Jakarta,REDAKSI17.COM – Perang Rusia-Ukraina masih terus terjadi. Namun fakta baru muncul.
Dukungan global pada saat ini mulai melemah ke Ukraina. Setidaknya ada dua momen penting terjadi akhir pekan lalu yang memperlihatkan ini.
Pertama hasil pemungutan ucapan pada dalam negara tetangga Kyiv, Slovakia. Partai populis yang mana dimaksud pro-Rusia, Smer-SD, sudah memenangkan pernyataan terbanyak dalam pemilihan parlemen dalam tempat negeri NATO itu.
Partai itu unggul dengan memenangkan hampir 23% suara, menurut kantor statistik Slovakia, Senin. Sementara patria pro Barat, Progresif, belaka semata mendapat 18% suara.
Pemimpinnya, Robert Fico, selama ini terus berkampanye mengenai mengakhiri dukungan yang hal tersebut berkelanjutan terhadap negara tetangga Slovakia, Ukraina. Ia sendiri pernah menjabat sebagai perdana menteri pada 2006 juga 2010 serta dari 2012 hingga 2018.
“Ini diyakini akan menimbulkan keraguan akan dukungan negara hal hal itu di tempat area masa depan terhadap bantuan militer yang tersebut digunakan berkelanjutan untuk Ukraina,” tulis CNBC International dikutip Selasa (3/10/2023).
Kedua terkait dihentikannya dana tambahan untuk Ukraina oleh Amerika Serikat (AS). Ini buntut isu shutdown pemerintah federal selama pekan lalu.
Memang Sabtu, Kongres AS sudah pernah lama mengesahkan rancangan undang-undang sementara yang dimaksud memperpanjang pendanaan pemerintah selama 45 hari untuk menghindari shutdown. Namun UU yang mana hal tersebut berlaku hingga 17 November itu, tiada memasukkan dana bantuan untuk Kyiv.
“Ukraina tampaknya berada dalam kondisi yang digunakan dimaksud semakin rentan dengan kesempatan perubahan kebijakan pemerintah di area tempat Eropa. Dan pemilihan umum AS tahun depan dapat melihat pergeseran sentimen seputar bantuan militer, keuangan, lalu kemanusiaan yang dimaksud berkelanjutan untuk Kyiv,” muat laman yang mana sama.
Perlu diketahui, prospek shutdown sendiri sudah menjadi kegelisahan AS semenjak Partai Republik menguasai Senat. Ketua Senat dari oposisi itu, Kevin McCarthy, tengah berupaya memangkas pengeluaran pemerintahan sebesar 8% dari berbagai lembaga melalui pembatasan ketat.
Di sinilah titik temu pembahasan anggaran sulit ditemukan. Salah satu yang dimaksud dimaksud menjadi sasaran adalah anggaran pembiayaan perang yang tersebut mana sedang berlangsung antara Ukraina kemudian Rusia.
Sejak dimulainya perang besar-besaran yang mana dimaksud dilancarkan Rusia pada Ukraina, AS telah dilakukan terjadi mengirimkan bantuan keamanan senilai tambahan dari US$43 miliar untuk Kyiv. Senat Republik menilai dana ini harus disetop akibat membebani AS.
Komentar Ukraina
Dalam pernyataan berbeda, diplomat utama Ukraina meyakini dukungan internasional kepada negara itu tidaklah melemah, khususnya dukungan Washington. Hal ini dikatakan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.
Menurutnya Kyiv sedang melakukan pembicaraan dengan Partai Republik serta Demokrat pada dalam Kongres AS. Ia menyebut drama seputar UU sementara yang mencegah penutupan pemerintah pada hari Sabtu adalah sebuah “insiden” serta bukan sesuatu yang dimaksud sistemik.
“Kami tak merasa dukungan AS telah lama terjadi hancur… lantaran Amerika memahami bahwa apa yang tersebut dipertaruhkan di tempat tempat Ukraina sangat lebih lanjut banyak besar daripada belaka Ukraina,” katanya Senin.
“Ini persoalan stabilitas juga prediktabilitas dunia, oleh lantaran itu saya yakin kita akan mampu menemukan solusi yang digunakan hal itu diperlukan,” tambahnya.
Kata Rusia
Rusia sendiri mengklaim bahwa kelelahan perang sudah lama menyebar dalam antara sekutu-sekutu Ukraina. Terhentinya pendanaan AS untuk Ukraina kemudian kemenangan kandidat pro-Rusia dalam pemilihan umum Slovakia pada akhir pekan adalah bukti.
“Seperti yang tersebut digunakan sudah lama kami katakan berkali-kali sebelumnya, menurut perkiraan kami, rakyat pada banyak negara, termasuk AS, akan semakin bosan dengan konflik ini, bosan dengan dukungan yang mana mana sangat bukan ada masuk akal terhadap rezim Kyiv,” kata sekretaris pers Kremlin Dmitry Peskov, kemarin.
“Kelelahan ini akan menyebabkan terpecahnya lembaga-lembaga politik,” tegasnya.