Home / Ekobis / Konflik Israel-Iran Makin Panas, Mampukah Harga Minyak Tembus US$100?

Konflik Israel-Iran Makin Panas, Mampukah Harga Minyak Tembus US$100?

Konflik Israel-Iran Makin Panas, Mampukah Harga Minyak Tembus US$100?

Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga kontrak minyak mentah naik pada perdagangan Jumat setelah laporan bahwa Israel bersiap menghadapi serangan langsung dari Iran pada akhir pekan ini. Konflik ini mengeskalasi ketegangan pada Timur Tengah sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober tahun lalu.

Kontrak West Texas Intermediate sempat menyantuh level tertinggi sesi sebesar US$87.67, namun harus berakhir pada level US$ 85,75 sementara kontrak Brent di tutup pada US$90,36.

Lantas, mampukah permasalahan ini membawa tarif jual minyak menembus US$ 100 per barel?

Kontrak berjangka minyak mentah Brent berpotensi melonjak menjadi US$100 per barel jika Iran langsung menyerang Israel, menurut Bob McNally, presiden Rapidan Energy lalu mantan pejabat energi senior dalam pemerintahan Bush. Jika eskalasi hal itu menyebabkan gangguan pada tempat Selat Hormuz, jalur perdagangan kritis bagi minyak, nilai tukar sanggup melonjak menjadi US$120 – 130 per barel, kata McNally kepada CNBC.

Pasukan Iran sebelumnya sudah terjadi menangkap sebuah kapal tanker saat ketegangan meningkat dengan AS serta negara-negara Barat lainnya.

Melansir Financial Times, Penangkapan MSC Aries merupakan yang digunakan pertama kali terjadi dalam dalam perairan Iran sejak bulan Januari, ketika pasukan Iran menangkap sebuah kapal tanker minyak milik Yunani, St Nikolas, dalam lokasi yang dimaksud sama.

MSC sudah pernah mengonfirmasi bahwa kapal yang dimaksud telah lama terjadi ditangkap oleh “otoritas Iran”.

Kapal yang tersebut beroperasi dalam layanan untuk MSC, mengangkut kargo dari pelabuhan Khalifa pada Uni Emirat Arab ke Nhava Sheva di tempat dalam Mumbai.

Perairan Selat Hormuz, dalam dalam dekat lokasi penangkapan MSC Aries, adalah rute penting bagi kapal tanker minyak yang mana yang disebut membawa minyak dari Arab Saudi lalu produsen minyak Teluk lainnya ke pasar global. Selat Hormuz juga menjadi jalur vital bagi kapal kontainer yang digunakan dimaksud berlayar menuju kemudian dari Khalifa juga pelabuhan kontainer yang dimaksud hal tersebut besar pada area Jebel Ali, Dubai.

Sebagian besar kapal kontainer sudah pernah menghindari berlayar melalui perairan Yaman sejak bulan Desember, setelah kelompok Houthi yang digunakan dimaksud didukung Iran melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang dimaksud digunakan terkait dengan Israel, Inggris, juga Amerika Serikat. Mereka mengklaim tindakan yang sebagai dukungan terhadap warga Palestina pada Gaza. Namun, hingga saat ini, jalur melalui Selat Hormuz belum begitu menjadi perhatian utama.

Peta selat hormuz laut merah. (Tangkapan Layar/cnbc.com)Foto: Peta selat hormuz laut merah. (Tangkapan Layar/cnbc.com)
Peta selat hormuz laut merah. (Tangkapan Layar/cnbc.com)

Tidak cuma itu, Energy Information Administration (EIA) mencatat Iran merupakan produsen minyak mentah terbesar kelima dalam OPEC pada tahun 2021 serta produsen gas alam terbesar ketiga dalam dunia pada tahun 2020.

Negara ini mempunyai sebagian dari cadangan minyak juga gas alam terbesar di dalam tempat dunia, menempatkannya sebagai pemegang cadangan minyak terbesar ketiga kemudian cadangan gas alam terbesar kedua pada area dunia pada tahun 2021. Hingga akhir tahun 2021, Iran menyumbang 24% dari cadangan minyak di area area Timur Tengah juga 12% di dalam tempat dunia.

Meskipun mempunyai cadangan yang dimaksud hal itu melimpah, produksi minyak mentah Iran mengalami penurunan sejak tahun 2017 sebab sektor minyak mengalami kurangnya penyetoran modal lalu sanksi internasional selama beberapa tahun. Jika sanksi dicabut, produksi minyak mentah Iran dapat kembali ke kapasitas penuh, yang tersebut menurut EIA mencapai 3,7 jt barel per hari (bpd).

Cadangan Minyak Iran Terbesar ke-2 DuniaFoto: Source: EIA
Cadangan Minyak Iran Terbesar ke-2 Dunia

“Israel bersiap menghadapi serangan langsung dari Iran dalam dalam bagian selatan atau utara Israel pada Jumat atau Sabtu ini,” kata manusia sumber yang digunakan akrab dengan hambatan hal itu kepada The Wall Street Journal. Seorang yang digunakan digunakan diberi informasi oleh kepemimpinan Iran mengatakan kepada Jurnal bahwa belum ada keputusan akhir yang digunakan dibuat, meskipun rencana untuk melakukan serangan sedang dalam pembahasan.

Orang-orang yang digunakan dimaksud akrab dengan penilaian intelijen Barat memberitahu Bloomberg News bahwa serangan oleh Iran, atau para proxy-nya, dengan menggunakan drone lalu rudal terhadap Israel dapat terjadi pada akhir pekan ini.

Kedutaan AS di dalam tempat Yerusalem pada hari Kamis membatasi pegawai pemerintah juga juga keluarga mereka itu dari perjalanan pribadi di area dalam luar Tel Aviv, Yerusalem, lalu Beersheba “dengan penuh kehati-hatian” hingga pemberitahuan lebih besar banyak lanjut.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah lama lama bersumpah akan menghukum Israel atas serangan rudal terhadap bangunan diplomatik Republik Islam pada area Damaskus, Suriah, pekan lalu yang tersebut digunakan menewaskan tujuh pejabat militer Iran.

Harga minyak melonjak setelah serangan tersebut, meskipun kontrak berjangka sedikit turun pekan ini sebab data inflasi lalu juga penumpukan minyak mentah AS sudah pernah membebani pasar.

Israel sudah memperingatkan Iran bahwa dia akan membalas jika Tehran menyerang Israel.

“Jika Iran menyerang dari wilayahnya, Israel akan bereaksi serta menyerang Iran,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, pada jaringan media sosial X pada hari Rabu, dengan menandai Khamenei.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

 redaksi17.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *