Jakarta,REDAKSI17.COM – Sejumlah ilmuwan mencoba merekonstruksi sejarah perkotaan Yerusalem. Caranya dengan menggunakan penanggalan radiokabron serta juga pengukuran radiokarbon atmosfer serta cincin pohon.
Rekonstruksi ini dituliskan dalam jurnal berjudul ‘Radiocarbon Chronology of Iron Age Jerusalem Reveals Calibration Offsets and Architectural Developments’.
Namun ini juga mendapat tantangan adanya dataran tinggi Hallstat. Adanya campuran sinar kosmik kemudian atmosfer mengganggu pengaplikasian penanggalan radiokarbon.
Ini menyebabkan penanggalan bukan menunjukkan usia spesifik. Namun memberikan dengan waktu yang mana lebih banyak tinggi luas.
Hal itu akhirnya menciptakan para ilmuwan juga mengandalkan teks alkitab serta sejarah. Selain juga mempelajari tembikar kemudian mengumpulkan banyak bukti dengan pengukuran radiokarbon.
Salah satu ilmuwan juga direktur Scientific Archeology Unit Weizmann, Elisabetta Boaretto mengatakan sampel yang dimaksud mana dikumpulkan berhasil diidentifikasi. Para ilmuwan berhasil melakukan lebih tinggi lanjut dari 100 pengukuran radiokarbon pada unsur organik.
Boaretto menjelaskan Yerusalem merupakan kota yang dimaksud hidup. Selain juga merupakan kota yang digunakan digunakan terus dibangun kembali juga juga bukti arkeologinya tersebar.
“Namun terlepas dari tantangan, proyek berlapis serta juga daratan tinggi Hallstatt, kami mampu jadi menyusun kronologinya selama Zaman Besi,” jelasnya dikutip dari Jerussalem Post.
Dari penanggalan didapatkan dua peristiwa. Salah satunya saat Babilonia menghancurkan Yerusalem tahun 586 SM serta genpa Bumi abad ke-8.
