Home / Kesehatan / Cuaca Mendidih, Ternyata September Bukan Bulan Terpanas di RI

Cuaca Mendidih, Ternyata September Bukan Bulan Terpanas di RI

Cuaca Mendidih, Ternyata September Bukan Bulan Terpanas pada RI

Jakarta,REDAKSI17.COM – Dalam sepekan terakhir, cuaca panas terasa tambahan lanjut menyengat. Bahkan terpantau, banyak aplikasi maupun sistem pencatat suhu menunjukkan kenaikan signifikan hingga mendekati rekor juga cetak rekor suhu terpanas harian.

Hanya semata ternyata, kondisi panas terik yang dimaksud digunakan terjadi bukan menjadikan bulan September 2023 sebagai bulan terpanas sepanjang tahun 2023.

Mengutip data Ekstrem Perubahan Iklim, berdasarkan analisis pada 116 stasiun pengamatan Badan Meteolorogi, Klimatologi kemudian Geofisika (BMKG), suhu udara rata-rata bulan September 2023 adalah 27,0 derajat Celcius.

Sementara, normal suhu udara klimatologis pada Indonesia untuk bulan September 2023 periode 1991-2020 adalah 26,6 derajat Celcius. Di mana kisaran normal suhu adalah 20,1-28,6 derajat Celcius.

“Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan September 2023 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0,4 derajat Celcius,” dikutip dari situs resmi BMKG, Selasa (3/10/2023).

“Anomali suhu udara Indonesia pada bulan September 2023 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-4 sepanjang periode pengamatan sejak 1981,” tulis BMKG.

BMKG mencatat, hasil pengamatan periode 22-29 September 2023, suhu maksimum harian di dalam dalam beberapa wilayah Indonesia mencapai 35-38 derajat Celcius pada siang hari.

Data BMKG menunjukkan, bulan Mei 2023 mencatat anomali kenaikan suhu tertinggi sejak awal tahun. Dengan suhu udara rata-rata bulan Mei 2023 tercatat mencapai 27,4 derajat Celcius.

Terus Berlanjut

Dalam unggahan video pada akun Instagram resmi BMKG disebutkan, fenomena suhu panas terik terjadi oleh sebab itu dipicu oleh beberapa faktor kondisi dinamika atmosfer, yaitu:

– dominasi kondisi cuaca cerah kemudian minimnya tingkat pertumbuhan awan pada dalam di dalam tempat siang hari. Minimnya awan juga berkaitan dengan musim kemarau yang tersebut dimaksud saat ini terjadi dalam Indonesia.

– posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator.

BMKG memprediksi kondisi cuaca panas terik masih akan berlangsung hingga bulan Oktober ini.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *