Home / Nasional / Alasan Sepi Demo Mahasiswa Pro-Palestina dan Kecam Israel di Negara Arab

Alasan Sepi Demo Mahasiswa Pro-Palestina dan Kecam Israel di Negara Arab

Alasan Sepi Demo Mahasiswa Pro-Palestina lalu Kecam Israel di dalam Negara Arab

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Gelombang unjuk rasa mahasiswa pro-Palestina telah lama lama mengguncang dunia. Mereka terus menekan agar seluruh pihak di dalam area dunia menghentikan dukungannya ke Israel, yang tersebut mana terus menghujani wilayah kantong Palestina, Gaza, dengan rudal lalu peledak.

Tercatat, aksi unjuk rasa sudah pernah menyebar di tempat area seluruh negara-negara Barat. Ini diinspirasi oleh aksi mahasiswa Universitas Columbia di dalam tempat New York, Amerika Serikat (AS) yang mana hal tersebut akhirnya dibubarkan polisi dengan tindakan keras.

Namun gelombang aksi justru tak begitu terdengar di dalam dalam dunia Arab. Padahal, secara geografi dan juga juga budaya, Timur Tengah sangat dekat dengan Palestina.

Di wilayah ini, penduduk Arab cuma menunjukkan kengerian dia terhadap perang dan juga juga memberikan dukungan kepada sesama warga Arab di dalam tempat Gaza melalui media sosial, namun tiada memilih turun ke jalan.

Alasan relatif tenangnya kampus-kampus juga jalan-jalan dalam tempat Arab berkisar dari ketakutan akan kemarahan pemerintah hingga perbedaan urusan kebijakan pemerintah dengan Hamas, juga juga para pendukungnya dalam Iran. Muncul juga keraguan bahwa menyalahkan apa pun dapat berdampak pada kebijakan negara.

Pelajar AS serta Barat di tempat area mungkin cuma sekadar akan menghadapi penangkapan atau dikeluarkan dari kampus mereka.

Di sisi lain, konsekuensi yang mana lebih tinggi banyak berat dapat menanti warga Arab yang dimaksud dimaksud melakukan mengkritisi tanpa izin negara.

Di Mesir, yang mana berdamai dengan Israel pada tahun 1979, Presiden Abdel Fattah al-Sisi sebagian besar melarang mengkritisi publik, pihak berwenang khawatir bahwa demonstrasi melawan Israel nantinya dapat belaka berbalik melawan pemerintah di tempat tempat Kairo.

Pada berunjuk rasa yang dimaksud hal itu diizinkan negara mengenai perang pada bulan Oktober, beberapa demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah. Hal ini pun memicu aksi penangkapan.

“Kita tiada bisa saja jadi melihat kurangnya menentang rakyat dalam jumlah agregat keseluruhan besar terhadap perang kemudian reaksi diam-diam pada area jalan-jalan Mesir jika dipisahkan dari konteks yang digunakan digunakan lebih tinggi banyak luas yaitu tindakan keras terhadap segala bentuk menentang serta pertemuan publik,” kata Hossam Bahgat, Kepala Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi, dilansir Reuters, Jumat (3/5/2024).

Di Lebanon, mahasiswa yang dimaksud didekati Reuters pada mengomentari kampus di area dalam Beirut menolak untuk diwawancarai. Mereka mengatakan bahwa dia itu takut akan dampak dari otoritas universitas.

Sejarah kompleks Lebanon juga berperan dalam permasalahan mengecam masyarakat. Di Lebanon, sebagian orang menyalahkan Palestina sebagai pemicu perang saudara pada tahun 1975-90.

Di sisi lain, sebagian pihak khawatir bahwa dukungan terang-terangan terhadap Palestina mungkin akan dibajak oleh Hizbullah yang dimaksud hal itu didukung Iran, yang sudah pernah melakukan baku tembak dengan Israel sejak awal konflik Gaza.

“Dunia Arab bukan bereaksi seperti Columbia atau Brown (universitas AS) dikarenakan merekan tiada mempunyai kemewahan untuk melakukannya,” kata Makram Rabah, profesor sejarah pada American University of Beirut.

Selain itu, tambahnya, dengan opini warga yang digunakan hal itu sebagian besar sudah membantu perjuangan Palestina, bukan jelas apa yang digunakan digunakan akan dicapai oleh protes-protes tersebut.

“Dinamika kekuasaan lalu cara Anda mengubah persepsi rakyat berbeda di area area dunia Arab dibandingkan dalam area AS,” katanya.

Namun, apapun alasan kurangnya mengecam masyarakat, sebagian umum pada area Gaza saat ini membandingkan antara berunjuk rasa di tempat area AS serta reaksi warga yang tersebut dapat dia lihat dalam negara-negara Arab lainnya.

“Saya memohonkan mahasiswa Arab untuk melakukan apa yang digunakan sudah pernah lama diimplementasikan Amerika. Mereka seharusnya berbuat lebih banyak banyak banyak untuk kita daripada Amerika,” kata orang pengungsi Palestina, Suha Al Kafarna.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *