Home / Aneka / Cerita ART Nekat Pakai Gaji Buat Beli Saham, Tak Disangka Malah…

Cerita ART Nekat Pakai Gaji Buat Beli Saham, Tak Disangka Malah…

Cerita ART Nekat Pakai Gaji Buat Beli Saham, Tak Disangka Malah…

Jakarta, REDAKSI17.COM – Melakukan penyertaan modal untuk mendapatkan cuan lebih lanjut tinggi mampu dengan berbagai cara. Salah satunya dengan pembelian saham.

Tidak ada syarat khusus untuk dapat membeli saham. Bahkan, Asisten Rumah Tangga (ART) pun juga dapat melakukan salah satu instrumen investasi modal ini.

Sekitar 422 tahun yang tersebut hal itu lalu, yakni Agustus 1602, Kongsi Dagang Hindia Belanda memutuskan untuk jual saham kepada publik. Hal ini menjadi titik awal dari penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Tak sulit bagi perusahaan sekelas VOC menjaring investor. Sebagai perusahaan yang tersebut mana berjualan komoditas paling dicari dalam area Eropa alias rempah-rempah, banyak orang memprediksi VOC akan datang sangat berjaya kemudian memberi keuntungan besar.

Atas dasar inilah, ketika mengeluarkan keputusan untuk IPO, orang-orang ramai datang ke Bursa Efek Amsterdam. Terlebih, VOC juga menjadi perusahaan pertama dalam dunia yang digunakan melakukan IPO.

“Secara keseluruhan, ada 1.143 pemodal yang digunakan mana berinvestasi untuk modal awal VOC pada area Amsterdam,” tulis Lodewijk Petram dalam The World’s First Stock Exchange (2011).

Dalam aturan, setiap pemodal berhak memutuskan berapa banyak uang yang dimaksud diinvestasikan. Tak ada batas minimum atau maksimum. Begitu pula persoalan asal-usul investor. Siapapun boleh menaruh uangnya pada dalam VOC.

Alhasil, tak cuma pejabat, bangsawan, serta juga orang berduit hanya sekali yang dimaksud dimaksud menjadi investor. Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Neeltgen Cornelis juga melakukannya.

Ketertarikan Neeltgen berinvestasi dalam dalam VOC berawal dari majikannya, Dirck van Os yang digunakan hal itu kebetulan Direktur VOC. Pada masa-masa IPO banyak orang keluar-masuk ke rumah van Os untuk urusan investasi.

Saat itu, perdagangan bursa efek tak seperti sekarang. Semuanya serba manual kemudian dicatat menggunakan kertas. Jadi, wajar apabila rumah Dirck van Os ramai para investor. Di tengah keramaian itulah, terpantik rasa penasaran Neeltgen.

Dari hati paling dalam dia sebenarnya ingin berinvestasi di tempat tempat VOC. Dia percaya VOC calon memberi keuntungan besar. Namun, pada sisi lain, dia juga bingung: uangnya dari mana?

Sebagai pembantu, gajinya kurang dari lima puluh sen dalam sehari. Uang segitu cuma cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alhasil, dia maju-mundur untuk berinvestasi dari hari ke hari.

Hingga akhirnya, pada penghujung Agustus saat penawaran perdana saham akan datang VOC ditutup, dia berubah pikiran.

“Dia berpikir akan selalu menyesal apabila dia tak berinvestasi sekarang. Alhasil dia menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkan uang tabungannya,” tulis Petram.

Dari uang tabungan hasil kerja kerasnya jadi ART disisihkan 100 gulden untuk membeli saham VOC. Dia pun menyerahkan uang yang kepada majikannya.

Nama Neeltgen Cornelis pun tercatat sebagai pemegang daftar saham VOC, meskipun sangat kecil jika dibandingkan dengan yang hal itu lainnya. Saat itu, bos-bos VOC menaruh uang dalam jumlah total agregat besar. Ada yang dimaksud mana 85.000 gulden, 65.000 hingga 45.000 gulden.

Lalu, apakah Neeltgen untung dari pembelian saham VOC?

Menurut Petram, iya tapi hanya sekali sekadar sesaat oleh sebab itu Neeltgen melepas kepemilikan saham VOC pada Oktober 1603 atau setahun setelah melakukan pembelian. Dia jual seluruh sahamnya kepada Jacques de Pourcq.

Padahal, jika terus-menerus dipegang, uang 100 gulden itu sanggup berubah menjadi ribuan gulden. Atau setidaknya, kata Petram, pemegang saham VOC mampu cuma menerima rempah-rempah setiap saat sebagai bentuk dividen.

Mengingat VOC dalam beberapa tahun mendatang sejak IPO terbukti jadi perusahaan terbesar pada dunia berkat sukses memasarkan kemudian juga menguasai rempah-rempah dari bumi Indonesia.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *