Jakarta,REDAKSI17.COM – Dua negara bertetangga Argentina kemudian Kuba pada masa sekarang ini terbelit krisis. Di Argentina, warga harus mengais sampah untuk makan, sementara dalam dalam Kuba, rumah-rumah warga gelap gulita sebab tak ada listrik.
Apa yang mana mana terjadi?
Argentina diketahui mengalami krisis sektor ekonomi yang digunakan mana parah. Hal ini terjadi dikarenakan inflasi yang dimaksud mana sangat tinggi yang tersebut mana menggerus daya beli masyarakat.
Negara Amerika Latin yang dimaksud dikejutkan dengan laju inflasi bulanan yang yang disebut lambat tambahan dari diperkirakan, mencapai 13,2% month-on-month (mom) pada Februari 2024. Laju inflasi tahunan Februari naik menjadi 276,2% year-on-year (yoy).
Sebenarnya, bilangan bulat ini dalam bawah perkiraan konsensus sebesar 282,1% yoy. Namun, ini tetap menjadikan Argentina sebagai negara dengan inflasi terburuk di dalam area dunia.
Fakta itu menghantam daya beli penduduk serta juga meningkatkan tingkat kemiskinan. Sebuah laporan bulan lalu menunjukkan bahwa kemiskinan mendekati 60% dari 40% pada tahun sebelumnya.
Karena sulitnya membeli makanan, beberapa orang warga bahkan mengais sampah untuk bertahan hidup. Pemandangan ini setidaknya dilaporkan terlihat dalam Buenor Aires dengan jumlah agregat total yang tersebut makin banyak.
“Kami mempunyai beberapa kontainer pada tempat belakang tempat sampah dibuang,” kata orang penjual buah kemudian sayur Sandra Boluch.
“Ketika Anda membawa sebuah kotak, Anda melihat 20 orang mendatangi untuk melihat apa yang mana dapat merek bawa sebagai sepiring makanan ke meja mereka,” tambahnya mengatakan bahwa dulu, ini terjadi jarang meskipun pada masa pada saat ini lebih lanjut tinggi banyak orang melakukan hal tersebut.
“Ini sangat parah,” tambah Boluch lagi.
Presiden Argentina, Javier Milei, sebenarnya memang telah dilakukan lama menerapkan beberapa orang langkah keras untuk mengatasi inflasi. Termasuk pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk utilitas kemudian transportasi, serta upaya untuk menyederhanakan program kesejahteraan.
Profesor perekonomian terapan di dalam tempat Universitas Johns Hopkins, Steve Hanke, ppercaya bahwa solusi yang digunakan harus diambil adalah dengan Milei memenuhi janji kampanyenya untuk mendolarisasi perekonomian juga menghapuskan bank sentral. Ia menggambarkan langkah ini sebagai “jenis operasi yang tersebut hal itu paling efektif”.
“Mereka tiada perlu mengulur waktu, jika mereka itu melakukan dolarisasi perekonomian kemudian menyingkirkan bank sentral- sesuatu yang dimaksud dimaksud Milei janjikan selama kampanyenya, maka permasalahan yang digunakan disebut akan diperbaiki. Dan hal itu mungkin dilakukan, juga juga menurut saya hal itu sangat diinginkan,” kata Hanke seperti dikutip CNBC International.
Hanke mengatakan bahwa pada tahun 1999, ia sudah lama merancang undang-undang atas permintaan mantan Presiden Carlos Menem yang tersebut dimaksud akan mendolarisasi perekonomian Argentina. Ekonom yang dimaksud disebut sebelumnya mengatakan bahwa dia telah terjadi lama melakukan kontak dekat dengan tim teknis Milei serta menggambarkan dirinya sebagai “penasihat informal” dalam isu-isu seperti dolarisasi.
