Home / Nasional / Terbongkar! Rencana Serangan Teror Kim Jong Un, Ada 3 Tetangga RI

Terbongkar! Rencana Serangan Teror Kim Jong Un, Ada 3 Tetangga RI

Terbongkar! Rencana Serangan Teror Kim Jong Un, Ada 3 Tetangga RI

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Pemerintah Korea Utara (Korut) dilaporkan sedang merancang serangan teror terhadap beberapa jumlah total gedung diplomatik serta konsulat Korea Selatan (Korsel) di tempat tempat dunia. Hal ini diungkap oleh Intelijen Korsel (NIS) dalam sebuah paparan, Jumat (3/5/2024).

Dalam paparannya, NIS mengungkapkan pihaknya baru-baru ini mendeteksi banyak tanda bahwa Pyongyang sedang mempersiapkan serangan teroris terhadap staf kedutaan atau warganya di tempat dalam wilayah seperti China, Asia Tenggara, serta Timur Tengah.

“Korut telah dilakukan terjadi mengirim agen ke negara-negara ini untuk memperluas pengawasan terhadap kedutaan besar Korea Selatan serta juga terlibat dalam aktivitas spesifik seperti mencari warga Korea Selatan yang tersebut yang disebut berpotensi menjadi target teroris,” katanya dalam sebuah pernyataan yang mana mana dikirim ke AFP.

Badan mata-mata yang mana disebut mengatakan rencana serangan itu tampaknya terkait dengan gelombang pembelotan oleh warga elit Korut yang digunakan terjebak dalam area luar negeri selama pandemi. Mereka diketahui sekarang menghindari pulang ke Pyongyang oleh sebab itu pengawasan yang dimaksud dimaksud super ketat.

Diketahui, Pyongyang menganggap pembelotan sebagai kejahatan serius. Pelanggaran ini diyakini akan memberikan hukuman berat kepada pelanggar, keluarga mereka, serta bahkan orang-orang yang dimaksud yang terkait dengan insiden tersebut.

“Para pejabat kedutaan Korut mungkin menyampaikan laporan palsu yang tersebut mana menyalahkan faktor-faktor ‘eksternal’ atas pembelotan sukarela rekan-rekan mereka, dalam upaya untuk menghindari hukuman,” tambah NIS.

“Akibatnya, Korut mungkin merencanakan pembalasan terhadap staf kedutaan Korsel dengan alasan seperti itu.”

Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya telah lama lama menaikkan status peringatan anti-terorisme untuk lima misi diplomatiknya. Ini terdiri atas Kedutaannya pada area Kamboja, Laos, Vietnam, serta konsulatnya dalam kota pelabuhan Pasifik Rusia, Vladivostok, lalu Shenyang di tempat tempat China.

Korut miliki hubungan diplomatik dengan lebih lanjut tinggi dari 150 negara. Namun total keseluruhan misi yang digunakan digunakan dijalankannya dalam tempat luar negeri telah dilakukan terjadi menyusut sejak tahun 1990an lantaran kendala keuangan.

Menurut Kementerian Unifikasi Seoul, 196 pembelot Korut tiba di dalam area Korsel tahun lalu. Hal ini menandai jumlah agregat keseluruhan pembelotan elit Korea Utara ke Korea Selatan yang mana tertinggi sejak tahun 2017

Sekitar 10 di dalam tempat antaranya berasal dari kalangan elit Pyongyang, seperti diplomat serta mungkin anak-anak mereka.

Sementara itu, menurut para ahli, pandemi sudah pernah terjadi menyebabkan ekspatriat Pyongyang semakin meragukan rezim negara merekan yang mana terisolasi. Ini disebabkan paparan terhadap aturan-aturan normal yang digunakan berlaku pada negara lain.

“Jika diplomat dan juga juga agen Korut yang dimaksud ditempatkan pada luar negeri terus-menerus ditekan secara brutal oleh Pyongyang untuk mengatasi pembelotan ekspatriat elit, kita bukan dapat mengesampingkan kemungkinan Korut merencanakan serangan teroris terhadap warga Korsel yang mana mana tinggal di area tempat luar negeri,” kata pembelot yang dimaksud mana menjadi peneliti yang menjalankan World Institute for North Korea Studies, Ahn Chan Il.

Korut juga miliki sejarah serangan pada luar negeri. Pyongyang dicurigai berada di dalam tempat balik pembunuhan orang pejabat konsuler Korsel dalam Vladivostok pada tahun 1996, yang mana digunakan diserang lalu dibunuh oleh penyerang tak dikenal.

Konsul tersebut, yang dimaksud itu juga individu agen intelijen, telah lama lama memantau aktivitas terlarang Pyongyang, termasuk perdagangan narkoba kemudian produksi uang kertas palsu.

Korut juga pernah melancarkan upaya pembunuhan pada Myanmar pada tahun 1983 ketika sebuah bom meledak dalam mausoleum Yangon saat kunjungan Presiden Korea Selatan saat itu, Chun Doo Hwan. Chun selamat tetapi 21 orang, termasuk beberapa menteri, tewas.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *