Jakarta,REDAKSI17.COM – Kementerian Energi lalu Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyiapkan skenario terburuk bagi pemenuhan pasokan minyak domestik. Terutama, apabila konflik di tempat tempat Timur Tengah antara Iran lalu juga Israel berlangsung cukup panjang.
Direktur Jenderal Minyak serta Gas Bumi Kementerian Energi serta juga Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, Selat Hormuz dekat Iran mempunyai pengaruh cukup penting terhadap pasokan lalu tarif minyak global, termasuk Indonesia.
Menurut Tutuka, apabila Selat Hormuz terganggu, hal ini akan berdampak pada pemenuhan impor minyak domestik. Dia menyebut, impor Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina dari wilayah yang mana digunakan melalui jalur hal itu yakni sebesar 20%.
Oleh sebab itu, selain mencari alternatif pasokan minyak dari negara lain, pemerintah juga mengupayakan untuk menggenjot kegiatan, baik dari sisi hulu maupun hilir di tempat dalam dalam negeri.
“Kita percepat program-program yang digunakan itu ada percepatan eksplorasi kemudian eksploitasi yang dimaksud sudah ada. Kemudian, melihat kembali tangki-tangki BBM yang mana ada pada seluruh Indonesia serta juga kesiapan distribusinya demikian juga untuk LPG. Hal-hal seperti itu kami pastikan pasokan untuk Indonesia sanggup terjamin,” kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Jumat (19/4/2024).
Tutuka mengatakan, pemerintah saat ini membidik prospek impor minyak mentah yang mana yang berasal dari negara-negara pada luar Arab, seperti pada Afrika, untuk mengurangi ketergantungan impor minyak dari Timur Tengah. Selain Nigeria, RI juga berencana untuk mengimpor minyak dari Gabon.
“Sumber-sumber cukup banyak pada barat Afrika. Selain Nigeria, ada Gabon sebagiannya cukup potensial untuk dikembangkan tambahan berjauhan lalu itu yang digunakan sedang dikembangkan Pertamina untuk difinalisasi ke depan untuk persiapan-persiapan tambahan suplai,” tuturnya.
Selain berdampak pada terganggunya suplai minyak di dalam tempat Tanah Air, bila perang di area dalam Timur Tengah ini berkepanjangan, ini juga akan berdampak pada melonjaknya beban subsidi negara.
Ia merinci, setiap kenaikan US$ 1 tarif minyak mentah, maka beban subsidi serta kompensasi energi akan naik sekitar Rp 4,5 triliun. Sementara, setiap melemahnya kurs rupiah Rp 100 per dolar AS calon berdampak pada kenaikan subsidi energi Rp 2,5-3,5 triliun.
“Nah itu simulasi saat ini yang mana mana kita hitung, oleh sebab itu itu penting nanti kita akan detailkan lagi hitungan itu,” kata Tutuka.
Sebagaimana diketahui, Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Hal itu diungkap pejabat senior AS kepada ABC News.
Peluncuran rudal hal yang disebut menyusul serangan Iran pada Sabtu lalu, di area area mana negara hal itu mengirimkan tambahan dari 300 drone juga rudal tanpa awak ke sasaran di dalam dalam seluruh negeri. Semua kecuali beberapa dicegat oleh Israel kemudian sekutunya, termasuk Amerika Serikat, kata para pejabat.
Sementara itu, sebuah ledakan terdengar pada kota Ghahjaworstan dalam Iran, terletak dalam tempat barat laut kota Isfahan, menurut kantor berita semi-resmi Iran FARS, mengutip sumber-sumber lokal.
“Kota Ghahjaworstan terletak di area dalam dekat Bandara Isfahan lalu pangkalan perburuan kedelapan Angkatan Udara,” lapor FARS, dikutip CNN International.
Iran Press TV juga melaporkan ledakan terdengar di tempat dalam dekat pusat kota. Adapun belum dipastikan penyebab ledakan tersebut.
Harga minyak mentah dunia pun mengambil bagian melejit pada perdagangan hari ini setelah Israel dilaporkan menyerang Iran.
Mengutip Refinitiv, pada Jumat (19/4/2024) pukul 09.23 WIB nilai tukar minyak mentah acuan Brent melejit 3,5% ke US$90,14 per barel. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,61% ke US$85,80 per barel.
Begitu juga dari sisi nilai tukar, kurs rupiah terhadap dolar AS juga semakin ambruk. Rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di area dalam saat ketegangan Timur Tengah antara Iran kemudian Israel kembali mencuat ke umum serta bank sentral AS (The Fed) yang itu bersikap hawkish.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,49% di tempat dalam bilangan bulat Rp16.250/US$ pada hari ini, Jumat (19/4/2024). Secara mingguan rupiah juga terpantau ambles 2,59%.
Sementara DXY pada pukul 14:51 WIB turun ke hitungan 106,08 atau melemah 0,06%. Angka ini lebih tinggi tinggi rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (18/4/2024) yang mana mana berada dalam area hitungan 106,15.