Jakarta,REDAKSI17.COM – Fenomena baru terjadi dalam tempat China. Di mana ramai-ramai anak muda negara hal itu memborong biji emas.
Ini terjadi dalam tengah deflasi, yang dimaksud digunakan memburuk dalam 15 tahun terakhir pada negeri itu. Diketahui pasar saham bergejolak belum lagi suku bunga terlalu rendah.
Mengutip TBSNews dan Strait Times yang tersebut digunakan melansir Bloomberg, setidaknya ini dijalankan Tina Hong (18). Ia menempatkan keamanan finansialnya ke emas.
Dengan berat masing-masing belaka satu gram, biji emas semakin dipandang sebagai pengerjaan ekonomi teraman bagi generasi muda China dalam era ketidakpastian ekonomi. Hal ini merupakan bagian dari tren konsumen yang digunakan tambahan besar terhadap semua jenis emas, mulai dari emas batangan hingga perhiasan, yang sudah pernah melanda negeri itu.
“Tidak mungkin kehilangan uang akibat membeli emas,” tegas Hong membenarkan tindakannya, dikutip Selasa (19/3/2024).
Ia mengatakan pembelian sudah pernah dijalani ia lakukan sejak Januari. Menurutnya, melebihi jenis emas lain, bijih emas relatif murag seharga 600 yuan (sekitar Rp 1,3 juta) per gram.
Ia mengatakan telah dilakukan lama mempunyai dua gram lebih. Di mana dirinya mengatakan akan terus membeli selama nilai tambahan diskon berbeda dengan nilai emas internasional.
Sebenarnya apa yang digunakan itu dikerjakan Hong juga tercatat di area tempat laporan tren perhiasan China 2023, yang mana mana diterbitkan Chow Tai Fook Jewellery Group. Biji emas, yang digunakan itu biasanya dikemas serta juga masuk ke dalam toples kaca, sudah menjadi salah satu barang terlaris baru dalam area toko-toko perhiasan China.
“Konsumen Generasi Z pada masa sekarang ini menjadi konsumen utama aksesori emas dalam negara dengan perekonomian terbesar kedua di dalam tempat dunia,” tulis laporan itu lagi mengaitkan ke tingginya pengangguran kaum muda kemudian juga merosotnya negara ini ke dalam deflasi.
Ini pun terlihat pada media sosial (medsos) China, Weibo. Tagar “Mengapa Kaum Muda Ingin Membeli Emas” saat ini merebak kemudian memperoleh 91 jt hits.
Diskusi mengenai “nilai abadi emas” juga mendominasi situs media sosial. Salah satu postingan populer menyatakan bahwa “membeli emas dapat menghindari masalah”.
“Kaum muda sudah dijalani melewatkan (gaya) konsumsi yang mana menyenangkan kemudian malah beralih membeli perhiasan bergaya aset seperti biji emas untuk perhiasan juga investasi,” kata direktur pelaksana pada tempat konsultan Metals Focus Ltd yang dimaksud berbasis pada tempat London, Nikos Kavalis, menjelaskan fenomen ini.
Namun diingatkannya lagi terkadang tak masuk akal untuk berinvestasi pada biji emas atau barang emas lainnya sebab harganya sering kali 10 hingga 30% tambahan tinggi dibandingkan tarif spot komoditas tersebut. Investor akan tambahan terlayani dengan memarkir uangnya di dalam area dana yang mana mana diperdagangkan dalam area bursa emas.
“Ada bahaya bagi konsumen biji emas juga benda-benda emas lainnya yang bukan miliki pengetahuan tentang perbedaan antara emas asli kemudian palsu,” kata para ahli lain.
Mengutip laporan World Gold Council, 3/4 konsumen emas saat ini memang diprediksi berusia 25-35 tahun. Banyak yang tersebut percaya emas miliki risiko rendah apalagi pada tempat tengah rekor yang tersebut dimaksud pernah terjadi Desember 2023.