“Kami tidaklah akan membicarakan hal ini, juga merek tak akan mengalami gagal bayar berulang kali jika merekan melakukan dolarisasi pada tahun 1999. Namun bagaimanapun juga, sepertinya Milei telah lama terjadi mengesampingkan permasalahan dolarisasi serta saya pikir itu akan mengakhiri Milei. Ini kesalahan fatal,” kata Hanke.
“Mereka tidaklah akan pernah bisa saja hanya keluar dari situasi ini dengan bermain-main dengan rekayasa keuangan ini, berusaha keras serta mencoba menerapkan program Dana Moneter Internasional (IMF) yang mana dimaksud benar-benar standar. Program-program ini bukan berhasil juga merek itu mempunyai sejarah tidaklah berhasil,” tambahnya.
Kuba
Kuba, negara berpenduduk 11 jt jiwa in, jugai mengalami krisis perekonomian terburuk sejak runtuhnya blok Soviet pada tahun 1990-an. Ini akibat pandemi Covid-19, pengetatan sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, juga juga kelemahan struktural dalam perekonomian.
Warga dilaporkan sulit membeli makanan. Di sisi lain, warga Kuba mengalami kemalangan oleh sebab itu kenaikan biaya material bakar sebesar 500% juga tarif listrik 25% sejak Maret ini.
Perlu diketahui, biaya satu liter bensin reguler naik dari 25 peso atau sekitar Rp7.000 menjadi 132 peso atau sekitar Rp37.000. Sedangkan biaya bensin premium melonjak dari 30 peso atau Rp8.300 menjadi 156 peso atau Rp43.600 per liter.
Saat ini kemalangan warga makin menjadi-jadi. Hal itu setelah pemadaman listrik panjang yang tersebut menyebabkan sebagian wilayah pulau itu tiada mendapat aliran listrik hingga 14 jam sehari.
Platform media sosial dipenuhi dengan gambar-gambar mengecam pada Santiago de Cuba, sebuah kota berpenduduk 510.000 jiwa yang mana terletak dalam sebelah Timur negara pulau itu. Ada juga gambar mencela pada kota besar lainnya, Bayamo.
“Orang-orang meneriakkan ‘makanan lalu listrik’,” kata seseorang warga berusia 65 tahun, yang digunakan yang disebut memohon untuk tiada disebutkan namanya.
Gelombang pemadaman listrik ini terjadi dikarenakan pekerjaan pemeliharaan pembangkit listrik termoelektrik Antonio Guiteras. Pembangkit ini adalah yang digunakan terbesar dalam area pulau itu.
Tenaga listrik dalam Kuba berasal dari delapan pembangkit listrik termoelektrik tua, generator, serta delapan pembangkit listrik terapung yang digunakan hal tersebut disewa dari Turki. Ini diperparah dengan kurangnya unsur bakar yang dimaksud hal tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan listrik.
“Beberapa orang telah dilakukan terjadi menyatakan ketidakpuasan merekan itu terhadap situasi listrik juga distribusi makanan,” kata Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel pada tempat X, memperingatkan bahwa “musuh-musuh Revolusi” bertujuan untuk mengeksploitasi situasi ini.
“Ada teroris yang dimaksud dimaksud berbasis dalam AS yang digunakan digunakan sudah lama kami kecam dalam beberapa kesempatan, yang mana mana menggalakkan tindakan yang tersebut dimaksud bertentangan dengan tatanan internal negara tersebut,” jelasnya menuding Washington, dikutipĀ AFP.
Menurut perkiraan resmi, perekonomian Kuba menyusut dua persen pada tahun 2023, sementara inflasi mencapai 30%. Pakar independen mengatakan hal ini mungkin merupakan perkiraan yang mana terlalu rendah.
Terdapat kekurangan substansi bakar juga kebutuhan pokok lainnya yang mana itu kronis. Pemerintah mensubsidi hampir semua barang lalu jasa yang mana dimaksud dikonsumsi oleh rakyat Kuba.





