Home / Ekobis / Dolar Melambung Bisa Bawa Petaka ke AS, Ini Penjelasannya

Dolar Melambung Bisa Bawa Petaka ke AS, Ini Penjelasannya

Dolar Melambung Bisa Bawa Petaka ke AS, Ini Penjelasannya

Jakarta,REDAKSI17.COM   – Fenomena kenaikan mata uang Amerika Serikat (AS), dolar, terhadap sebagian mata uang dunia membawa bahaya bagi perekonomian Negeri Paman Sam itu. Hal ini terkait dengan persaingan dagang produk-produk dalam negeri AS dengan negara lain.

Dolar sudah pernah dikerjakan meningkat sebesar 4% tahun ini. Fundamentalnya menunjukkan apresiasi tambahan lanjut.

Hal ini dapat berdampak buruk bagi para pelaku perniagaan di dalam tempat AS. Rendahnya nilai mata uang negara-negara Asia seperti yuan China akan menciptakan item Negeri Tirai Bambu lebih lanjut besar terjangkau dalam negara adidaya itu.

“Dolar yang tersebut digunakan kuat cenderung menaikkan biaya ekspor Amerika juga juga menurunkan nilai tukar impor, yang hal tersebut akan memperluas cakupan negara defisit perdagangan yang mana digunakan berkepanjangan,” tulis The Economist dikutip Kamis (25/4/2024).

Di tempat lain, penguatan dolar membawa kabar baik bagi eksportir yang dimaksud mana mempunyai biaya didenominasi dalam mata uang lain. Namun suku bunga Amerika yang dimaksud mana tinggi lalu dolar yang dimaksud digunakan kuat menimbulkan inflasi impor, yang tersebut digunakan saat ini diperburuk oleh nilai tukar jual minyak yang mana relatif tinggi.

Melawan meroketnya dolar

Banyak negara mempunyai cadangan devisa yang mana cukup besar serta dapat dijual untuk memperkuat mata uang mereka. Tercatat, Jepang mempunyai US$ 1,3 triliun, India US$ 643 miliar, kemudian Korea Selatan US$ 419 miliar.

Namun, keringanan apa pun semata-mata bersifat sementara. Ini juga diyakini beberapa jumlah agregat bank sentral dunia, yang tersebut mana terbukti tak melakukan apa-apa saat The Fed mulai menaikkan suku bunga pada 2022 lalu.

Pilihan lainnya adalah koordinasi internasional untuk menghentikan kenaikan dolar. Awal dari hal ini terlihat pada tanggal 16 April, ketika menteri keuangan Amerika, Jepang, kemudian Korea Selatan menyatakan keprihatinannya terhadap kemerosotan yen serta won.

Dolar, China, serta pemilihan umum AS

AS akan melaksanakan pemilihan umum (pemilu) pada tahun ini. Baik Partai Demokrat maupun Republik bertekad untuk mengiklankan manufaktur Amerika.

Namun tugas itu akan sulit. Dolar yang mana tinggi tak akan dapat membendung impor yang mana digunakan tinggi dari negara-negara seperti China.

Sebagian pihak menilai China tak akan berbuat begitu banyak. Menurut Goldman Sachs, China mengalami arus keluar valuta asing sebesar US$ 39 miliar pada bulan Maret sebab penanam modal meninggalkan negara yang disebut akibat perekonomian yang mana lesu.

Yuan terus melemah terhadap dolar sejak awal tahun, juga juga tambahan cepat sejak pertengahan Maret, sejak dolar meningkat dari 7,18 yuan menjadi 7,25 yuan. Bank of America memperkirakan akan mencapai 7,45 pada bulan September, ketika kampanye pemilihan umum Amerika sedang berlangsung.

Hal ini akan menempatkan yuan pada posisi terlemahnya sejak tahun 2007, sehingga memberikan dorongan bagi upaya ekspor terbaru pemerintah China. Kendaraan listrik China yang dimaksud diskon mungkin akan menjadi lebih besar banyak diskon lagi, sehingga menciptakan pusing para politisi Amerika.

Pendukung kebijakan proteksionis dalam AS kemungkinan akan mengabaikan tekanan atas mata uang sekutunya, setidaknya untuk sementara waktu.

Namun tidaklah ada ada toleransi untuk China. Hal ini meningkatkan risiko perang tarif serta sanksi dagang tambahan lanjut. Bahkan China sanggup dimasukkan kembali ke daftar negara yang tersebut mana dinilai memanipulasi mata uangnya.

Selama perekonomian Amerika terus membaik, dolar kemungkinan akan tetap kuat. Selain itu, selama pemerintah AS memandang hal ini sebagai hal yang dimaksud mana perlu diwaspadai, ketegangan perdagangan akan meningkat.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *