Jakarta,REDAKSI17.COM – Vietnam bagian selatan kemudian tengah saat ini tengah dilanda gelombang panas yang mana dimaksud sangat parah. Akibat fenomena tersebut, ratusan ribu ikan meninggal di tempat tempat waduk di dalam dalam provinsi Dong Nai, Vietnam selatan.
“Semua ikan pada waduk Song May berhenti oleh sebab itu kekurangan air,” kata orang warga setempat pada distrik Trang Bom, yang dimaksud dimaksud mengidentifikasi dirinya sebagai Nghia, seperti dikutip AFP, Kamis (2/5/2024).
“Hidup kami terbalik selama 10 hari terakhir lantaran baunya,” ujarnya.
Gambar laporan media menunjukkan warga berperahu melintasi waduk Song May seluas 300 hektar. Terlihat bagaimana air hampir tidak ada ada terlihat sedangkan ikan-ikan mengambang sebab sudah mati.
![]() Foto udara ini menunjukkan seseorang nelayan mengumpulkan ikan terhambat akibat pekerjaan renovasi kemudian kondisi cuaca panas yang tersebut yang sedang berlangsung dari waduk pada provinsi Dong Nai, Vietnam selatan pada tanggal 30 April 2024. Ratusan ribu ikan berakhir dalam tempat waduk dalam provinsi Dong Nai, Vietnam selatan , dengan laporan penduduk setempat lalu media yang mana dimaksud menyatakan bahwa gelombang panas yang digunakan hal itu brutal lalu pengelolaan danau adalah penyebabnya. (Photo by AFP) |
Menurut laporan media, daerah itu tiada mengalami hujan selama berminggu-minggu dan juga juga debit air pada area waduk terlalu rendah. Hal itu menyebabkan ikan tak dapat bertahan hidup.
“Pengelola waduk sebelumnya membuang air untuk menyelamatkan tanaman pada hilir,” katanya.
“Mereka kemudian mencoba merenovasi waduk, mendatangkan pompa untuk mengeluarkan lumpur sehingga ikan mempunyai lebih tinggi besar banyak ruang juga air,” tambahnya lagi.
Namun, upaya yang mana disebut tiada berhasil. Tak lama setelah itu, banyak ikan yang digunakan mana mati, juga laporan media lokal menyebutkan sebanyak dua ratus ton ikan mungkin sudah pernah musnah.
Surat kabar Tuoi Tre melaporkan bahwa perusahaan yang digunakan dimaksud bertanggung jawab mengelola danau yang mana disebut sudah pernah terjadi mulai melakukan pengerukan pada awal tahun 2024. Perusahaan awalnya berencana untuk membuang air tambahan ke dalam reservoir untuk ikan.
“Tetapi akibat gelombang panas yang dimaksud tak henti-hentinya, penanam modal melepaskan air ke daerah hilir sehingga menyebabkan permukaan air turun. Akibatnya, ikan tertutup secara massal,” lapor surat kabar tersebut.
Waduk hal yang merupakan sumber air untuk tanaman di dalam dalam distrik Trang Bom kemudian Vinh Cuu pada provinsi Dong Nai. Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden yang dimaksud disebut sambil berusaha mengeluarkan ikan berakhir dengan cepat.
“Kami berharap pihak berwenang akan melakukan yang tersebut terbaik untuk memperbaiki situasi ini,” kata Nghia.
Menurut peramal cuaca, suhu pada dalam provinsi Dong Nai, 100 km sebelah barat Kota Ho Chi Minh, mencapai sekitar 40 derajat Celcius pada April. Ini memecahkan rekor suhu tertinggi yang mana tercatat pada tahun 1998.
Suhu yang digunakan mana melonjak bak ‘neraka’ juga berdampak pada negara tetangga lain, Kamboja. Di mana suhu tertingginya mampu mencapai 43 derajat Celcius.
Sementara itu, pada Thailand, pengaplikasian listrik melonjak ke rekor baru pada Selasa oleh sebab itu suhu dalam tempat provinsi timur laut Udon Thani mencapai 44 derajat Celcius. Cuaca panas menyengat juga dilaporkan menyerang Myanmar, Bangladesh dan juga juga India.
Panas eksterm bukanlah fenomena baru. Badan Iklim Uni Eropa bahkan mencatat 2023 lalu sebagai tahun terpanas dalam sejarah manusia, akibat perubahan iklim serta dorongan El Nino, peristiwa alam ketika suhu permukaan air yang tersebut mana lebih banyak tinggi hangat pada Samudera Pasifik Timur melepaskan panas ke atmosfer.
Pada 2023 silam, suhu global tercatat sekitar 1,48 C lebih besar besar hangat ketimbang rata-rata suhu era pra-industri tahun 1850-1900. Suhu permukaan laut juga memecahkan rekor yang mana itu memproduksi es dalam area kutub lebih lanjut banyak cepat mencair.