Jakarta,REDAKSI17.COM – Otoritas moneter juga pemerintah Jepang diyakini akan mulai menerapkan kebijakan intervensi terhadap mata uang yen. Hal ini dipicu oleh terus merosotnya mata uangnya itu serta telah dilakukan terjadi menuju ke level terendah dalam tiga dekade terakhir.
“Saya pikir kita akan melihat dalam waktu dekat bahwa mereka itu (otoritas Jepang) akan mulai masuk. Mereka sudah pernah membicarakan konsekuensi politis kemudian juga mereka setuju bahwa yen tak boleh tambahan lemah,” kata Kepala Riset Global G10 FX lalu Strategi Makro Amerika Utara di dalam area Standard Chartered Bank dalam Squawk Box Asia CNBC, dikutip Minggu (31/3/2024).
Yen Jepang telah lama lama diperdagangkan sekitar 151,47 per dolar AS pada Kamis lalu. Level yang digunakan disebut sudah jatuh ke level terlemahnya dalam 34 tahun terakhir setelah sesi sebelumnya jatuh dalam level 151,97.
Level terendah ini sudah pernah terjadi memunculkan spekulasi di dalam area pasar keuangan terhadap kemungkinan intervensi mata uang yen oleh otoritas Jepang.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki sudah pernah mengindikasikan minggu ini bahwa langkah-langkah untuk “menanggapi pergerakan nilai tukar yen yang mana bukan ada teratur” tiada akan dibiarkan begitu saja.
Sementara itu, Wakil menteri keuangan untuk urusan internasional, Masato Kanda, mengatakan pada Rabu lalu bahwa pergerakan yen sedang diawasi dengan ketat lalu mendesak untuk direspons oleh pemerintah.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan pada Kamis bahwa otoritas keuangan tidak ada ada akan mengesampingkan langkah-langkah untuk melawan pergerakan mata uang secara berlebihan.
Pernyataan-pernyataan merekan semakin memperkuat sentimen terhadap otoritas Jepang bahwa pergerakan mata uang sedang diawasi dengan urgensi yang mana dimaksud tinggi.
Englander mengatakan intervensi potensial terhadap yen akan arahkan untuk mengulur waktu bagi otoritas Jepang sampai Federal Reserve AS mulai memangkas suku bunga atau sampai Bank of Japan menaikkan suku bunganya sedikit tambahan tinggi.
Ia mencatat, ketika otoritas Jepang terakhir melakukan intervensi terhadap yen pada 2022, dampaknya “cukup baik,” meskipun pemodal awalnya skeptis terhadap efektivitas intervensi mata uang tersebut.
Bank of Japan mengakhiri rezim suku bunga negatif dalam langkah bersejarah pekan lalu kemudian menghapuskan kebijakan kontrol kurva imbal hasil, yang tersebut dimaksud bukan banyak menghentikan pelemahan yen.
The Fed, dalam sisi lain, mempertahankan suku bunga acuan stabil seperti yang dimaksud mana diperkirakan pelaku pasar keuangan pada Rabu lalu juga mengisyaratkan rencana untuk beberapa penurunan suku bunga sebelum akhir tahun.





