Jakarta,REDAKSI17.COM – Sejumlah perusahaan China menerapkan tindakan diam-diam dalam transaksi ke Rusia. Ini terjadi saat Moskow mendapatkan hujanan sanksi dunia bidang usaha dari Barat yang mana membuatnya terputus dari jalur pembayaran internasional.
Ketika bank-bank besar China menarik diri dari pembiayaan transaksi terkait Rusia, beberapa perusahaan Negeri Tirai Bambu beralih ke bank-bank kecil di tempat tempat perbatasan kemudian saluran pembiayaan bawah tanah seperti perantara uang.
“Anda tidaklah bisa jadi jadi melakukan industri dengan baik menggunakan saluran resmi,” kata individu sumber bernama Wang dikutip Reuters, Senin (29/4/2024).
Wang mengatakan untuk menyelesaikan pembayaran barang-barang listriknya, perusahaannya yang mana hal itu berbasis dalam area Guangdong ini sedang mempertimbangkan untuk menggunakan broker mata uang yang digunakan bergerak pada tempat sepanjang perbatasan China-Rusia.
Ia menyebut kali ini bank-bank resmi sudah mulai membatasi proses kegiatan kegiatan bisnis dengan Rusia. Ini disebabkan aktivitas itu masuk dalam pantauan Amerika Serikat (AS), dalam area mana merek khawatir untuk dijatuhkan sanksi.
“Bank-bank besar sekarang ini membutuhkan waktu berbulan-bulan, bukan berhari-hari, untuk menyelesaikan pembayaran dari Rusia, sehingga memaksa kami untuk memanfaatkan saluran pembayaran yang mana digunakan bukan lazim atau mengecilkan bisnis,” tambahnya.
“Seorang manajer di tempat tempat bank besar milik negara yang yang disebut sebelumnya saya gunakan mengatakan bahwa pemberi pinjaman khawatir tentang kemungkinan sanksi AS dalam menangani transaksi Rusia.”
Sementara itu, orang bankir Rusia mengaku melakukan pembayaran dalam kripto mungkin merupakan satu-satunya pilihan. Ini harus diimplementasikan meskipun kripto dilarang pada China sejak tahun 2021.
“Tidak mungkin melewati KYC (kenali pelanggan Anda) pada bank China, besar atau kecil,” paparnya.
Warning AS
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken sudah pernah menyatakan “keprihatinan serius” bahwa Beijing “mendorong perang agresi brutal Rusia terhadap Ukraina”. Ini disampaikan setelah bertemu dengan diplomat top China, Wang Yi.
“Beijing tak dapat mencapai hubungan yang digunakan lebih banyak besar baik dengan Eropa sambil tetap memperkuat ancaman terbesar terhadap keamanan Eropa sejak berakhirnya Perang Dingin,” kata juru bicara hal itu Departemen Luar Negeri AS menggambarkan bagaimana Blinken menjelaskan kepada para pejabat Beijing
Meskipun para pejabat sudah pernah memperingatkan bahwa Washington siap untuk mengambil tindakan terhadap lembaga-lembaga keuangan China yang dimaksud dimaksud memfasilitasi perdagangan barang dengan aplikasi sipil lalu militer, orang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa Washington belum melakukannya.
“Washington belum melakukannya. Kami tak mempunyai rencana untuk menerapkan tindakan tersebut,” ujarnya
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, “China tiada menerima sanksi sepihak yang tersebut mana ilegal. Kerja sebanding perdagangan normal antara China lalu Rusia tiada boleh diganggu oleh pihak ketiga manapun.”
