Jakarta,REDAKSI17.COM – Penderitaan warga Palestina pada saat ini belum berakhir. Perang antar negara Israel lalu juga Palestina hingga pada saat ini belum menemukan titik damai lalu masih menjadi ancaman bagi warga Palestina. Perang yang mana berkepanjangan ini pun memicu aksi mengkritisi dari berbagai negara, salah satunya negeri Paman Sam Amerika Serikat yang mana hal tersebut merupakan sekutu besar juga penanam modal terbesar di dalam dalam Israel.
Mahasiswa di dalam tempat Amerika Serikat (AS) sudah pernah mengorganisir demonstrasi dari kampus-kampus universitas AS untuk memprotes serangan Israel di dalam dalam Gaza, kemudian menuntut divestasi sekolah merek itu dari perusahaan-perusahaan yang dimaksud terkait dengan kampanye militer Israel.
Protes ini sudah pernah mencapai New Jersey lalu New York ketika mahasiswa dari Columbia, Princeton, Rutgers, Fordham juga New York University melakukan demonstrasi termasuk aksi duduk, pengambilalihan gedung serta perkemahan.
Foto: (via REUTERS/Jay Janner/USA Today Network)Bentrokan terjadi antara polisi serta mahasiswa dalam area Amerika Serikat (AS) yang digunakan menentang serangan Israel di tempat dalam Jalur Gaza. (via REUTERS/Jay Janner/USA Today Network) |
Demonstran yang mengikuti mengecam ini meningkat sepanjang minggu ini lantaran seseorang aktivis mahasiswa Princeton mengatakan total agregat massa yang mana dimaksud berkumpul mencapai antara 300 dan juga juga 400 orang. Ratusan orang berpartisipasi dalam perkemahan Rutgers-New Brunswick pada hari Selasa (30/4/2024) serta Rabu (1/5/2024).
Protes ini ditanggapi dengan penangkapan ratusan demonstran pro-Palestina dengan hampir 300 penangkapan dijalankan pada dalam Universitas Columbia juga juga 13 pada dalam Princeton pada Selasa. Para pengunjuk rasa dalam Universitas Columbia menduduki Hamilton Hall sebelum Departemen Kepolisian New York menyerbu masuk ke dalam gedung juga melakukan banyak penangkapan.
Penyebab Aksi Protes
Banyak aktivis serta juga organisasi mahasiswa yang mana menyerukan gencatan senjata di area dalam Gaza. Israel melanjutkan perang dalam dalam Gaza yang tersebut dimaksud mengakibatkan lebih besar tinggi dari 34.000 orang tewas, 70% pada antaranya adalah wanita juga anak-anak, menurut UN Women, sebuah organisasi PBB.
Pengeboman militer Israel terjadi sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang dimaksud menyebabkan lebih banyak banyak dari 1.200 orang tewas juga juga ratusan sandera, namun mengecam menunjukkan bahwa serangan balik hal itu mencapai tingkat yang tersebut bukan ada proporsional kemudian bukan manusiawi.
Para mahasiswa tak cuma menganjurkan gencatan senjata, namun merekan juga menyerukan universitas-universitas untuk berhenti mendanai perusahaan-perusahaan yang digunakan itu mengambil keuntungan dari atau terlibat dalam kampanye militer juga juga pendudukan Israel yang dimaksud yang sedang berlangsung.
Organisasi mahasiswa seperti Students for Justice in Palestine at Rutgers-New Brunswick (SJP Rutgers-NB), menyerukan universitas merek untuk mengakhiri kemitraan merekan dengan Universitas Tel Aviv pada area Israel.
Kelompok yang tersebut dimaksud mengadakan perkemahan di tempat dalam kampus itu memasang poster pada tempat luar Murray Hall yang digunakan yang disebut bertuliskan, “Universitas Tel Aviv menyandera 73 jenazah warga Palestina. Investasi menciptakan kematian.”
