan keuntungannya pada hari ini. Apalagi, pada hari ini merupakan akhir pekan sehingga ada kemungkinan aksi profit taking.

Selain itu, IHSG terkoreksi juga mengekor bursa saham global, pada tengah memanasnya kembali inflasi dalam area Amerika Serikat (AS).

Kemarin, indeks Harga Pordusen (producer price index/PPI) AS pada Februari lalu bergerak tambahan besar tinggi dibandingkan ekspektasi pasar. Masih panasnya data PPI sanggup memicu prospek pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Juni menyusut.

Sementara Indeks Harga Konsumen (consumer price index/CPI) AS naik 3,2% pada periode Februari, meleset dari ekspektasi pasar sebesar 3,1% yang sedikit lebih besar banyak rendah lalu lebih besar banyak tinggi dari 3,1% pada periode Januari.

Selain itu, total agregat orang Amerika yang mana digunakan mengajukan klaim pengangguran mencapai 209.000 pada pekan yang digunakan berakhir 9 Maret. Nilai yang digunakan malah turun dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 210.000 kemudian berbanding terbalik dengan konsensus yang tersebut digunakan proyeksi naik ke 218.000 klaim.

Di sisi lain,penjualan ritel AS periode Februari 2024 dengan hasil 1,5% secara tahunan (yoy), melampaui ekspektasi pasar berdasarkan data Trading Economic sebesar 1% yoy.

Data-data yang disebut secarakeseluruhan menunjukkan kegiatan ekonomi AS masih tangguh. Pasalnya, transaksi jual beli ritel tumbuh positif, inflasi panas, disertai klaim pengangguran turun. Namun, hal hal hal tersebut dapat berimplikasi berbeda untuk prospek pemangkasan suku bunga the Fed.

Perhitungan CME FedWatch Tool pada Jumat dini hari (15/3/2024), menunjukkan peluang 99% suku bunga ditahan pada pertemuan FOMC Maret ini, sementara pemangkasan suku bunga pada Juni menunjukkan kesempatan 54,5%, ini menyusut dibandingkan pekan lalu yang mana mana nilainya nyaris mencapai 60%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *