Jakarta,REDAKSI17.COM – Planet bumi saat ini semakin panas akibat perubahan iklim yang dimaksud dimaksud sangat ekstrem. Perubahan iklim yang sangat cepat merupakan ancaman nyata bagi bumi lalu juga seisinya.Krisis iklim global bukan ada cuma menyebabkan kenaikan suhu dunia meningkat secara siginifkan tetapi juga bencana. Di antaranya adalah kekeringan serta juga banjir.
Contoh paling nyata adalah panas ekstrem alias gelombang panas yang mana mana sekarang ini melanda Asia Tenggara.
Sejak 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran substansi bakar fosil, seperti batu bara, minyak, juga gas.
Berdasarkan laporan (Intergovernmental Panel on Climate Change) yang dimaksud yang disebut diterbitkan pada tahun 2021 menemukan bahwa emisi manusia dari gas yang tersebut digunakan memerangkap panas telah lama lama menghangatkan iklim hampir 2 derajat Fahrenheit (1,1 derajat Celcius) sejak masa pra-Industri (mulai tahun 1750).
Mungkin kedengarannya tak signifikan, namun tahun 2023 adalah tahun terpanas yang dimaksud mana pernah tercatat, lalu 10 tahun terpanas yang digunakan pernah tercatat terjadi dalam satu dekade terakhir.
![]() |
Perubahan iklim tak belaka sekali mencakup peningkatan suhu rata-rata tetapi juga bencana alam, pergeseran habitat satwa liar, naiknya permukaan air laut, kemudian berbagai dampak lainnya. Semua perubahan ini terjadi akibat manusia terus menambah gas rumah kaca yang digunakan mana memerangkap panas, seperti karbon dioksida juga metana, ke atmosfer.
Dampak perubahan iklim juga dapat mengancam pasokan pangan sebab efek banjir, kekeringan, panas yang ekstrim.
Selama beberapa tahun terakhir, kegagalan panen serta kekurangan pangan semakin sering terjadi serta terlihat pada seluruh dunia akibat meningkatnya banjir, kekeringan, gelombang panas, angin topan, juga badai, yang dimaksud semuanya mengganggu sistem pertanian global kemudian kemampuan petani untuk bercocok tanam secara konsisten.
Sebagai akibat dari krisis iklim, sekarang ini warga bumi menghadapi masa depan dengan berkurangnya lahan subur, berkurangnya ketersediaan air untuk pertanian, juga kenaikan nilai tukar energi, belum lagi kerusakan yang dimaksud yang terjadi pada lahan pertanian, sehingga dapat mengancam tanaman pangan global.
Hal ini dapat menyebabkan beberapa makanan pokok warga bumi akan terancam kekurangan pasokan dikarenakan gangguan dari pertanian.
Berikut 14 jenis makanan yang dimaksud dimaksud akan terancam pasokannya efek dari perubahan iklim:
1. Cabai
Pada April 2022, Huy Fong Foods dari Kalifornia Selatan menimbulkan keributan setelah perusahaan itu memberi tahu pelanggannya bahwa merek harus berhenti menciptakan saus Sriracha favoritnya selama beberapa bulan ke depan oleh sebab itu kondisi cuaca buruk yang dimaksud mempengaruhi kualitas cabai.
Hal ini menyusul kekurangan yang dimaksud mana tambahan lanjut kecil pada tahun 2020, namun hal ini berarti perusahaan tiada menerima pesanan baru selama beberapa bulan pada tahun lalu.
Rendahnya persediaan jalapeño merah dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh kekeringan di tempat dalam Meksiko kemudian menipisnya persediaan air dalam Colorado, serta diperburuk oleh kegagalan panen pada musim semi lalu, yang digunakan berpuncak pada kekurangan saus pedas untuk perusahaan yang dimaksud mana memproduksi 20 jt botol saus pedas setiap tahunnya.
2. Coklat
Industri coklat juga merupakan pendorong utama deforestasi, terutama oleh sebab itu pemanfaatan minyak sawit, yang tersebut itu merupakan faktor terbesar dibalik deforestasi di tempat tempat daerah tropis. Di Pantai Gading, negara penghasil kakao terbesar pada dunia, tambahan banyak dari 85% hutannya telah terjadi lama hilang sejak tahun 1960. Hal ini menyebabkan adanya larangan terhadap kakao yang tersebut terkait dengan deforestasi pada Uni Eropa.
Namun perubahan iklim berdampak buruk pada coklat. Pada 2021, para ilmuwan memperingatkan bahwa pohon kakao terancam lalu sepertiga dari tanaman hal hal itu sanggup tertutup pada tahun 2050, yang digunakan digunakan dapat menyebabkan kekurangan coklat secara global. Dan bulan lalu, sebuah penelitian menemukan bahwa tanaman tropis seperti kakao, semangka, mangga, serta juga kopi mungkin berisiko akibat hilangnya serangga penyerbuk.
3. Tomat
Penelitian menunjukkan adanya penurunan hasil panen tomat sebesar 6% di tempat dalam wilayah dengan pertumbuhan tomat besar seperti Italia kemudian California pada pertengahan abad ini, akibat pemanasan global.
Suhu optimal untuk tomat adalah antara 22-28°C. Namun, pada suhu pada atas 35°C, hasil panen turun dengan cepat. Saat ini, 65% tomat tumbuh dalam dalam California, Italia, lalu China, namun suhu tertinggi juga kondisi kekeringan berarti hasil panennya 10% lebih lanjut tinggi rendah dari yang mana digunakan diharapkan pada 2021. Sementara itu, wilayah penghasil tomat pada dalam Italia, Foggia, kemungkinan besar akan tumbuh, melihat hasil panen menurunkan sebesar 18% pada tahun 2050.
Pembatasan pemakaian air juga dapat mempengaruhi produksi tomat di dalam area Italia lalu California, sementara peningkatan suhu udara akan mengurangi hasil panen pada dalam seluruh dunia. Sebagai contoh, Inggris mengalami kekurangan tomat baru-baru ini sebab tekanan panen pada Spanyol serta juga Maroko, sementara India, konsumen tomat terbesar kedua mengalami lonjakan tarif tomat sebesar 400% serta dikeluarkan dari menu raksasa makanan cepat saji seperti McDonald’s dan juga juga Burger King.
4. Kopi
Bicara perihal kopi, salah satu minuman favorit dunia ini juga terancam. Dari 124 spesies kopi yang hal itu diketahui, 60% berada dalam bawah ancaman kepunahan menurut sebuah penelitian, termasuk arabika, salah satu dari dua spesies utama yang mana dimaksud ditanam serta dikonsumsi secara global (bersama dengan Robusta).
Faktanya, penelitian sebelumnya dari salah satu penulis studi yang mana digunakan sebanding menemukan bahwa dalam skenario terburuk, arabika sebenarnya dapat jadi punah pada tahun 2080. Studi lain mengungkapkan bahwa bahaya iklim akibat cuaca ekstrem menjadi lebih banyak banyak sering terjadi, kemudian akan menyebabkan kematian, hasil yang mana mana lebih banyak banyak rendah lalu biaya jual kopi yang dimaksud dimaksud lebih lanjut tinggi tinggi.
Suhu pertumbuhan optimal untuk arabika juga Robusta adalah 18-22°C, lalu meskipun wilayah penghasil kopi lebih tinggi tinggi rentan terhadap suhu yang dimaksud hal tersebut terlalu dingin selama 40 tahun terakhir, saat ini setiap wilayah menghadapi panas ekstrem yang dimaksud mana harus dihadapi. Ini berarti jumlah keseluruhan total lahan penanaman modal kopi yang tersebut yang terletak dalam antara daerah tropis mampu berkurang setengahnya sebelum tahun 2050.
Sejak 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran substansi bakar fosil, seperti batu bara, minyak, serta gas.
Berdasarkan laporan (Intergovernmental Panel on Climate Change) yang dimaksud mana diterbitkan pada tahun 2021 menemukan bahwa emisi manusia dari gas yang digunakan dimaksud memerangkap panas telah dilakukan lama menghangatkan iklim hampir 2 derajat Fahrenheit (1,1 derajat Celcius) sejak masa pra-Industri (mulai tahun 1750).
5. Anggur
Kondisi cuaca ekstrem seperti embun beku awal, curah hujan lebat, juga kekeringan menyebabkan produksi anggur global anjlok ke level terendah sejak tahun 1961, dengan penurunan sebesar 7% dari tahun ke tahun.
Negara-negara seperti Australia, Argentina, Chile, Afrika Selatan, kemudian Brasil mengalami penurunan produksi antara 10-30%, sementara penurunan produksi dalam Italia sebesar 12% berarti Italia kehilangan gelar sebagai produsen terbesar dalam tempat dunia lantaran Perancis, yang tersebut pasokannya stabil.
6. Jeruk
Di Amerika Serikat, tarif jeruk melonjak akibat penyakit bakteri juga cuaca ekstrem yang mana mana disebabkan oleh perubahan iklim. Pada 2022, Florida sebagai rumah bagi 90% pasokan jus jeruk di tempat dalam negara itu dilanda Badai Ian, Badai Nicole, serta kondisi beku satu demi satu, sehingga menghancurkan hasil panen jeruk dalam negara bagian tersebut.
7. Jeruk Nipis
El Niño, Topan Yaku, serta fluktuasi cuaca lalu juga hujan lainnya telah dilakukan terjadi menunda juga mengancam secara signifikan pertumbuhan bunga jeruk nipis dalam Peru, sehingga menimbulkan salah satu musim pertanian yang tersebut digunakan paling membawa bencana pada dalam negara hal hal itu dalam beberapa decade.
Guncangan cuaca ini juga berdampak pada jagung, kakao, serta kopi. Di kota Olmos, perubahan iklim kemudian kurangnya akses terhadap pupuk serta dukungan pemerintah menyebabkan produksi kapur turun dari 400 ton menjadi hanya saja sekali satu ton per minggu. Sementara itu, dalam tempat Meksiko, kekeringan pada tahun 2020 juga banjir besar pada tahun berikutnya berdampak buruk pada petani jeruk nipis.
8. Blueberry
Peru, eksportir blueberry terkemuka, mengalami penurunan ekspor lebih banyak banyak dari setengahnya pada tahun ini lantaran suhu udara yang hal itu sangat tinggi, terutama selama proses pembungaan buah beri. Ahli agronomi setempat menunjukkan bahwa fenomena alam El Niño adalah penyebab tekanan ekstrem pada perkebunan blueberry kemudian mengakibatkan berkurangnya hasil panen.
Kelangkaan ini telah dilakukan lama melanda pasar global, termasuk Amerika Serikat, dengan penurunan pasokan sebesar 70% dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini telah terjadi lama menggalakkan kenaikan tarif sebesar 60% menjadi hampir US$6 per pon secara eceran, dengan orang Amerika membeli 27 jt pon tambahan sedikit blueberry dibandingkan tahun lalu.
9. Kentang
Kurangnya curah hujan telah lama dilaksanakan memaksa para petani untuk mengurangi penyetoran kentang di area dalam Inggris, sementara kentang berkulit merah bukan dapat ditemukan pada seluruh Eropa, dengan tarif kentang yang mana digunakan melambung tinggi.
Di Irlandia Utara, perubahan kondisi cuaca, khususnya cuaca kering juga mempengaruhi pasokan kentang. Meskipun permintaan kentang tetap stabil, pasokannya turun sekitar dua jt ton (4,409 jt pon) di tempat tempat Eropa pada tahun 2022, salah satu tahun terkering yang dimaksud pernah tercatat pada wilayah tersebut.
Di tempat lain, kenaikan suhu yang dimaksud menyertai permukaan laut menggerakkan petani kentang ke dataran yang tersebut digunakan lebih tinggi lanjut tinggi pada Peru, produsen kentang terbesar di area area Amerika Latin. Seorang kurator memperkirakan bahwa dalam 40 tahun, tidaklah akan ada lagi tempat untuk menyetorkan kentang pada area wilayah tersebut.
10. Jagung
Dipuji sebagai tanaman terpenting serta juga salah satu tanaman yang tersebut mana paling banyak diproduksi dalam dunia, kekurangan jagung sudah dijalankan menjadi kesulitan dalam seluruh dunia.
Di Zambia, dimana masyarakatnya bergantung pada jagung sebagai sumber makanan utama, terdapat kekurangan yang dimaksud dimaksud sangat besar pada kelompok ini, yang digunakan yang sebagian disebabkan oleh ekspor, namun tentunya juga sebab kekeringan parah lalu banjir bandang yang dimaksud mana dihadapi negara hal hal tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Kekeringan yang mana mana terburuk dalam 40 tahun terakhir juga telah terjadi terjadi mengeringkan stok jagung putih dalam tempat Tanduk Afrika, yang tersebut mencakup Ethiopia, Eritrea, Somalia kemudian Djibouti, serta Kenya, Sudan, Sudan Selatan lalu Uganda.
Di India utara, tanaman jagung mulai mengering dikarenakan genangan air dalam ladang, sementara banjir merusak jagung yang digunakan dimaksud ditanam sebagai pakan ternak pada saat panen.
11. Benih
Bukan cuma sekali makanan yang digunakan yang kita beli dalam toko kelontong, perubahan iklim juga mengancam benih yang kita beli untuk ditanam dalam rumah. Salah satu manajer perusahaan pertanian benih di area tempat AS mengatakan kepada Guardian tentang menghadapi kekeringan dalam bulan Juni selama tiga tahun terakhir, juga kemudian hujan lebat dalam tempat bulan Juli kemudian Agustus, yang tersebut dimaksud menyebabkan kegagalan panen benih selada selama bertahun-tahun berturut-turut.
Dan setelah hujan es besar, badai petir hebat, serta angin berkecepatan 120 km per jam, kolektif pertaniannya melihat untuk pertama kalinya benih gagal matang. Hal serupa juga terjadi pada seseorang petani dalam Maine, kekeringan selama bertahun-tahun yang mana dimaksud mempengaruhi benih kentangnya saat ini sudah pernah menyebabkan kondisi menjadi sangat basah. Hal ini merupakan permasalahan besar mengingat permintaan benih yang mana hal tersebut meroket menyusul kekurangan buah juga sayuran.
12. Keju
Krisis iklim akan segera terjadi pada makanan favorit Anda. Pembuat keju Perancis kesulitan memenuhi standar kualitas yang digunakan ketat dalam tempat negara itu lantaran ketidakmampuan dia itu mengikuti metode tradisional untuk menghasilkan keju berkualitas, yang mana terkena dampak perubahan iklim.
Menurut New York Times, standar beberapa keju dapat mencakup semua tahapan proses pembuatan keju, termasuk apa yang mana dimaksud dimakan juga juga dimakan hewan. Namun musim panas yang mana mana tambahan tinggi panas lalu kering merusak padang rumput, satu keju Prancis memerlukan tujuh bulan penggembalaan di tempat area padang rumput pegunungan, namun keju ini tiada lagi diproduksi sebab bukan tersedia cukup rumput untuk melakukan hal tersebut.
13. Persik
Persik merupakan tanaman yang tersebut itu sulit dibudidayakan lantaran memerlukan banyak tenaga kerja lalu sangat sensitif terhadap fluktuasi cuaca. Perubahan iklim memperburuk keadaan.
Di Amerika Selatan, misalnya pembekuan yang dimaksud dimaksud terlambat menghancurkan sekitar 70% panen buah persik dalam dalam California Selatan tahun ini, yang tersebut diikuti dengan pembekuan lain tahun lalu yang dimaksud itu mengakibatkan berkurangnya hasil panen buah persik. Negara tetangganya, Georgia, kehilangan lebih besar banyak banyak hasil panennya, dengan hanya sekali cuma 5% buah persik yang tersebut digunakan tersisa.
Situasi serupa juga terjadi di dalam dalam Eropa, dengan kekeringan dalam tempat Spanyol lalu Perancis serta banjir di area area Italia yang dimaksud dimaksud mempengaruhi panen buah persik. Pada tahun 2021, panen buah persik serta juga nektarin di dalam tempat kawasan ini merupakan yang tersebut hal itu terkecil dalam 30 tahun terakhir, dengan beberapa pertanian dalam Italia utara kehilangan 70% hasil panennya.
14. Daging serta makanan laut
Meskipun tanaman pangan dalam seluruh dunia terkena dampak perubahan iklim, daging kemudian makanan laut juga terkena dampaknya. Di Amerika Serikat, misalnya, 22 sapi tertutup akibat gelombang panas pada Nebraska, sementara para peternak dalam Oklahoma mengatakan ternak dia minum air dua kali lebih besar tinggi banyak dari biasanya untuk bertahan dari peringatan bahaya panas. Meskipun tak berakibat fatal, tekanan panas dapat mempengaruhi produksi susu juga kesuburan ternak, serta juga dapat membahayakan orang-orang yang digunakan hal itu merawat hewan kemudian peternakan tersebut.
Gelombang panas yang dimaksud hal itu terjadi dalam daratan juga terjadi dalam bawah air, dikarenakan laut menyerap 90% kelebihan panas yang dimaksud dimaksud terkait dengan pemanasan global. Sebuah penelitian menemukan bahwa ikan cod, abalon, salmon Chinook, kemudian kepiting Dungeness menderita akibat gelombang panas laut pada tahun 2013-2016, yang tersebut menghasilkan ledakan alga beracun yang mana mana menyebabkan ditutupnya perikanan kepiting Dungeness di tempat tempat California. Meskipun populasi hewan air lainnya, seperti ikan teri serta juga cumi-cumi pasar, mendapat manfaat dari gelombang panas ini.
Sementara itu dalam area Alaska, musim kepiting salju dibatalkan setelah populasi kepiting salju (miliar pada antaranya) menurun.
CNBC Indonesia Research