Seiring dengan gencatan senjata serta juga divestasi universitas-universitas Israel serta juga perusahaan-perusahaan yang tersebut itu memperkuat militer Israel, banyak membantah mahasiswa yang dimaksud dimaksud menyerukan apa yang dimaksud digunakan dia sebut “pembebasan Palestina” kemudian diakhirinya pendudukan Israel. Mirip dengan mengecam yang mana terjadi pada dalam Teaneck pada Maret, para mahasiswa menyerukan diakhirinya pemukiman Israel pada dalam Tepi Barat, yang dimaksud hal tersebut dianggap ilegal oleh organisasi internasional.
Beberapa anggota fakultas mengupayakan berunjuk rasa mahasiswa ini. Banyak profesor Universitas Columbia mengecam universitas itu oleh sebab itu melibatkan polisi pada Selasa malam dalam mengganggu perkemahan mahasiswa.
Protes lalu demonstrasi mahasiswa pro-Palestina akan berlanjut minggu ini di dalam dalam seluruh negeri AS juga dalam area New Jersey dikarenakan konflik masih terjadi di area dalam Timur Tengah.
Pro Mahasiswa dan Bidden
Seiring dengan pemerintahan Presiden Joe Biden yang dimaksud dimaksud terus membantu Israel, presiden Amerika Serikat (AS) itu semakin menjadi fokus kritik dari kaum muda. Menurut jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan generasi muda Amerika terhadap Biden telah terjadi terjadi berkurang sejak 2020.
Dengan Biden yang mana tertinggal tipis dari Donald Trump dalam area beberapa negara bagian utama, hal ini merupakan sebuah blok pemungutan ucapan yang dimaksud tak akan dapat dikalahkan oleh presiden.
“Ancaman nyata bagi Biden adalah pemilih muda, terutama yang dimaksud hal tersebut berpendidikan perguruan tinggi, tidaklah akan memilih dia dalam pemilu,” ujar Jonathan Zimmerman, profesor sejarah institusi belajar di tempat dalam University of Pennsylvania.
“Saya tidaklah menyangka para pengunjuk rasa pada kampus-kampus saat ini akan memilih Trump, hampir tak ada satupun yang digunakan akan memilih Biden. Bukan itu bahayanya dalam dalam sini. Bahayanya sangat tambahan sederhana: mereka itu tidaklah mau memilih Biden.”
Jumlah pemilih yang digunakan digunakan berpartisipasi mampu menjadi kunci bagi Biden untuk memenangkan pilpres pada bulan November mendatang, mengingat kesetiaan pendukung Trump, juga ada tanda-tanda bahwa cara Biden menangani situasi dalam dalam Gaza sudah kehilangan dukungannya.
Di Wisconsin, yang dimaksud dimenangkan Biden dengan semata-mata 21.000 ucapan pada tahun 2020, tambahan dari 47.000 orang memilih “tidak diberi instruksi” dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dalam area negara bagian itu, sebagai menentang terhadap dukungan pemerintah terhadap Israel.
Hal ini terjadi setelah tambahan dari 100.000 pemilih dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dalam tempat Michigan memberikan kata-kata merekan untuk “tidak berkomitmen”. Biden memenangkan negara bagian yang mana disebut semata-mata dengan 154.000 pendapat empat tahun lalu.
Biden menang dalam tempat Pennsylvania dengan selisih yang dimaksud dimaksud serupa kecilnya, kemudian rata-rata jajak pendapat menunjukkan bahwa dia saat ini tertinggal dari Trump pada negara bagian tersebut, meskipun selisihnya kurang dari dua poin. Protes dalam kampus Universitas Pennsylvania juga juga Universitas Pittsburgh mungkin menciptakan tim kampanye Biden khawatir.
Pada bulan April, jajak pendapat Harvard menemukan bahwa Biden mengungguli Trump dengan selisih delapan poin persentase dalam tempat antara kelompok usia 18 hingga 29 tahun, turun dari keunggulan 23 poin yang dimaksud dimiliki Biden pada titik yang mana hal tersebut serupa pada tahun 2020.
Dalam survei yang dimaksud hal itu sama, 51% anak muda measyarakat Amerika mengatakan merek itu mengupayakan gencatan senjata permanen di dalam area Gaza, sementara hanya saja sekadar 10% yang tersebut digunakan mengatakan merekan menentangnya, dan juga juga sisanya bukan peduli.
CNBC Indonesia Research

Foto: (via REUTERS/Jay Janner/USA Today Network)



