Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga emas kembali mencetak rekor baru pada tengah penantian pelaku pasar mendekati rilis data penting dari Amerika Serikat (AS) pada Jumat (29/3).
Harga emas spot pada perdagangan Rabu (27/3/2024) ditutup menguat 0, 68%, menjadi US $2.193, 50 per troy ons. Harga itu adalah rekor tertinggi sepanjang masa untuk penutupan.
Harga penutupan kemarin mematahkan rekor sebelumnya yang digunakan digunakan tercatat pada 20 Maret 2024 yakni dalam area posisi US$ 2.185,96 per troy ons.
Harga emas sempat menyentuh level psikologis US$ 2.200 pada 21 Maret 2024 tetapi pada perdagangan intraday, biaya kemudian melandai saat penutupan.
Penguatan kemarin memperpanjang tren positif emas yang dimaksud juga menguat pada dua hari perdagangan sebelumnya. Dengan demikian, nilai emas sudah menguat sebesar 1,36%.
Pada perdagangan Kamis (28/3/2024) pukul 06.40 WIB biaya emas di tempat area pasar spot melemah 0,1% dalam tempat posisi US$2.191,29 per troy ons. Penurunan nilai emas terjadi setelah perdagangan kemarin tarif emas mencatat rekor tertinggi sepanjang masanya.
Harga emas yang tersebut digunakan mencapai rekor tanpa adanya indikasi data signifikan menghasilkan pelaku pasar bertanya-tanya. Commerzbank mengatakan bahwa tingginya kenaikan nilai tukar emas pada Maret masih menjadi misteri.
Commerzbank mencatat bahwa kenaikan logam yang sejak awal bulan, sekitar 5-8%, masih menjadi misteri. Di sisi lain, Commerzbank memandang bahwa ada kemungkinan terbatas untuk keuntungan lebih lanjut besar lanjut.
“Sulit untuk menemukan penjelasan yang mana yang disebut meyakinkan untuk kemajuan ini. Harapan pemotongan suku bunga AS, yang digunakan sudah menjadi pendorong utama nilai emas selama setahun setengah terakhir, sedikit meningkat di tempat tempat paruh pertama Maret, tetapi tak cukup untuk menjelaskan besarnya pemulihan emas,” tulis para analis yang tersebut digunakan dikutip dari Reuters.
Bank juga mempertanyakan teori yang yang beredar pada dalam pasar bahwa logam hal itu mencerminkan pembelian yang digunakan mana terus kuat oleh China, terutama oleh Bank Rakyat China (PBoC). Pembelian PBoC sekitar 400.000 ons pada Februari cuma mewakili 5% dari total pembelian bank sentral pada 2023.
Selain itu, perdagangan emas global sangat likuid, kata Commerzbank. Menurut Dewan Emas Dunia, volume transaksi harian dalam pasar emas sekitar US$ 130 miliar.
“Karena kurangnya penjelasan yang dimaksud digunakan meyakinkan untuk kenaikan nilai emas, kami skeptis bahwa logam mulia akan mampu mempertahankan level nilai tukar tinggi dalam jangka pendek, apalagi memperpanjangnya tambahan besar jauh,” merekan itu menekankan.
CNBC INDONESIA RESEARCH