Jakarta,REDAKSI17.COM – Pusat Pengendalian serta juga Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan sebanyak tiga perempuan dalam dalam Amerika Serikat (AS) terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) setelah menjalani perawatan “vampire facial”.
Melansir dari CBS News, tiga perempuan itu dilaporkan terinfeksi HIV setelah menjalani perawatan “vampire facial” pada tempat sebuah spa ilegal alias tak berizin pada Albuquerque, New Mexico, AS. Menurut catatan CDC, ini adalah kasus pertama penularan HIV melalui prosedur suntikan kosmetik.
Kasus ini ditemukan serta juga menarik perhatian otoritas kesehatan setelah salah satu klien spa dinyatakan positif HIV saat bepergian ke luar negeri pada 2018. Pada tahun yang digunakan sama, klien lainnya turut dinyatakan positif HIV setelah menjalani tes rutin untuk asuransi jiwa.
Sedangkan, klien ketiga baru diketahui mengidap HIV pada tahun lalu saat dirawat pada rumah sakit akibat penyakit yang dimaksud digunakan berkaitan dengan AIDS.
Hingga saat ini, CDC menduga bahwa sudah ada banyak orang yang tersebut mana terinfeksi HIV akibat menjalani perawatan di dalam dalam spa itu. Namun, orang-orang yang digunakan turut diduga tak menyadari bahwa merek sudah pernah dilaksanakan terinfeksi.
“Penyelidikan ini adalah pertama kali yang digunakan dimaksud mengaitkan penularan HIV dengan layanan suntikan kosmetik bukan steril,” tulis laporan CDC, dikutip Senin (29/4/2024).
Laporan CDC mengungkapkan bahwa pada 2018 lalu, Departemen Kesehatan New Mexico sudah pernah lama menghentikan spa ilegal hal itu usai menemukan tabung darah tanpa label dalam meja dapur serta suntikan lain yang disimpan bersama makanan dalam area kulkas dapur.
Mantan pemilik spa, Maria Ramos de Ruiz sudah pernah dikerjakan mengaku bersalah atas lima tuduhan kejahatan sebab melakukan praktik kedokteran tanpa izin pada Juni 2022 lalu. Akibat tuduhan itu, ia dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara.
Apa itu “Vampire Facial”?
“Vampire facial” adalah jenis perawatan untuk mengurangi ukuran pori-pori lalu garis halus serta meremajakan kulit dengan cara mengambil darah seseorang dari lengan. Kemudian, trombosit dari darah yang tersebut dipisahkan kemudian dioleskan ke wajah dengan jarum mikro.
Selain “vampire facial”, perawatan ini juga dikenal dengan sebutan “platelet-rich plasma” atau “PRP”.
Dalam imbauannya, CDC memohonkan rakyat yang tersebut mana mempertimbangkan suntikan krena alasan medis atau kecantikan untuk meyakinkan legalitas atau perizinan penyedia layanan, klinik, atau spa, termasuk lisensi kemudian pelatihan serta item serta alt yang mana digunakan.