Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Irak lalu juga Perdana Menteri (PM) Yordania menyingkap ucapan mengenai tindakan Iran yang dimaksud meluncurkan serangan drone juga rudal ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat.
Melansir dari AFP, Presiden Irak, Abdel Latif Rashid menyerukan “mengurangi ketegangan” di tempat dalam Timur Tengah setelah serangan Iran terhadap Israel yang dimaksud dimaksud belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, Rashid juga memperingatkan mengenai prospek penyebaran konflik.
“Mengingat perkembangan terkini di area tempat kawasan kemudian dampaknya, perlu ada penyetopan agresi terhadap Jalur Gaza kemudian menemukan solusi terhadap permasalahan Palestina,” ujar Rashid dalam sebuah pernyataan, dikutip Minggu (14/4/2024).
“Mengingat hal ini merupakan elemen fundamental bagi stabilitas wilayah,” lanjutnya.
Sementara itu, PM Yordania, Bisher Khasawneh mengatakan bahwa setiap eskalasi dalam wilayah hal yang disebut akan mengarah pada “jalan yang mana hal itu berbahaya” serta menyebutkan bahwa ada kebutuhan untuk mengurangi eskalasi oleh semua pihak.
Mengutip dari Reuters, Khasawneh mengatakan bahwa angkatan bersenjata Yordania akan menghadapi segala upaya pihak manapun yang tersebut dimaksud berupaya membahayakan keamanan kerajaan.
Sebagai informasi, Iran melakukan serangan udara ke Israel untuk membela diri atas upaya Negara Yahudi itu yang dimaksud itu ingin memperluas eskalasi perang dalam Timur Tengah.
Kementerian Luar Negeri Iran mengungkapkan bahwa tindakan itu merupakan respons pembalasan atas agresi militer dari Israel ke kantor konsulat Iran di area tempat Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 lalu yang digunakan yang menewaskan tujuh Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal.
“Pada hari ini (14 April 2024) angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam menjalankan hak wajarnya untuk membela diri,” tulis Kementerian Luar Negeri Iran.
“Dan sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang rezim Zionis dalam mana menyebabkan kesyahidan para penasihat militer resmi Iran yang tersebut digunakan secara resmi hadir di dalam area Suriah atas undangan pemerintah Suriah kemudian juga beraktivitas dalam sana,” imbuhnya.